Senin, 18 Agustus 2025

Siapa Edward Colston? Patung yang Dirobohkan saat Demo Kematian George Floyd di Inggris

Inilah sosok Edward Colston, seorang pedagang budak yang patungnya dirobohkan saat demo kematian George Floyd di Inggris.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
Tangkapan Layar YouTube Evening Standard
Inilah sosok Edward Colston, seorang pedagang budak yang patungnya dirobohkan saat demo kematian George Floyd di Inggris. 

TRIBUNNEWS.COM - Inggris tengah ramai dengan adanya aksi perobohan patung Edward Colston di Bristol.

Perobohan patung Edward Colston ini menyusul dengan aksi protes terhadap kematian George Floyd beberapa waktu yang lalu.

Lalu, siapa sebenarnya Edward Colston yang patungnya dirobohkan dan dibuang ke sungai oleh pengunjuk rasa?

Dikutip dari The Guardian, Edward Colston merupakan seorang pedagang budak terkenal di Inggris.

Baca: Setelah Pembunuhan George Floyd, Dewan Kota Minneapolis Ingin Bubarkan Kepolisian

Baca: Mantan Wapres Joe Biden akan Temui Keluarga George Floyd, Tolak Dikawal agar Tak Ganggu Pemakaman

Patungnya yang berbahan dasar perunggu dengan tinggi 5,5 meter ini, berdiri di Colston Avenue sejak 1895 sebagai peringatan untuk karya-karya filantropisnya.

Meskipun lahir di Bristol pada 1636, Edward Colston tidak pernah tinggal di sana sebagai orang dewasa.

Semua perdagangan budaknya dilakukan di luar Kota London.

Colston tumbuh dalam keluarga pedagang kaya di Bristol dan setelah pergi ke sekolah di London, ia membuktikan dirinya sebagai pedagang yang sukses di bidang tekstil dan wol.

Pada 1680, ia bergabung dengan perusahaan Royal African Company (RAC) yang memonopoli perdagangan budak Afrika Barat.

Secara resmi dipimpin oleh saudara Raja Charles II yang kemudian naik takhta sebagai James II.

Baca: Sempat Ditegur Wali Kota Washington DC, Trump Tarik Tentara Nasional dari Lokasi Demo George Floyd

Baca: Pengantin Gelar Pernikahan di Tengah Demo Bela George Floyd, Massa Ikut Bersorak dan Abadikan Momen

Perusahaan mencap budak - termasuk wanita dan anak-anak - dengan inisial RAC di dada mereka.

Dipercaya, Colston telah menjual sekitar 100.000 orang Afrika Barat di Karibia dan Amerika antara tahun 1672 dan 1689.

Melalui perusahaan RAC inilah, Colston menghasilkan sebagian besar kekayaannya, menggunakan keuntungan untuk beralih ke peminjaman uang.

Dia menjual sahamnya di perusahaan kepada William, Prince of Orange, pada 1689.

Colston kemudian mulai mengembangkan reputasi sebagai filantropis yang menyumbang untuk kegiatan amal seperti sekolah dan rumah sakit di Bristol dan London.

Orang-orang berkumpul dalam aksi protes atas kematian George Floyd, di Trafalgar Square pada 31 Mei 2020 di London, Inggris.
Orang-orang berkumpul dalam aksi protes atas kematian George Floyd, di Trafalgar Square pada 31 Mei 2020 di London, Inggris. (Ilyas Tayfun Salci / ANADOLU AGENCY / Anadolu Agency via AFP)

Baca: Sebelum Bunuh George Floyd, Mantan Polisi Derek Chauvin Sempat Diperingatkan Rekannya

Baca: Pemakaman George Floyd, Cerita Keluarga Mengenang Hidupnya hingga Wali Kota Minneapolis Berlutut

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan