Kamis, 11 September 2025

Dokter Berhasil Angkat Tumor Ovarium Terbesar di Dunia, Berat Tumor Capai 50 Kilogram

Dokter di India berhasil mengangkat tumor ovarium terbesar di dunia, yang mana berat tumor tersebut mencapai 50 kilogram.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
SWNS
Tumor ovarium yang memiliki berat 50 kilogram. 

TRIBUNNEWS.COM - Para dokter di India telah berhasil mengangkat tumor ovarium yang diyakini merupakan tumor terbesar di dunia.

Pasalnya, tumor ovarium tersebut memiliki berat 50 kilogram.

Berat tumor setara dengan 45 persen dari berat badan pasien.

Dilansir Metro, pengidap tumor itu adalah seorang wanita berusia 52 tahun yang tak mau disebutkan identitasnya.

Penyakit yang diidap bermula dari berat badannya yang membengkak.

Tubuhnya membengkak hingga 106 kilogram, setara dengan berat 17 batu.

Baca: Marbot Masjid di Lahat Hanya Tinggal Tulang dan Kulit hingga Tak Bisa Bicara karena Tumor Paru-paru

Wanita itu mengeluh tidak bisa berjalan karena kakinya bengkak.

Dia juga mulai menderita anemia parah, yang membuat hemoglobinnya menurun.

Pasien tak menyangka bahwa ada tumor raksasa yang tumbuh di ovariumnya.

Lantas, ia pun menjalani operasi di Indraprastha Apollo Hospital, Delhi, India.

Dirinya harus menjalani operasi yang melelahkan untuk mengangkat tumor di ovariumnya.

Operasi membutuhkan waktu tiga setengah jam.

Tumor ovarium yang memiliki berat 50 kilogram.
Tumor ovarium yang memiliki berat 50 kilogram. (SWNS)

Dr Arun Prasad, pemimpin operasi, mengatakan dia terkejut dengan adanya tumor tersebut.

Prasad mengaku, dia belum pernah melihat kasus seperti itu selama 30 tahun karir medisnya.

"Saya belum pernah menyaksikan hal seperti ini sebelumnya selama profesi saya, lebih dari tiga dekade," ujarnya.

"Kita harus menganggapnya sebagai keajaiban, bahwa wanita itu pulih dengan baik setelah dioperasi selama lebih dari 180 menit," imbuh Prasad.

Baca: Idap Kanker Ovarium, Feby Febiola Cerita Pengangkatan Tumor di Tubuhnya

Prasad mengungkapkan, setengah dari berat pasien disebabkan oleh tumor jinak yang menekan ovariumnya.

Jika tidak segera ditangani, tumor bisa menyebabkan ovarium meledak.

Sang dokter juga mengatakan, anemia parah yang diidap pasien juga menjadi tantangan berat bagi tim ahli bedah selama operasi.

Wanita itu harus menjalani transfusi darah sebelum dokter dapat mengoperasinya.

"Tingkat hemoglobin yang rendah adalah tugas utama para dokter. Namun, kami melakukan yang terbaik, dan akhirnya berhasil," terang Prasad.

Dokter lain yang terlibat dalam operasi, Abhishek Tiwari, menyatakan, dirinya senang karena pasien membaik dengan cepat.

"Dia beruntung organ dalamnya tidak rusak. Jika tidak, tekanan seperti itu bisa berakibat fatal bagi pasien," kata Tiwari.

Prasad pun bersyukur timnya dapat mengangkat tumor ovarium sebesar 50 kilogram itu.

Dia memuji tim ahli bedahnya karena melakukan pekerjaan yang luar biasa.

"Saya melihatnya sebagai pencapaian luar biasa dari bagaimana operasi dilakukan."

"Tidak ada ruang untuk kesalahan. Setidaknya, tim melakukan upaya yang terpuji," ucap Prasad.

Pasien pun boleh dipulangkan pada Senin (24/8/2020).

Wanita 52 tahun itu diperbolehkan pulang oleh dokter, sehari setelah operasi.

Anak 2 Tahun Hidup dengan Hati dan Usus di Luar Tubuh, Organ Dalam Menggantung di Perut Sejak Lahir

Seorang gadis kecil di Cambridge, Inggris, harus hidup dengan kondisi yang tidak biasa.

Ia dilahirkan dengan organ dalam, yakni hati dan usus, berada di luar tubuhnya.

Dilansir Metro, anak berusia dua tahun itu bernama Laurel.

Laurel merupakan anak pertama dari Sean (34) dan Kelly (30).

Kelly menceritakan, ia hamil anak pertama pada Oktober 2017.

Dia dan sang suami sangat bahagia menyambut buah hati pertama, sehingga mereka melakukan USG setiap dua minggu untuk memantau perkembangan bayinya.

Namun, pada saat melakukan USG pada 12 minggu kehamilan, kabar buruk mengubah hidup pasangan tersebut.

Baca: Bayi Lahir Tanpa Tempurung Kepala, Orang Tua Bingung Cari Dana Perawatan

Hasil USG menunjukkan, organ dalam sang bayi berada di luar tubuh.

"Mereka bilang organ bayi kami ada di luar tubuh," kata Kelly.

"Aku tidak percaya itu bisa mungkin terjadi," lanjutnya.

