Sabtu, 15 November 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Trump Kalahkan Rekor Suara Populer Obama, Perkuat Spekulasi Pencalonan 2024 Jika Kali Ini Kalah

Donald Trump telah mengalahkan rekor suara populer Barack Obama yang dipecahkannya 12 tahun lalu sebagai presiden yang meraih suara terbanyak

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Instagram @realdonaldtrump
Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Donald Trump telah mengalahkan rekor suara populer Barack Obama yang dipecahkannya 12 tahun lalu sebagai presiden yang meraih suara terbanyak dalam sejarah Amerika Serikat, sebelum Joe Biden.

Seperti yang dilansir Newsweek, Donald Trump telah memperoleh 69.538.777 suara saat ini, menurut Associated Press.

Jumlah itu melampaui 69.498.516 suara Obama pada tahun 2008 lalu.

Namun, Biden berhasil mencatat lebih banyak, dengan rekor 73.303.957 suara per Kamis (5/11/2020) malam waktu setempat.

Partai Demokrat sebagian besar menganggap pemilu 2020 sebagai referendum pada masa jabatan pertama Trump.

Baca juga: Joe Biden Pecahkan Rekor Obama untuk Suara Terbanyak yang Pernah Diberikan kepada Calon Presiden AS

Baca juga: Hasil Pilpres Amerika: Joe Biden Minta Pendukungnya untuk Sabar meski Yakin Menang

Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat terakhir Make America Great Again pada kampanye Presiden AS 2020 di Bandara Internasional Gerald R. Ford 3 November 2020, di Grand Rapids, Michigan.
Presiden AS Donald Trump berbicara dalam rapat terakhir Make America Great Again pada kampanye Presiden AS 2020 di Bandara Internasional Gerald R. Ford 3 November 2020, di Grand Rapids, Michigan. (Brendan Smialowski / AFP)

Demokrat "menghukumnya" karena tidak becus menangani pandemi yang telah menewaskan lebih dari 230.000 orang di Amerika serta memicu resesi terdalam sejak Great Depression.

Selain itu, Donald Trump sempat dimakzulkan tahun lalu atas tuduhan mencoba menyalahgunakan kekuasaan untuk memaksa pemerintah Ukraina menggali informasi pribadi Biden, meskipun saat itu ia akhirnya dibebaskan senat.

Setelah itu, Trump menghadapi liputan media yang negatif tentang karakter, perilaku, dan kebijakannya selama masa jabatannya.

Banyaknya kritik soal politik, ekonomi, membuat pakar berbicara tentang penolakan Trump secara drastis.

Meski begitu, bahwa Trump kini meraih suara populer lebih banyak dari yang ia dapatkan empat tahun lalu, memperkuat spekulasi pencalonan dirinya pada Pilpres 2024 mendatang, jika ia kalah saat ini.

Namun, kasus seperti itu terbilang jarang.

Biasany,a presiden menjabat dua periode berturut-turut.

Hanya ada satu presiden yang dipilih untuk masa jabatan kedua tidak berturut-turut, yaitu Grover Cleveland pada tahun 1893.

Menurut jajak pendapat baru-baru ini, banyak Partai Republik akan mendukung Trump untuk mencoba memenangkan Pilpres pada tahun 2024.

Jajak pendapat Washington Examiner / YouGov terhadap 1.200 pemilih terdaftar yang disurvei 30 Oktober menanyakan responden apa yang Trump lakukan jika dia kalah tahun ini.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved