Demi Akses Keringanan Utang, Sudan Mendevaluasi Mata Uang
Bank Sentral Sudan telah mendevaluasi mata uang secara tajam pada Minggu (21/2/2021).
TRIBUNNEWS.COM - Bank Sentral Sudan telah mendevaluasi mata uang secara tajam pada Minggu (21/2/2021).
Mendevaluasi adalah menurunkan nilai uang (terhadap uang luar negeri atau terhadap emas).
Pihak berwenang mengumumkan rezim baru untuk "menyatukan" nilai tukar resmi dan pasar gelap dalam upaya untuk mengatasi krisis ekonomi yang melumpuhkan dan mengakses keringanan utang.
Mengutip Al Jazeera, perubahan ini merupakan reformasi utama yang diminta oleh donor asing dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Kebijakan ini sempat ditunda selama berbulan-bulan karena kekurangan barang-barang pokok.
Inflasi yang cepat juga memperumit transisi politik Sudan.
Bank sentral menetapkan suku bunga indikatif pada 375 pound untuk dolar AS.
Baca juga: Enam Bulan Hilang, Sekeluarga Asal Sudan Ditemukan Tewas di Tengah Gurun Libya
Baca juga: Usai Normalisasi, Sudan "Berutang" Kepada AS Pulihkan Hubungan Dengan Israel

Beberapa sumber perbankan komersial mengatakan, dari tingkat resmi sebelumnya 55 pound.
Baru-baru ini, dolar diperdagangkan antara 350 dan 400 pound Sudan di pasar gelap.
Dalam surat edarannya, bank sentral akan menetapkan tingkat indikatif harian dalam "mengambang terkelola fleksibel."
8 Anggota Keluarga Tewas di Tengah Gurun, Diduga Tersesat lalu Kelaparan dan Kehausan |
![]() |
---|
Melihat Peluang Membuka Gerai Ponsel Kelas Ruko |
![]() |
---|
Menkeu Sri Mulyani Ungkap Proyeksi Terbaru Pertumbuhan Ekonomi RI, Minus Sepanjang 2020 |
![]() |
---|
IMF Proyeksi 3 Negara Bakal Pulih Penuh pada 2021, Bagaimana dengan Indonesia? |
![]() |
---|
Pengungsi Perang Tigray Bertahan Hidup dalam Pengasingan di Sudan |
![]() |
---|