Hasil USG Laurel Phizacklea.
Hasil USG Laurel Phizacklea. (Kelly Phizacklea/SWNS)

Dokter mengungkapkan, anak Kelly dan Sean mengalami exomphalos major.

Exomphalos major adalah suatu kondisi di mana dinding perut bayi tidak terbentuk selama kehamilan.

Umumnya, pada awal kehamilan, usus berkembang di dalam tali pusat dan kemudian biasanya bergerak di dalam perut beberapa minggu kemudian.

Pada kondisi exomphalos, organ dalam seperti lambung, hati, dan usus berada di dalam tali pusat, tetapi di luar perut.

Dokter juga meyakini, bayi Kelly memiliki kelainan bentuk tulang belakang.

Kelly pun disarankan untuk menggugurkan kandungannya.

"Kamu tidak percaya apa yang kami dengar ketika mereka menawarkan kami aborsi," ujar Kelly.

Dia juga mengungkapkan, orang-orang di sekelilingnya mendukung Kelly untuk membuat buah hati kembali.

Namun, Kelly menolak opsi aborsi yang ditawarkan.

"Saya sangat mencintai bayi ini dan kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk dia."

"Laurel adalah inspirasi sejati dan membuat kami takjub setiap hari," ucapnya.

Baca: Potret Bayi Lahir Cemberut Seolah Kesal Dikeluarkan Viral, Dokter Berusaha Membuatnya Menangis

Tiga minggu sebelum kelahiran Laurel, dokter juga menemukan exomphalos semakin berkembang.

Petugas medis memberitahu Kelly dan Sean bahwa putri mereka tidak akan bisa lahir dengan selamat.

"Kami sangat dekat (dengan persalinan) dan telah melalui begitu banyak hal."

"Mendengar itu sangat menyakitkan, tetapi mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka akan melakukan apa saja untuk menyelamatkannya, meskipun kemungkinannya sangat kecil untuk selamanya."

"Meskipun saya tahu itu sangat nyata dan menakutkan, sebagian dari diri saya selalu berpikir, 'Ini tidak akan terjadi pada saya, saya tidak akan membiarkannya'," tutur Kelly.

Pada 6 Juni 2018, ahli bedah melakukan operasi sesar klasik, yakni memotong perut Kelly secara vertikal, bukan horizontal.

Cara ini memberi dokter lebih banyak ruang untuk mengeluarkan bayi Kelly.

Sebab, mereka harus ekstra hati-hati agar tidak merusak organ luar.

Jika gagal, sang bayi akan meninggal.

Dokter juga memperingatkan Kelly dan Sean untuk tidak berharap bayi mereka bisa menangis.

Namun, yang terjadi, Laurel bayi pun menangis.

Sontak, Kelly dan Sean menjadi lega.

"Kami tahu itu jauh dari akhir, tetapi mendengar tangisannya sangat melegakan, dan sejak saat itu kami tahu dia adalah seorang pejuang," ungkap Kelly.

Laurel lahir dengan selamat.
Laurel lahir dengan selamat. (Kelly Phizacklea/SWNS)

Laurel lahir dengan berat sekitar 3,3 kilogram.

Setelah dia lahir, Laurel langsung menggunakan ventilator dan dipindahkan ke NICU.

Tujuh jam berpisah, Kelly dan Sean akhirnya bisa bertemu putri mereka untuk pertama kalinya.

"Perutnya dibalut perban. Kami tahu bahwa dia terlihat berbeda, jadi kami tidak takut sama sekali," ucap Kelly.

Kelly menggendong Laurel untuk pertama kali saat sang buah hati berumur satu bulan.

Kala itu, Laurel harus tetap dalam posisi telentang dengan exomphalos-nya, untuk menghindari komplikasi.

Potret Laurel yang kini berusia dua tahun.
Potret Laurel yang kini berusia dua tahun. (Kelly Phizacklea/SWNS)

Kini, Laurel berusia dua tahun.

Kulit telah terbentuk di sekitar organ dalamnya yang saat ini dibalut dengan perban dan menonjol di perut.

Laurel dapat makan, minum, dan pergi ke toilet seperti balita lainnya.

Selain itu, dia juga anak yang lincah.

Laurel suka melompat di sofa dan bermain di genangan air berlumpur.

Namun, orang tuanya harus mengawasinya, karena cedera pada exomphalos tidak dapat disembuhkan.

"Kami segera menyadari bahwa dia adalah bayi yang suka berpetualang, jadi kami tahu kami harus mengawasinya agar tidak merusak exomphalos-nya," kata ibu Laurel.

Saat ini, keluarga Kelly menunggu Laurel hingga berusia tiga tahun untuk dioperasi.

Sebagian besar bayi dengan kondisi tersebut memiliki organ yang dapat dimasukkan kembali ke dalam tubuh saat lahir.

Namun, karena ukuran exomphalos Laurel saat lahir sangat besar, dokter menganjurkan agar internalisasi organ dilakukan ketika Laurel berusia tiga tahun.

Jika dimasukkan ke dalam tubuh terlalu cepat, sementara tubuhnya kala itu masih kecil, diafragma tidak akan mampu mengatasi kekurangan ruang yang tiba-tiba untuk dioperasi.

Rencananya, Laurel akan menjalani operasi pada awal 2021 di King's College Hospital, London.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan