Sabtu, 23 Agustus 2025

Ali Kalora tewas, apakah jadi akhir kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur yang berafiliasi dengan ISIS di Poso?

Tewasnya pimpinan kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora memunculkan pertanyaan, apakah kelompok teroris itu akan berakhir atau

Tewasnya pemimpin kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Kalora, tidak lantas menghentikan gerakan teror kelompok yang berafiliasi dengan ISIS itu di wilayah Sulawesi Tengah, kata seorang pengamat.

Besar kemungkinan kelompok tersebut akan melakukan upaya regenerasi untuk memilih pemimpin baru.

Untuk itulah, aparat keamanan didesak segera menangkap sisa-sisa dari kelompok MIT dan menutup pintu masuknya anggota terorisme dari tempat lain ke Poso agar proses rekrutmen terhenti.

Ali Kalora adalah 'petinggi' yang tersisa dari kelompok MIT, semenjak Santoso alias Abu Wardah tewas dalam penyergapan aparat keamanan pada 2016 lalu.

Baca juga:

Dia ditunjuk sebagai pemimpin kelompok itu menyusul diringkusnya pentolan kelompok MIT Basri alias Bagong, di tahun yang sama.

Ali Kalora dan anggota MIT Ikrima tewas dalam baku tembak dengan Satuan Tugas Madago Raya di wilayah pegunungan desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/09).

Akhir dari kelompok militan MIT?

Pengamat terorisme dari Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, Muhammad Khairil, menilai kematian Ali Kalora dianggap tidak serta-merta melemahkan bahkan mengakhiri kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur.

Khairil menduga, MIT akan terus melakukan proses rekrutmen dan doktrinasi di masyarakat.

Hal itu dibuktikan, berdasarkan kilas sejarah, dengan terus beraksinya kelompok bersenjata ini saat pemimpin mereka sebelumnya, Santoso, tewas dan digantikan Ali Kalora, ujar Khairil.

"Kita berharap ini akan selesai. Tapi, jika melihat sejarah, bagaimana pimpinan MIT berganti dari sebelumnya hingga Santoso dan turun ke Ali Kalora. Itu bukan perjalanan 1-2 hari bagi mereka (berganti pemimpin)."

"Kelompok militan seperti ini tidak hanya bergantung pada satu figur simbolik, mereka akan mengupayakan terus proses regenerasi," kata Khairil.

Khairil mencontohkan, sebelum Santoso alias Abu Wardah, pimpinan MIT tewas tahun 2016, Ali Kalora bukan sosok yang diperhitungkan.

Bahkan Kapolri saat itu, Jenderal Tito Karnavian menyebut, "Ali Kalora jauh di bawah kelasnya Santoso dan Basri."

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan