Rabu, 27 Agustus 2025

Laporan Intelijen AS Sebut Rusia Coba Mempengaruhi Hasil Pemilu AS 2020 yang Dimenangkan Biden

Pejabat Intelijen AS sebut Rusia mencoba mempengaruhi hasil Pemilu AS 2020 dengan tuduhan menyesatkan dan tak berdasar terhadap Joe Biden.

Editor: Arif Fajar Nasucha
Alex Wong / Getty Images / AFP
Presiden AS Joe Biden berbicara selama acara dengan CEO Johnson & Johnson dan Merck di South Court Auditorium Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower 10 Maret 2021 di Washington, DC. Presiden Biden mengumumkan bahwa pemerintah akan membeli 100 juta lebih dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson. Terbaru, Laporan Intelijen AS Sebut Rusia Coba Mempengaruhi Hasil Pemilu AS 2020 yang Dimenangkan Biden. 

Laporan itu juga menyebutkan pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, yang memiliki "hubungan permusuhan dengan pemerintahan Trump", memiliki "niat, meskipun mungkin bukan kemampuan" untuk mempengaruhi opini publik.

Laporan itu menambahkan bahwa "tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa rezim Venezuela saat ini atau sebelumnya terlibat dalam upaya untuk mengkompromikan infrastruktur pemilu AS".

Badan Intelijen AS dan mantan Penasihat Khusus Robert Mueller sebelumnya menyimpulkan Rusia juga ikut campur dalam pemilihan AS 2016 untuk meningkatkan pencalonan Trump dengan kampanye propaganda yang bertujuan merugikan lawan Demokratnya Hillary Clinton.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Sulit Membaik Jika Trump Memenangkan Pilpres Amerika Serikat?

Baca juga: Kemenangan Joe Biden atau Donald Trump Ditentukan oleh Electoral College, Apa Itu?

Donald Trump memprotes jalannya Pemilu.
Donald Trump memprotes jalannya Pemilu. (Tangkap layar CNN)

Pemilu AS 2020: Trump Merasa Dicurangi Demokrat

Sebelumnya dilaporkan, Donald Trump menemui para pendukungnya melalui Ruang Timur Gedung Putih pada Rabu (4/11/2020) pukul 02.21 waktu setempat.

Ia berbicara kepada lebih dari 100 pendukung yang telah berkumpul di sana.

"Ini adalah konferensi pers terbaru yang saya lakukan," katanya.

Baca juga: Nasib Trump dan Biden Ditentukan Negara Bagian Utama, Tapi Pemilihan Belum Tentu Selesai Cepat

Pada pertemuan itu, Donald Trump menyatakan keyakinannya untuk kembali menjadi presiden pada Pilpres Amerika Serikat 2020.

Namun, dia menunjukkan rasa frustrasinya atas berjalanannya perhitungan suara Pilpres.

Pasalnya, pertarungan melawan capres Demokrat, Joe Biden, lebih ketat dari perkiraan jajak pendapat yang beredar.

"Kami memenangkan segalanya, dan tiba-tiba itu tidak jadi," ucap Trump.

Baca juga: Unggul Sementara Atas Trump, Biden Peroleh 238 Suara Elektoral dan 67.674.347 Popular Vote

Meskipun begitu, ketatnya perolehan suara tidak membuat dirinya pesimis.

Trump tetap yakin bahwa dirinyalah yang telah memenangkan pemilihan hingga dia meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2021.

Trump juga mengatakan tuduhan serupa melalui akun Twitter-nya, Rabu (4/11/2020) lalu.

Twit tersebut kemudian dilabeli oleh Twitter sebagai informasi yang 'menyesatkan' dan 'diperdebatkan'.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan