Jumat, 15 Agustus 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Joe Biden atau Donald Trump yang Menang Pilpres AS 2020, Iran Tak Masalah: Bukan Urusan Kami

Pemimpin Tertinggi Iran mengejek Pilpres Amerika pada Selasa (3/11/2020) malam waktu setempat, dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Al Jazeera
Ayatollah Ali Khamenei. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran mengejek Pilpres Amerika pada Selasa (3/11/2020) malam waktu setempat, dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Ayatollah Ali Khamenei mengutip klaim tak berdasar Presiden Donald Trump soal pemilu AS saat Teheran tengah memperingati krisis sandera Kedutaan Besar AS 1979.

Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak masalah apabila Trump menang lagi, atau malah Biden yang menjadi presiden baru AS.

Selama empat tahun pemerintahan Trump, Iran mendapat tekanan besar darinya.

Trump berhasil melumpuhkan ekonomi Iran dan menghentikan penjualan minyak mentahnya ke luar negeri.

Sementara itu, Biden mengatakan dia akan mempertimbangkan untuk memasukkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia, memberikan bantuan yang mungkin untuk wilayah Iran yang terkepung.

Baca juga: Penghitungan 80 Ribu Surat Suara Pilpres AS Tertunda di Georgia, Pipa dan Software Pecah

Baca juga: Hasil Pilpres Amerika: Biden Unggul 238 Electoral Votes & Trump 213 Tapi Mendominasi 6 Negara Bagian

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, melambaikan tangan setelah memberikan suaranya pada pemilihan parlemen di tempat pemungutan suara di Teheran. Iran. Jum'at (21/02/2020). Warga Iran mulai memberikan suara dalam pemilihan parlemen yang konservatif diperkirakan akan mendominasi , memanfaatkan kemarahan publik terhadap Presiden konservatif moderat Hassan Rouhani karena ekonomi yang hancur, korupsi dan berbagai krisis. (KHAMENEI.IR/AFP PHOTO/HO/IRANIAN PRESIDENCY)
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, melambaikan tangan setelah memberikan suaranya pada pemilihan parlemen di tempat pemungutan suara di Teheran. Iran. Jum'at (21/02/2020). Warga Iran mulai memberikan suara dalam pemilihan parlemen yang konservatif diperkirakan akan mendominasi , memanfaatkan kemarahan publik terhadap Presiden konservatif moderat Hassan Rouhani karena ekonomi yang hancur, korupsi dan berbagai krisis. (KHAMENEI.IR/AFP PHOTO/HO/IRANIAN PRESIDENCY) (AFP/-)

"Kalau melihat situasi mereka sendiri, menarik untuk disimak."

"Presiden petahana, yang seharusnya mengadakan pemilu, mengatakan ini adalah pemilu AS yang paling dicurangi sepanjang sejarah," kata Khamenei, dikutip dari Associated Press

Menurutnya, Trump tidak mempercayai bahwa masing-masing negara bagian AS menjalankan pemungutan suara.

"Siapa yang bilang ini? Presiden duduk yang mengatur pemilihannya sendiri."

"Lawannya mengatakan Trump bermaksud curang secara luas. Ini adalah demokrasi Amerika," tambah Khamenei.

Menurutnya, apapun hasil pemungutan suara, bukan menjadi urusan Iran.

"(Apapun hasil Pilpres AS) bukan urusan kami, artinya tidak akan memengaruhi kebijakan kami sama sekali."

"Kebijakan kami jelas dan diperhitungkan dengan baik dan orang yang datang dan pergi tidak akan berdampak apa pun."

Sebagai Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (81) berkuasa atas keputusan akhir semua permasalahan negara.

Dia menyetujui kesepakatan nuklir, membuat Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Namun, Trump malah mundur dari kesepakatan itu pada 2018 silam.

Dia mengeluhkan bahwa kesepakatan tidak membahas program rudal balistik Iran atau kebijakan regionalnya.

(COMBO) Kombinasi gambar yang dibuat pada 22 Oktober 2020 ini menunjukkan Presiden AS Donald Trump (kiri) dan kandidat Presiden dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden saat debat terakhir presiden di Belmont University di Nashville, Tennessee, pada 22 Oktober 2020 .
(COMBO) Kombinasi gambar yang dibuat pada 22 Oktober 2020 ini menunjukkan Presiden AS Donald Trump (kiri) dan kandidat Presiden dari Partai Demokrat dan mantan Wakil Presiden AS Joe Biden saat debat terakhir presiden di Belmont University di Nashville, Tennessee, pada 22 Oktober 2020 . (JIM WATSON, Brendan Smialowski / AFP)

Baca juga: Pilpres Amerika Serikat: Warga Latin Lebih Pilih Donald Trump

Baca juga: Sosok Jill Biden, Istri Capres AS Joe Biden yang Tak Banyak Orang Tahu, Ternyata Mantan Model

Iran kemudian menarik diri dari semua batasan yang disepakati dengan AS, meskipun Teheran masih mengizinkan inspektur PBB mengakses situs nuklir.

Foto-foto satelit menunjukkan mereka sekarang memulai pekerjaan konstruksi baru di situs nuklir Natanz, yang menjadi sasaran serangan sabotase yang dilaporkan pada Juli.

Khamenei berbicara ketika pandemi virus korona memaksa pihak berwenang untuk membatalkan rencana peringatan pengambilalihan Kedutaan Besar AS di Teheran pada 4 November 1979 silam.

Insiden itu memulai krisis sandera selama 444 hari dan masih memengaruhi hubungan AS-Iran hingga hari ini.

Anti-Amerikanisme tetap menjadi landasan kebijakan Iran, lebih dari empat dekade setelah pengambilalihan.

"Kerajaan seperti itu tidak akan bertahan lama. Jelas bahwa ketika sebuah rezim mencapai titik ini, ia tidak akan hidup lebih lama dan akan dihancurkan," kata Khamenei tentang Amerika.

"Tentu saja, beberapa dari mereka jika mereka menjabat akan menghancurkan Amerika lebih cepat, dan beberapa lainnya jika terpilih akan menyebabkan Amerika dihancurkan sebentar lagi," tambahnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan