Sabtu, 16 Agustus 2025

Rusuh di Amerika Serikat

Pria Kulit Hitam Tewas Tertembak saat Demo Bela George Floyd, Dikenal Baik dan Sering Bagi Makanan

Pria kulit hitam bernama David McAtee (53) tewas tertembak dalam demo membela George Floyd, di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Minggu

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Sri Juliati
Walt and Marshae Smith/westofninth.com
Pria kulit hitam bernama David McAtee (53) tewas tertembak dalam demo membela George Floyd, di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Pria kulit hitam bernama David McAtee (53) tewas tertembak dalam demo membela George Floyd di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020).

Dikutip Tribunnews.com dari courier-journal.com, sosok McAtee dikenal baik di mata keluarga serta lingkungan sekitarnya.

Hingga kini, masih dilakukan penyelidikan siapa yang menembak McAtee hingga tewas, apakah pihak kepolisian atau Garda Nasional.

Ibunda McAtee, Odessa Riley menyebut, putranya dijuluki pilar masyarakat karena kerap membantu sesama.

McAtee yang memiliki bisnis barbekyu Yaya's BBQ juga disebut kerap memberi makanan gratis kepada polisi dan warga sekitar.

"Dia meninggal sebagai legenda yang hebat. Dia adalah orang yang baik. Semua orang di sekitarnya akan bilang begitu," ujar Riley.

Riley juga menegaskan tak mungkin putranya berbuat rusuh sehingga membahayakan nyawanya sendiri.

Baca: Pria Kulit Hitam Tertembak dalam Demo Bela George Floyd, Jenazah Dibiarkan di Jalan hingga 12 Jam

Baca: Adik George Floyd Minta Pendemo Berhenti Menjarah: Itu Tidak akan Membuat Kakakku Kembali

"Putraku tidak melukai siapapun. Dia tidak melakukan apa-apa," tegasnya.

Masyarakat mengenal McAtee sebagai pria baik yang pandai memasak.

Menurut orang-orang, McAtee sering bergabung dalam acara warga setempat untuk membantu memasak di sana.

"McAtee membantu kami saat acara Hari California selama 15 tahun, atau mungkin lebih," ujar Greg Cotton.

"Dia adalah orang yang mau merelakan waktu dan semua makanannya. Orang-orang bebas datang dan mengambil makanan tanpa dia mintai bayaran karena itu (kebaikannya) memang untuk warga sekitar," terangnya.

Ibunda McAtee dan sepupunya juga menyebut McAtee kerap memberi makanan gratis pada anggota polisi yang bertugas.

"Dia memberi makan mereka (polisi) gratis," ujar Riley.

"Anakku adalah orang yang baik. Semua yang dia lakukan di warung barbekyunya adalah untuk membiayai hidupnya dan keluarganya."

Baca: Terrence Floyd Minta Para Pengunjuk Rasa Berhenti Menjarah: Tak Akan Bawa George Floyd Kembali

Baca: Pensiunan Polisi Tewas Ditembak Penjarah saat Demo Bela George Floyd, Terekam dalam Facebook Live

"Dan kini mereka (aparat) datang dan membunuh putraku," imbuhnya.

Tak hanya dikenal di kalangan warga saja, McAtee juga dikenal baik oleh Presiden Dewan Metro David James.

James menyebut McAtee sangat peduli terhadap warga sekitar.

"Dia adalah orang yang baik hati," ujar James.

"Dia percaya kepada lingkungannya. Dia cinta kotanya, cinta warganya, cinta memasak, senang membuat orang lain bahagia dengan humornya. Dia orang yang hebat," ucap James.

Sejumlah demonstran berlutut dan mengangkat tangan saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna
Sejumlah demonstran berlutut dan mengangkat tangan saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna (AFP/Chandan Khanna)

Jenazah McAtee Dibiarkan di Jalan 12 Jam

Dikutip Tribunnews.com dari theintercept.com, McAtee disebut terbunuh oleh aparat keamanan dalam demo yang ricuh.

Pada Senin (1/6/2020) malam, jenazah McAtee masih tergeletak di jalan, sehingga sudah lebih dari 12 jam ia dibiarkan saja.

Ia menjadi korban tewas ketika aparat kepolisian dan Garda Nasional menembaki demonstran yang berkumpul di sebuah tempat parkir.

Para pendemo menyebut pihak mereka tidak sedang ricuh ketika polisi tiba di tempat demo.

Sementara pihak kepolisian mengklaim mereka hanya membalas tembakan dari para demonstran.

Gubernur Kentucky, Andy Beshear menyebut belum bisa dipastikan McAtee tertembak oleh polisi Lousville atau Garda Nasional.

Wali Kota Louisville Greg Fischer menyebut pihak polisi belum mengaktifkan kamera tubuh dalam kericuhan itu sehingga sulit dilacak.

Namun, Kepala Polisi Steve Conrad dipecat sebagai buntut kematian McAtee.

Kini kematian McAtee masih dalam penyelidikan.

Baca: Tak Mau Dijarah saat Demo Bela George Floyd, Pemilik Toko Minuman Gunakan Senapan Militer M16

Pendemo Tewas Tertembak di Nebraska

Seorang pemilik bar berkulit putih di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat menembak seorang demonstran kulit hitam pembela George Floyd hingga tewas.

Namun, pemilik bar bernama Jake Gardner kini dinyatakan bebas dari hukuman.

Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, pengacara daerah setempat, Donald Kleine menyebut penambakan yang dilakukan Gardner bukan merupakan kesengajaan.

Penembakan yang menewaskan James Scurlock itu dinilai sebagai aksi bela diri karena kondisi yang mendesak.

Keputusan ini diungkapkan oleh Kleine dalam keterangan persnya akhir Mei 2020.

Dalam keterangannya, Kleine menunjukkan video detik-detik penembakan yang dilakukan Gardner kepada Scurlock.

Dalam video itu, tampak Gardner berada di luar bar miliknya dan cekcok dengan sekelompok pendemo.

Gardner mundur untuk menghindari pertikaian itu hingga ia tak bisa bergerak.

Cekcok tetap berlanjut antara Gardner dan Scurlock hingga pemilik bar itu menembak Scurlock hingga tewas.

Gardner sempat ditahan di markas besar polisi di Omaha pada Sabtu (30/5/2020) malam dan bebas pada Minggu (31/5/2020) malam.

Pihak berwenang pun menyadari dengan Gardner yang tidak dihukum, maka akan memancing aksi protes semakin parah di daerah itu.

Maka dari itu, pihak berwenang memberlakukan jam tutup usaha lebih awal untuk menghindari kerusuhan.

(Tribunnews.com/Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan