Sejarah Krisis Nuklir di Iran hingga Berujung pada Pembunuhan Seorang Ilmuwan
Inilah penjelasan sejarah krisis nuklir di Iran, hingga berujung pada terbunuhnya seorang ilmuwan baru-baru ini
Kesepakatan Nuklir
Barulah pada tahun 2015, ada kesepakatan nuklir yang terjadi setelah Hassan Rouhani menggantikan Ahmadinejad sebagai presiden petahana.
Setelah itu hubungan mulai membaik, meskipun untuk sementara.
Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang ditandatangani oleh Iran, AS, Inggris, Rusia, China, Jerman, dan UE, membuka jalan bagi pelonggaran sanksi yang dikenakan pada Iran.
Iran diberikan pelonggaran sanksi karena pemerintahnya memastikan program nuklirnya akan "damai".
Selama periode waktu hubungan diplomatik yang membaik itu, Iran memberikan bukti bahwa hal itu sesuai dengan persyaratan kesepakatan dan penandatangannya memungkinkan perdagangan antar negara meningkat.
Masuknya Donald Trump
Namun pada 2018, Presiden AS Donald Trump mengumumkan dia membatalkan perjanjian tersebut karena tidak menyoroti beberapa masalah utama Amerika.
Trump mengatakan perjanjian itu tidak membatasi program rudal balistik Iran atau dukungannya untuk milisi di Irak, Lebanon, Suriah dan Yaman, yang dilihat Washington sebagai destabilisasi di Timur Tengah.

Sejak menjadi presiden pada tahun 2017, Trump telah menunjukkan kemauan yang lebih besar daripada para pendahulunya untuk bersekutu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.