Minggu, 28 September 2025

Donald Trump Menduga Lansia yang Didorong Polisi hingga Kepalanya Berdarah Adalah ANTIFA

Presiden AS, Donald Trump menyebarkan teori konspirasi tentang pria lanjut usia yang beberapa hari lalu didorong polisi hingga kepalanya berdarah.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Twitter/@WBFO
video menunjukkan seorang pria lansia kulit putih pendukung George Floyd yang didorong oleh polisi hingga terjatuh ke belakang. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Donald Trump menyebarkan teori konspirasi pada Selasa (9/6/2020) tentang pria lanjut usia yang beberapa hari lalu didorong polisi hingga kepalanya berdarah.

Dalam cuitannya itu, Trump mengatakan pria tersebut adalah provokator ANTIFA.

"Pemrotes Buffalo yang didorong oleh polisi bisa jadi provokator ANTIFA."

"Martin Gugino yang berusia 75 tahun diusir setelah muncul untuk memindai komunikasi polisi untuk mematikan peralatan," cuit Trump, Selasa pagi lalu dikutip dari Vox

Diketahui sejak didorong polisi saat melakukan protes di New York, Gugino masih dalam kondisi kritis.

Tulisan Trump yang telah di-retweet dan disukai ratusan ribu orang ini lantas dibalas dengan rentetan kritikan.

Salah satu akun mengunggah cuitan seseorang yang bercerita tentang sosok Martin Gugino.

Dalam tangkap layar Twitter @JamesMartinSJ itu terungkap bahwa Gugino adalah aktivis dan relawan di komunitas Katolik.

Dimana komunitas ini bergerak dalam misi menciptakan keadilan dan kedamaian.

Namun pernyataan Trump ini merujuk pada video viral saat Gugino tertabrak sejumlah polisi Buffalo saat ingin mengendalikan protes.

Setelah didorong seorang perwira, Gugino jatuh terlentang dan kepalanya terbentur trotoar.

Terlihat kepala atau telinganya mengeluarkan darah, sementara para polisi hanya berjalan mengabaikannya.

Video itu menambah kegeraman publik AS yang saat itu tengah gerah dengan kebrutalan polisi terhadap komunitas Afrika-Amerika.

Sejumlah protes bahkan berujung pada kekerasan polisi hingga menyebabkan penembakan dan penangkapan di Atlanta dan Louisville.

Sementara itu, dua perwira yang diduga mendorong tubuh tua Gugino adalah Aaron Torgalski dan Robert McCabe.

Baca: Sejumlah Anggota Garda Nasional AS Positif Corona setelah Amankan Demo George Floyd

Baca: Capres AS Joe Biden Didesak Pilih Wanita Kulit Hitam sebagai Cawapres, Ini Kata Penasihat

video menunjukkan seorang pria lansia kulit putih pendukung George Floyd yang didorong oleh polisi hingga terjatuh ke belakang.
video menunjukkan seorang pria lansia kulit putih pendukung George Floyd yang didorong oleh polisi hingga terjatuh ke belakang. (Twitter/@WBFO)

Keduanya ditangkap pada Sabtu lalu dan didakwa dengan serangan tingkat dua, namun dibebaskan tanpa jaminan.

Torgalski dan McCabe menerima banyak dukungan dari rekan-rekan mereka.

Setidaknya 57 petugas dari Departemen Tim Tanggap Darurat telah mengundurkan diri untuk memprotes penangkapan mereka.

Di sisi lain Gugino sampai saat ini masih belum sadar dan dalam kondisi yang serius.

Klaim Trump bahwa Gugino kemungkinan anti-fasis bisa jadi didasari sebuah siaran dari sayap kanan, One America News Network (OANN) yang tayang pada Selasa lalu.

Siaran itu mengutip postingan blog tentang Conservative Treehouse (CTH), yang mengklaim Gugino menggunakan trik lama ANTIFA untuk melacak pergerakan polisi ketika didorong ke trotoar.

Tulisan yang dikutip dari blog ini sejatinya tidak memiliki dasar yang kuat.

Laporan asli buatan CTH ini terlihat sepenuhnya bergantung pada dugaan, menyimpulkan bahwa Gugino berusaha menggunakan aplikasi di teleponnya untuk menyadap komunikasi polisi atas nama ANTIFA.

"Dalam video gerakan lambat ini, Anda akan melihat Gugino menggunakan telepon sebagai pemindai tangkap," tulis blogger CTH.

"Anda mungkin pernah mendengar istilah 'membaca sekilas' pada dasarnya sama."

"Awasi dia menggunakan tangan kanannya untuk memindai mic petugas pertama (kiri atas dada). Kemudian Gugino memindahkan tangannya ke sabuk komunikasi petugas kedua."

Baca: Adik Floyd Serukan Kongres AS untuk Loloskan RUU Reformasi Polisi

Baca: Sejumlah Pasukan Garda Nasional AS Positif Corona, Pengunjuk Rasa Didesak Lakukan Tes

Lagi-lagi tulisan CTH ini terasa tidak masuk akal.

Sebab siapa pun yang memiliki aplikasi penyadap di ponselnya, mungkin bisa menerima frekuensi milik polisi dapat mendengarkan komunikasi di dalamnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan