Minggu, 12 Oktober 2025

AS dan Tiongkok Berseteru di PBB Perihal Otonomi Hong Kong

Amerika Serikat dan China bersitegang perihal Hong Kong di PBB pada Rabu (27/5/2020) lalu.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
Sputnik News
Presiden Tiongkok Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) 

"Tiongkok mendesak AS untuk segera menghentikan politik kekuasaannya dan praktik-praktik intimidasi," kata Zhang.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada Rabu lalu mengatakan kepada Kongres, Hong Kong tidak lagi memenuhi syarat untuk status khususnya di bawah hukum AS.

Menurutnya, kini Hong Kong tidak lagi otonom dari China.

Sehingga kota ini berpotensi kehilangan status perdagangan khusus dengan Negeri Paman Sam.

"Tidak ada orang yang beralasan yang dapat menyatakan hari ini, Hong Kong mempertahankan otonomi tingkat tinggi dari China, mengingat fakta di lapangan," katanya, dikutip dari CBS News

Baca: Beijing akan Berlakukan UU Keamanan Hong Kong Tanpa Penundaan

Baca: Polisi Hong Kong Tembakkan Gas Air Mata ke Ribuan Orang yang Turun ke Jalan di Tengah Pandemi Corona

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo  memberikan kesaksian pada sidang Komite Luar Negeri Dewan di Capitol Hill di Washington, DC
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo memberikan kesaksian pada sidang Komite Luar Negeri Dewan di Capitol Hill di Washington, DC (Carolyn Kaster / AP Foto)

Pernyataan Pompeo datang ketika protes pro-demokrasi meletus di Hong Kong sebagai tanggapan atas undang-undang keamanan nasional Beijing yang baru-baru ini diusulkan, yang akan melarang pengkhianatan, pemisahan diri, penghasutan dan subversi di Hong Kong.

Pompeo pekan lalu memperingatkan, undang-undang baru itu akan membunuh otonomi Hong Kong.

Legislatif China diperkirakan akan menyetujui undang-undang baru itu pada Kamis dan pembatasan segera berlaku setelah Agustus.

"Hong Kong dan orang-orangnya yang dinamis, giat, dan bebas telah berkembang selama beberapa dekade sebagai benteng kebebasan, dan keputusan ini tidak memberi saya kesenangan."

"Tetapi pembuatan kebijakan yang baik membutuhkan pengakuan akan kenyataan," kata Pompeo.

"Sementara Amerika Serikat pernah berharap, Hong Kong yang bebas dan makmur akan memberikan model bagi Cina yang otoriter, sekarang jelas, China menjadi contoh bagi Hong Kong," tambahnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved