Sabtu, 13 September 2025

Virus Corona

100 Persen Ampuh Cegah Covid-19, Moderna Ajukan Persetujuan Vaksin Ke FDA

Jadi dari 15.000 orang yang diberikan vaksin, tidak ada yang sakit parah dengan Covid-19 selama masa uji coba

JOEL SAGET / AFP
Ilustrasi vaksin Moderna 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON- Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS) Moderna merilis hasil studi uji klinis vaksin buatannya untuk mencegah Covid-19. Modena mengungkap vaksin itu 94,1 persen efektif untuk mencegah infeksi virus corona.

Bahkan perusahaan itu menyatakan kandidat vaksin milik mereka 100 persen efektif mencegah kasus penyakit parah.

“Hasil ini sama di semua kategori usia, ras, dan gender,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir NBC News, Selasa (1/12/2020).

“Sejauh ini tidak ada masalah keamanan yang serius,” tambahnya, “Adapun efek samping yang paling umum adalah kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot dan sendi.”

Hal ini diketahui dari analisis studi COVE tahap ketiga dari kandidat vaksin Covid-19 yang diberi nama RNA-1273 yang melibatkan 30.000 orang.

Setengah sukarelawan diberi kandidat vaksin dan setengah lainnya diberikan plasebo.

Baca juga: Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic Dinyatakan Positif Virus Corona

Dari kelompok ini, para ilmuwan mencatat  terdapat 196 pasien Covid-19,  11 di antaranya berasal dari kelompok yang telah diberikan vaksin

Sementara 30 kasus penyakit serius - semuanya dalam kelompok plasebo.

“Jadi dari 15.000 orang yang diberikan vaksin, tidak ada yang sakit parah dengan Covid-19 selama masa uji coba,” kata perusahaan itu.

Keampuhan vaksin ini mencegah Covid-19 mencapai 94,1 persen. Sementara tingkat keampuhannya melawan Covid-19 terhadap kasus yang parah mencapai 100 persen. 

“Analisis primer yang positif menegaskan kemampuan vaksin kami untuk mencegah Covid-19 dengan keampuhan 94,1 persen, dan yang terpenting, memiliki kemampuan untuk mencegah penyakit Covid-19 yang parah. Kami yakin, vaksin kami akan menjadi senjata baru dan kuat yang dapat mengubah jalannya pandemi ini dan membantu mencegah penyakit parah, rawat inap, dan kematian, ” ujar CEO Moderna Stephane Bancel.

Baca juga: Daftar Kepala Daerah Positif Corona, Bupati Puncak Berawal dari Batuk, Anak Ade Yasin Ikut Terpapar

Atas hasil itu, Moderna akan mengajukan izin darurat dari Food and Drug Administation (FDA) Amerika Serikat untuk vaksin Covid-19.

Kandidat vaksin virus corona buatan Modena menjadi yang kedua mengajukan persetujuan dari FDA pada Senin (30/11/2020). Sebelumnya Pfizer sudah lebih dahulu mengajukan izin pada 20 November lalu.

Baik vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech memasukkan kode khusus yang disebut mRNA ke dalam tubuh, untuk mengembangkan respons kekebalan tubuh.

Belum ada vaksin berbasis mRNA yang pernah memperoleh  persetujuan sebelumnya.

Modena berharap Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait FDA akan mengadakan sidang pada 17 Desember untuk membahas pengajuan tersebut.

 Itu adalah seminggu setelah FDA diharapkan untuk membahas kandidat lain, yang dikembangkan oleh raksasa farmasi AS Pfizer dan mitra Jerman BioNTech, yang juga telah mengajukan permohonan persetujuan setelah mengamati tingkat kemanjuran yang sama.

Hajo Zeeb, seorang profesor di Institut Penelitian dan Epidemiologi Pencegahan Leibniz Jerman, mengatakan hasil positif ini sangat menggembirakan  karena dua studi terpisah keduanya menemukan tingkat keberhasilan yang sama tingginya.

"Saya akan terkejut jika sesuatu yang berbeda keluar dalam proses FDA, dan saya pikir ini sangat mungkin disetujui," katanya.

Meskipun optimis, Zeeb memperingatkan bahwa persentase yang tepat dapat berubah saat ratusan juta, daripada puluhan ribu, orang mulai memakai vaksin.

"Jumlah ini masih kecil secara keseluruhan," katanya tentang ukuran sampel uji coba.

 "Tetapi pengurangan kasus yang parah persis seperti yang ingin kita lihat. Jika itu hanya virus ringan, kita bisa hidup dengan itu."

Moderna menerima lebih dari 1 miliar dolar AS (setara Rp14 triliun lebih) dalam pendanaan emerintah federal AS untuk mengembangkan dan menghasilkan kandidat vaksina, dan 1,5 miliar dolar AS (Rp 15 triliun lebih) lainnya untuk memasoknya ke warga Amerika.(NBC News/Telegraph)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan