Kamis, 4 September 2025

Virus Corona

Ahli Strategi Denmark Peringatkan Potensi Gelombang Keempat atau Kelima Covid-19

Strategi baru terkait Covid-19 di Denmark telah ditandai oleh ketidakpastian karena gelombang keempat dan bahkan kelima pandemi sangat mungkin terjadi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Freepik
Ilustrasi Covid-19 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, COPENHAGEN - Ketua Tim Ahli Strategi Denmark, Torben Andersen merekomendasikan agar pemerintah negara itu menyiapkan langkah-langkah darurat di tengah kemunculan 'varian yang mengkhawatirkan' virus corona (Covid-19).

Meskipun saat ini Denmark diketahui menjadi negara Eropa pertama yang menghentikan semua aturan pembatasan Covid-19 dan menyatakan pandemi telah 'terkendali' dengan mengklaim bahwa negara itu telah mencapai tingkat vaksinasi yang tinggi.

Terlepas dari pembukaan kembali aktivitas di Denmark baru-baru ini, strategi baru terkait Covid-19 di negara itu telah ditandai oleh ketidakpastian, karena gelombang keempat dan bahkan kelima pandemi dianggap 'sangat mungkin terjadi'.

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (17/9/2021), sebuah laporan baru-baru ini yang dilakukan oleh tim panel ahli pemerintah Denmark dan profesional medis berjudul 'Kehidupan Shari-hari dengan Peningkatan Kesiapan' telah menyarankan pemerintah untuk siap menerapkan kembali aturan tegas terkait Covid-19, jika situasinya memburuk.

Baca juga: Denmark dan Islandia Sebut Vaksinasi Tidak Akan Capai Herd Immunity dan Tidak Realistis

"Kami memang berada dalam situasi yang baik saat ini, namun kami tidak dapat mengatakan bahwa ini 'telah berakhir'. Masih ada risiko mutasi baru, dan peluncuran vaksin secara global memiliki prospek yang panjang," kata Andersen.

Laporan ini merekomendasikan strategi kontingensi dua cabang, salah satu aspeknya adalah apa yang disebut sebagai 'tingkat dasar manajemen COVID' yang menyeimbangkan antara pertimbangan pengendalian epidemi, masyarakat, ekonomi, kesejahteraan, kesehatan masyarakat dan kebebasan.

Sedangkan aspek lainnya yakni tentang rencana darurat yang 'mendukung eskalasi upaya yang cepat, jika epidemi bergeser ke tahap yang lebih kritis' di tengah kemunculan 'varian virus yang mengkhawatirkan'.

Profesor Virologi dan Imunologi di Universitas Oxford yang juga menjadi salah satu anggota tim panel ahli, Astrid Iversen mengatakan ada kemungkinan muncul gelombang pandemi selanjutnya.

"Kemungkinan kita akan melihat gelombang keempat atau kelima Covid-19 karena virus itu menyebar secara global," jelas Iversen.

Baca juga: Sikapi Lonjakan Kasus Covid-19, Selandia Baru Beli 500.000 Dosis Vaksin Pfizer dari Denmark

Lebih lanjut, Iversen memperingatkan akan ada tekanan yang meningkat pada rumah sakit saat musim gugur ini, karena menurutnya pada momentum ini orang tampaknya lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.

"Ketika kita memasuki waktu gelap dan dingin, kita mulai lebih banyak tinggal di dalam rumah, dan kemudian infeksi pernapasan memiliki peluang yang lebih baik untuk menyebar," kata Iversen, memperingatkan potensi epidemi flu yang serius.

Pekan lalu, Denmark mencabut semua aturan pembatasan Covid-19 dan menyatakan pandemi 'terkendali'.

Ini tentu saja menjadikan negara itu sebagai negara Eropa pertama yang melakukannya.

Sementara lebih dari 80 persen warga Denmark di atas usia 12 tahun telah divaksinasi secara lengkap.

Hingga saat ini, negara Skandinavia tersebut telah melihat lebih dari 353.000 kasus positif, dengan catatan lebih dari 2.600 kematian.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan