Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Kelemahan Vaksin Covid-19 Pfizer Ketimbang Moderna Menurut Profesor Jepang

Dari persentase keberhasilan kedua vaksin memang dianggapnya sudah bagus karena berada di atas 90% baik Pfizer maupun Moderna.

Editor: Johnson Simanjuntak
Foto Richard Susilo
Prof. Kehormatan Universitas Tokyo, Kazunori Kataoka (69), peneliti Messenger RNA (mRNA) dan Drug Delivery System 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Hasil penelitian dan pembuatan vaksin anti Corona oleh Pfizer maupun oleh Moderna yang dilakukan di Amerika Serikat mendapat perhatian seorang profesor Universitas Tokyo, Prof. Kazunori Kataoka (69).

"Tiga hal yang mesti diperhatikan mengenai vaksin anti Corona tersebut yang pertama yaitu keberhasilan yang dibuat berapa persen, kedua mengenai pengangkutan vaksin tersebut nantinya, dan ketiga mengenai penyimpanan vaksin tersebut," kata Prof. Kataoka Rabu ini (18/11/2020) di TV Asahi.

Dari persentase keberhasilan kedua vaksin memang dianggapnya sudah bagus karena berada di atas 90% baik Pfizer maupun Moderna.

Namun dari hal penyimpanan vaksin tersebut ternyata berbeda jauh satu sama lain.

"Vaksin Pfizer disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius sangat rendah sekali perlu alat khusus untuk hal tersebut," tambahnya.

Sedangkan vaksin Moderna cukup disimpan di suhu minus 20 derajat Celcius sehingga alat pendingin biasa pun tidak terlalu khusus bisa dipakai siapa pun di mana pun, lanjutnya.

Sedangkan penyimpanan vaksin Pfizer hanya 5 hari saja dan vaksin Moderna bisa disimpan selama 30 hari.

"Kedua vaksin apabila dalam suhu antara 2-8 derajat Celcius bisa bertahan yang berbeda jauh. Pfizer bisa bertahan hanya 5 hari dan Moderna bisa bertahan 30 hari," ungkapnya lagi.

Dengan kemampuan bertahan yang lama dan tempat penyimpanan yang hanya minus 20 derajat Celcius itu, Kataoka melihat Moderna lebih cocok dipakai di negara panas di Asia.

Bukan hanya tingkat keberhasilan vaksin dan tempat penyimpanan serta lama bertahan, dalam mendistribusikan vaksin tersebut juga berbeda kesulitannya.

"Dengan kepemilikan alat sangat khusus sampai minus 70 derajat celcius akan butuh uang cukup banyak ketimbang peralatan pendingin yang cukup sampai minus 20 derajat celcius sebagai tempat penyimpanan vaksin."

Demikian pula apabila alat pendingin tidak bisa mencapai 2-8 derajat Celcius saat membawa vaksin dari satu negara ke negara lain, akan merusak vaksin itu sendiri dan penyuntikan tidak akan ada hasil.

"Belum lagi kekuatan vaksin yang hanya 5 hari saja untuk suhu 2-8 derajat Celcius. Apabila pengangkutan lebih dari 5 hari dalam perpindahan antara negara yang jauh, sampai di tempat vaksin tersebut akan digunakan (disuntikkan), maka vaksin kehilangan fungsinya, tak ada gunanya lagi," tambahnya lagi.

Sementara itu telah terbit buku baru yang sangat menarik, "Rahasia Ninja di Jepang" mengenai berbagai hal rahasia terkait "mata-mata" ninja yang beroperasi di Jepang sejak ratusan lalu lalu, informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved