Virus Corona
Prediksi Pemulihan Ekonomi di Indoa Berbentuk V Saat Upaya Penanganan Covid-19 dengan Vaksinasi
Ekonomi India, yang telah terpukul oleh pandemi Covid-19, menunjukkan angka yang anjlok sebesar 23,9 persen pada periode April hingga Juni 2020,
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Ekonomi India, yang sangat terpukul oleh penerapan sistem penguncian (lockdown) nasional akibat pandemi virus corona (Covid-19) diperkirakan akan mengalami pemulihan yang kuat, segera setelah tahun fiskal 2021-2022.
Seperti yang tercatat dalam laporan terbaru yang ditulis oleh Kepala Penasihat Ekonomi negara itu.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (31/1/2021), laporan yang disampaikan kepada Parlemen India pada hari Jumat lalu itu memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil India mencapai rekor pertumbuhan 11 persen dari April 2021 hingga Maret 2022.
Laporan itu juga memperkirakan PDB nominal tumbuh sebesar 15,4 persen, tertinggi sejak India merdeka.
Namun, para ekonom masih melihat kontraksi sebesar 7,7 persen untuk tahun fiskal penuh, dengan pemulihan berbentuk V di tahun berikutnya.
Baca juga: Tiba di Jakarta, 28 Nelayan Aceh yang Sempat Ditahan di India Jalani Isolasi
Baca juga: Mantan Wapres AS Mike Pence akan Pulang ke Kampung Halamannya di Indiana
Ekonomi India, yang telah terpukul oleh pandemi Covid-19, menunjukkan angka yang anjlok sebesar 23,9 persen pada periode April hingga Juni 2020, ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun ekspor neto berubah positif pada paruh pertama 2021, dengan kontraksi impor yang lebih besar sebesar 29,1 persen dibandingkan dengan kontraksi ekspor sebesar 10,7 persen.
Dengan pemulihan aktivitas ekonomi secara bertahap, impor maupun ekspor memang mengalami peningkatan, namun ekspor neto diperkirakan akan kembali memasuki wilayah negatif pada paruh kedua di tahun ini.
Para ekonom memprediksi sektor pertanian dapat meredam tekanan pandemi Covid-19 terhadap perekonomian India dengan pertumbuhan mencapai 3,4 persen.
Pangsa sektor dalam PDB secara keseluruhan pun dilaporkan akan meningkat menjadi 19,9 persen dari 17,8 persen yang ditetapkan pada tahun fiskal 2019-2020.
Sementara itu, sektor pertambangan diperkirakan menyusut 12,4 persen, manufaktur 9,4 persen, dan konstruksi 12,6 persen.
Selanjutnya, di sektor jasa, perdagangan, hotel, transportasi dan komunikasi diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 21,4 persen.
Sumber: Russia Today