Setelah membisu beberapa waktu, China akhirnya kirim ucapan selamat untuk Joe Biden
China akhirnya mengirim ucapan selamat kepada Joe Biden, yang diproyeksikan memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat, setelah diam selama
"Saya menanti-nantikan kerja sama di masa depan dengan Presiden Biden," kata Merkel pada Sabtu (07/11).
"Persahabatan trans-Atlantik kami tidak tergantikan jika kami ingin mengatasi tantangan-tantangan besar di sekarang ini."
Tak lupa, Merkel, pemimpin perempuan pertama di Jerman, menekankan bahwa Kamala Harris tercatat sebagai wakil presiden perempuan terpilih pertama di AS.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mencuit ucapan selamatnya. "Kita menghadapi banyak tantangan dewasa ini. Mari bekerja bersama-sama".
Dari Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson juga menyampaikan selamat kepada Joe Biden kemenangannya dalam pemilihan presiden AS dan kepada Kamala Harris atas pencapaiannya, seraya menekankan pentingnya hubungan Inggris-AS.
"Amerika Serikat adalah sekutu paling penting kami dan saya menanti-nantikan bekerja erat dalam masalah-masalah prioritas bersama,mulai dari perubahan iklim hingga perdagangan dan keamanan."
Sedangkan pemimpin Partai Buruh dan pemimpin oposisi Inggris, Keir Starmer mengatakan Biden melakukan kampanye berlandaskan "nilai-nilai yang sama-sama dianut di Inggris - kesopanan, integritas, belas kasih dan kekuatan".
Perdana Menteri Irlandia Micheál Martin menyebut Demokrat, partai yang mengusung Biden, sebagai "kawan sejati bagi bangsa ini". Nenek moyang Biden berasal dari Irlandia.
Tak semua pemimpin dunia ucapkan selamat
Ketika sebagian besar pemimpin dunia memberikan sambutan hangat atas kemenangan Biden, reaksi dingin disampaikan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei.
Ayatollah Khamenei mengejek demokrasi ala Amerika Serikat dengan mengatakan, "Situasi di AS dan apa yang mereka katakan sendiri tentang pemilu adalah pertunjukkan besar! Ini adalah contoh dari wajah buruk demokrasi liberal di AS."
"Terlepas dari hasilnya, satu hal benar-benar jelas yaitu kemunduran politik, sipil, dan moral dari rezim AS."
Adapun Perdana Menteri Slovenia Janez Janša, yang awal pekan ini tercatat sebagai salah satu segelintir pemimpin dunia yang secara terbuka mendukung Presiden Trump - dengan mengatakan presiden petahana telah memenangi pemilihan ketika penghitungan suara masih berlangsung - sejauh ini diam.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador berkata masih terlalu dini untuk mengucapkan selamat. Ia ingin mengunggu semua "masalah hukum" diselesaikan, merujuk pada gugatan hukum yang diajukan tim kampanye Trump, atas tuduhan ketidakberesan dalam penghitungan suara. Trump belum memberikan bukti atas klaim tersebut.
"Kami akan berhati-hati," kata sang presiden kepada wartawan pada hari Sabtu (07/11).
"Kami tidak mau bertindak sembrono dan kami ingin menghormati hak-hak rakyat [Amerika]," imbuhnya.
Hingga Minggu (08/11) sore, belum ada reaksi dari Rusia.
Demikian pula pemimpin China belum memberikan pernyataan resmi, tetapi media pemerintah setempat pada umumnya menyambut kemenangan Biden dengan optimisme yang hati-hati seperti Global Times dan People's Daily.