Sabtu, 6 September 2025

Virus Corona

Demi Lindungi Diri dari Virus Corona, Pria di India Habiskan Rp 58 Juta untuk Buat Masker dari Emas

Pengusaha bernama Shankar Kurhade ini mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk pembuatan masker emasnya, ia menghabiskan Rp 58 juta.

Penulis: Tiara Shelavie
Straits Times
Pengusaha bernama Shankar Kurhade ini mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk pembuatan masker emasnya, ia menghabiskan Rp 58 juta. 

TRIBUNNEWS.COM - Berbagai cara dilakukan orang-orang untuk melindungi diri dari virus corona, satu diantaranya yaitu menggunakan masker.

Model maskerpun bermacam-macam, ada masker bedah hingga masker yang terbuat dari kain.

Namun, pria asal India ini membuat masker yang berbeda dari yang dipakai sebagian besar orang.

Ia mengenakan masker dari emas.

Baca: Tolak Kenakan Masker, Wanita Ini Sengaja Batuk di Depan Bartender

Baca: Tanpa Helm dan Masker, Pria Ini Bawa Motor Curian Keluar Kompleks Perumahaan di Kota Bandung

Pengusaha bernama Shankar Kurhade ini mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk pembuatan masker emasnya.

Shankar Kurhade
Shankar Kurhade (Straits Times)

Dilansir Straits Times, ia menghabiskan dana sekitar Rp 58 juta.

Masker itu terbuat dari 60g emas asli yang bonafid.

Dibutuhkan waktu 8 hari untuk membuatnya.

Hasilnya, masker emas itu tampak sangat mewah.

"Ini masker tipis, ada pori-pori kecil yang membuat saya bernapas," ujarnya.

Meski ia bisa bernapas, Shankar mengaku ia tidak yakin semua uang yang ia keluarkan untuk pembuatan masker emas itu sepadan dengan efektivitasnya.

Rupanya, mengenakan barang-barang berlapis emas adalah kebiasaan Shankar.

Shankar Kurhade (48), menunjukkan maskernya yang terbuat dari emas di Pune, India, 4 Juli 2020.
Shankar Kurhade (48), menunjukkan maskernya yang terbuat dari emas di Pune, India, 4 Juli 2020. (Straits Times)

Ia sering meninggalkan rumah dan mengenakan perhiasan emas tak kurang dari satu kilo, yang mencakup gelang, kalung, serta satu cincin untuk setiap jari di kedua tangannya.

Di sisi lain, India saat ini mewakili negara terparah ketiga oleh Covid-19, dengan lebih dari 697.836 kasus dilaporkan dan 19.700 kematian.

Masih Tidak Percaya Masker Ampuh Saring Droplet? Ahli Mikrobiologi Membuktikannya dengan Demonstrasi

Seorang ahli mikrobiologi bernama Rich Davis melakukan demonstrasi sederhana untuk membuktikan seberapa ampuhnya penggunaan masker untuk menyaring droplets.

Rich Davis menjelaskan demonstrasinya dalam rangkaian cuitan di Twitter yang diunggah 26 Juni lalu.

Untuk demonstrasinya, Davis memegang kultur agar di depan wajahnya.

Ia kemudian bersin, bernyanyi, berbicara, dan batuk di depan kultur agar itu.

Untuk satu set pertama, Davis mengenakan masker.

Untuk set kedua, Davis tak menggunakan masker sama sekali.

Baca: Dipermalukan karena Tolak Layani Pelanggan yang Tak Pakai Masker, Barista Malah Dapat Tip Rp298 Juta

Demonstrasi Rich Davis
Demonstrasi Rich Davis (Twitter @richdavisphd)

Setelah selesai, Davis kemudian membiarkan kultur itu mengembangkan bakteri yang berasal dari droplet atau tetesan pernapasannya.

Jika ada koloni bakteri, ada indikasi droplet dari mulit Davis mendarat di kultur agar itu.

Hasilnya terlihat jelas ada perbedaan yang besar dalam jumlah droplet yang mendarat di plat itu.

Demonstrasi Rich Davis
Demonstrasi Rich Davis (Twitter @richdavisphd)

Davis juga menunjukkan keefektifan jarak pada penyebaran tetesan.

Ia berdiri pada jarak dua kaki, empat kaki, dan enam kaki dari plat kultur dan batuk dengan keras selama 15 detik dengan dan tanpa masker.

Jarak enam kaki sangat mengurangi adanya bakteri, tapi masker masih tampak lebih efektif dalam semua kasus.

Baca: Jenazah Pasien Covid-19 Diambil Paksa, Banyak Warga yang Tak Pakai Masker & APD, 8 Orang Ditangkap

Demonstrasi Rich Davis
Demonstrasi Rich Davis (Twitter @richdavisphd)

Kepada Buzzfeed, Davis mengatakan demonstrasi ini tidak menunjukkan perbedaan antara jenis masker.

Dalam thread Twitter-nya, Davis menekankan yang ia lakukan itu adalah sebuah demonstrasi, bukan eksperimen.

Selain itu, ini hanyalah seukuran satu sampel dan COVID-19 adalah virus, bukan bakteri.

Namun, Davis menyakini demonstrasi ini "pada dasarnya sama" dengan jenis masker lainnya (termasuk N95, buatan sendiri, katun, dll).

Karena pada dasarnya demonstrasi itu menunjukkan ada droplet yang keluar ketika kita ketika bicara, bernyanyi, bersin dan batuk, dan masker dapat memblokir sebagian besar droplet itu.

Baca: Fakta Baru Virus Corona, Penelitian Ungkap Angin Bisa Bawa Droplet Covid-19 hingga 6 Meter

Davis juga menyampaikan di cuitannya ada beberapa titik data tertentu yang dapat kita simpulkan dari demonstrasi, meskipun tidak secara eksplisit menunjukkannya.

Sebagai contoh, CDC telah menyatakan COVID-19 menyebar "terutama" melalui tetesan pernapasan seperti di atas.

Jadi kita dapat menyimpulkan masker kemungkinan besar akan memblokir tetesan virus itu juga.

Jadi sementara demonstrasi ini bukanlah eksperimen yang kuat tentang berbagai jenis masker dan seberapa efektif mereka terhadap COVID-19, kita bisa mendapatkan banyak data visual tentang seberapa ampuh masker untuk mengurangi transmisi tetesan secara umum.

Bahkan masker kain buatan sendiri akan lebih baik daripada tidak memakai masker sama sekali.

Singkatnya, Davis merekomendasikan masker wajah dan pelindung wajah harus menjadi bagian dari menjaga gaya hidup bersih, termasuk mencuci tangan atau bersin ke tisu.

Baca: Upaya Cegah Penularan Covid-19, Jaga Jarak Hingga Praktikkan Etika Bersin dan Batuk

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan