Senin, 22 September 2025

13 Wanita Dipaksa Buka Baju karena Ditemukan Bayi di Tempat Sampah Bandara, Sejumlah Wanita Tertekan

Belasan penumpang wanita dari 10 pesawat dari Doha, Qatar terpaksa menjalani pemeriksaan fisik invasif hingga menanggalkan pakaian dalam mereka.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
Digital Jungle
Ilustrasi bayi - 13 Wanita Dipaksa Buka Baju karena Ditemukan Bayi di Tempat Sampah Bandara 

TRIBUNNEWS.COM - Belasan penumpang wanita dari 10 pesawat dari Doha, Qatar terpaksa menjalani pemeriksaan fisik invasif hingga menanggalkan pakaian dalam mereka.

Pemeriksaan ini bermula dari ditemukannya bayi baru lahir di tempat sampah Bandara Hamad, Qatar pada 2 Oktober lalu.

Dikutip dari BBC, otoritas Australia mengatakan 13 warganya dan lima wanita asal negara lain tiba-tiba diturunkan dari pesawat. 

Namun tidak semua wanita itu akhirnya diperiksa.

Pasca insiden tersebut, pemerintah Qatar merilis pernyataan maaf terkait penyelidikan kepada para wanita dan mengatakan bayi itu aman dan sedang dirawat.

Menurut laporan, seorang bayi perempuan ditemukan di dalam kantong plastik.

Baca juga: Mantan Polisi Terlibat Penyelundupan Senpi Ilegal di Bandara Soekarno-Hatta

Baca juga: Ada Bayi Terlantar di Bandara, 13 Penumpang Qatar Airways Dipaksa Menjalani Pemeriksaan

Ilustrasi bayi dan bagasi
Ilustrasi bayi dan bagasi (Lonely Planet)

Mirisnya bayi itu terkubur di bawah sampah.

Petugas yang menemukan bayi itu langsung melakukan pencarian orang tua, termasuk menyelidiki penerbangan yang ada waktu bayi itu ditemukan.

"Sementara tujuan dari pencarian yang segera diputuskan adalah untuk mencegah para pelaku kejahatan mengerikan itu melarikan diri."

"Negara Qatar menyesalkan segala kesusahan atau pelanggaran terhadap kebebasan pribadi setiap pelancong yang disebabkan oleh tindakan ini," bunyi pernyataan tersebut.

Pemerintah Qatar menyatakan akan melakukan penyelidikan yang komprehensif dan transparan terkait insiden tersebut juga merilis hasilnya kepada negara lain.

Australia mengaku menerima upaya koordinasi dari Qatar dan negara lain yang warganya terdampak pemeriksaan itu.

Diketahui, adanya penyelidikan invasif terhadap 10 wanita terungkap setelah seorang penumpang tersebut menghubungi otoritas Australia.

Menteri Luar Negeri Marise Payne pada Rabu (28/10/2020) mengatakan, sejumlah wanita dalam 10 penerbangan telah menjalani pemeriksaan.

Qatar Airways
Qatar Airways (Gambar oleh Emslichter dari Pixabay)

Payne menyebut 13 orang di antaranya asal Australia, sedang yang lainnya dia tidak sebutkan asal negaranya.

Sebelumnya, media Australia mengabarkan, semua wanita dewasa yang naik pesawat dari Doha menuju Sydney diperintahkan turun.

Mereka langsung dibawa ke ambulans dan diminta melepaskan pakaian dalamnya sebelum diperiksa.

Banyak wanita yang mengaku tertekan dengan insiden itu dan mendapat bantuan kesehatan dari pemerintah Australia, cerita seorang sumber.

AFP melaporkan ada seorang wanita Prancis dalam penerbangan itu yang jadi korban pemeriksaan, dikutip dari Al Jazeera.

Para wanita itu mengatakan, mereka dibawa dari pesawat dan digeledah di dalam ambulans yang diparkir di landasan.

Pada Senin lalu, Kemenlu Australia mengatakan, laporan insiden tersebut mengindikasikan 'di luar kondisi di mana para wanita bisa memberi persetujuan tanpa paksaan dan informasi'.

Kendati demikian pihaknya menolak menyebutnya sebagai serangan seksual, sembari menunggu rincian lebih lanjut dari otoritas Qatar.

Baca juga: Peluncuran #Lambassador, MLA Kenalkan Manfaat Daging Domba Australia untuk Konsumen Indonesia

Baca juga: Mayat Bayi Ditemukan di Sungai, Kakinya Hilang Dimakan Biawak, Polisi Buru Kedua Orangtua si Bayi

Ilustrasi pelecehan seksual
Ilustrasi pelecehan seksual (Tribun Lampung/Dody Kurniawan)

Di sisi lain, politisi oposisi Australia menyebutnya pelecehan seksual.

Australia telah menyerahkan masalah ini ke polisi federal.

Sekretaris Departemen Luar Negeri Australia Frances Adamson mengatakan pada sidang Senat, seorang pejabat diplomatik Australia sedang dalam penerbangan menuju ke Sydney saat insiden itu terjadi.

Tapi dia tidak menjalani pemeriksaan dan segera melaporkan kejadian tersebut ke kementerian.

"Saya tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," kata Adamson dalam sidang tersebut.

"Ini bukan, menurut standar apa pun, perilaku normal dan Qatar menyadari, tidak ingin hal itu terjadi lagi," tambahnya.

Dalam pernyataannya, Qatar mengatakan akan berkomitmen memastikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para penumpang.

Bandara Internasional Hamad Doha tetap terbuka sebagai pusat transit utama untuk perjalanan internasional di tengah pandemi.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan