Selasa, 26 Agustus 2025

ART di Singapura Stres Dipaksa Majikan Tidur dengan Kakek 104 Tahun, Tak Boleh Menolak Seranjang

ART warga negara Myanmar itu dipekerjakan untuk merawat seorang pria berusia 104 tahun dan istrinya yang berusia 92 tahun sejak Desember 2019.

Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
pexels.com
Ilustrasi stres. ART warga negara Myanmar itu dipekerjakan untuk merawat seorang pria berusia 104 tahun dan istrinya yang berusia 92 tahun sejak Desember 2019. 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sebuah keluarga Singapura diperiksa setelah diduga melakukan kekerasan pada asisten rumah tangga (ART) sehingga membuat ART berusia 25 tahun mengalami gangguan mental.

Menurut Lianhe Wanbao via World of Buzz, ART warga negara Myanmar itu dipekerjakan untuk merawat seorang pria berusia 104 tahun dan istrinya yang berusia 92 tahun sejak Desember 2019.

Beberapa tanggung jawabnya termasuk berbagi tempat tidur dengan pria tersebut dan bangun setiap 30 menit setiap malam untuk membantu pria itu ke toilet.

Pada awal November, sang ART tiba-tiba menangis karena stres saat mengajak majikannya berjalan-jalan.

Putra pasangan itu yang berusia 65 tahun mengatakan dia menangis dan menolak untuk pulang.

Setelah itu, keluarga menelepon polisi karena mereka takut dia akan melukai dirinya sendiri.

Baca juga: Fakta-Fakta ART di Bandung Diamankan Usai Curi Jam Tangan Mewah Milik Majikan Senilai Rp 1 Miliar

Baca juga: ART di Bali Ditemukan Tewas di Kamar Mandi, dari Kepala Mengeluarkan Banyak Darah

Pelayan itu mengatakan kepada Chinese Daily bahwa beberapa bulan setelah dia mulai bekerja untuk keluarga, lelaki tua itu dirawat di rumah sakit.

Dia mengklaim bahwa setelah kekek itu dipulangkan, keluarga memaksanya untuk tidur di ranjang yang sama dengan pria tua itu.

Sebab, mereka ingin memastikan bahwa dia tidak jatuh dari tempat tidur dan bahwa akan lebih nyaman untuk merawatnya.

"Saya keberatan, tetapi mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak bisa mengatakan tidak," katanya.

Dia menambahkan bahwa dia akan dimarahi oleh cucu majikannya yang berusia 33 tahun itu setiap kali lelaki tua itu tidak mau berolahraga atau makan terlalu lambat atau mengalami kesulitan di toilet.

Hal itu membuatnya sangat stres.

Sebelumnya, ia dilarang mendapatkan perawatan medis karena mengalami pendarahan telinga dan demam tinggi.

Majikannya juga diduga melarang dia mengakses gaji bulanannya.

Baca juga: Sakit Perut hingga Putuskan Minum Obat Lambung, ART di Bogor Lahirkan Bayinya Sendirian di Toilet

Baca juga: Bu Guru Ngaji Ternyata Dibunuh Suami ART, Tidak Ada Rudapaksa Namun Jasad Ditemukan Tanpa Busana

Terlepas dari tuduhan tersebut, keluarga tersebut membantah klaim itu dan mengatakan bahwa pria berusia 104 tahun itu pergi ke toilet setiap dua jam, bukan setiap 30 menit.

Selain itu, mereka juga menyebut ART-nya itu setuju, sebelum menyuruhnya berbagi tempat tidur dengannya.

Putra laki-laki itu berkata bahwa cucunya mungkin telah kehilangan kesabaran dan berbicara kasar kepada pelayan dan beralasan bahwa ada kendala bahasa di antara mereka.

Dia menekankan bahwa cucunya “pasti tidak menyalahkan pembantu”.

Pria itu juga mengklaim bahwa pembantunya tidak memberi tahu mereka tentang penyakitnya saat dia membutuhkan perawatan medis.

“Tahun ini, ada pandemi Covid-19. Jika dia demam, kami juga akan takut. Bagaimana kita bisa menghentikannya untuk pergi ke dokter? ” dia berkata.

Berkenaan dengan gaji pembantu, pria tersebut mengatakan bahwa keluarga telah menyetujui pembayaran bulanan dibayarkan secara sekaligus.

Setelah kerusakan pelayan pada bulan November, dia dikirim kembali ke yayasannya, yang menelepon istri lelaki tua itu dan menuduh keluarganya melakukan pelecehan terhadap pelayan tersebut.

Pihak yayasan mengklaim bahwa mereka akan mengambil tindakan hukum terhadap keluarga karena melakukan itu.

"Hal ini membuat ibu saya sangat stres, dan dia berakhir di rumah sakit karena sesak napas," kata sang putra, menambahkan bahwa staf yayasan bersikeras untuk berbicara dengan ibunya karena pembantu itu dikontrak atas nama ibunya. .

Ketika dihubungi, yayasan pembantu berbagi dengan Lianhe Wanbao bahwa mereka telah meminta maaf kepada wanita tua itu melalui telepon dan juga secara langsung.

Mereka mengatakan bahwa staf mereka, yang terlalu bersemangat untuk melindungi kepentingan pekerja, telah didisiplinkan dan dinasihati.

Sementara itu, perempuan lanjut usia tersebut juga telah meminta maaf atas perilaku cucunya terhadap pembantu tersebut. (sal/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Curhat ART Dipaksa Majikan Tidur dengan Kakek 104 Tahun, Dibentak Sampai Stres dan Menangis 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan