Senin, 25 Agustus 2025

Virus Corona

Pemiliknya Sedang Dirawat karena Covid-19, 12 Anjing di Vietnam Dibunuh Petugas

12 anjing dibunuh petugas saat pemiliknya dirawat karena positif Covid-19. Anjing-anjing itu dibunuh karena ditakutkan dapat menularkan virus corona

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Pham Minh Hung/UGC
Pham Minh Hung dan anjing-anjingnya. 12 anjing dibunuh petugas saat pemiliknya dirawat karena positif Covid-19. Anjing-anjing itu dibunuh karena ditakutkan dapat menularkan virus corona 

TRIBUNNEWS.COM - 12 anjing dibunuh petugas saat pemiliknya dirawat karena positif Covid-19.

Anjing-anjing itu dibunuh karena dikhawatirkan dapat menularkan virus corona.

Dilansir BBC.com, pandemi membuat beberapa perantau di kota-kota besar Vietnam kehilangan pekerjaannya.

Begitu pula pasangan suami istri berusia 35 tahun bernama Pham Minh Hung dan Nguyen Thi Chi Em.

Tak lagi punya pekerjaan, mereka akhirnya memutuskan meninggalkan provinsi Long An menuju Khanh Hung di Ca Mau, di mana kasus Covid-19 tak terlalu tinggi.

Pada 8 Oktober 2021, mereka memulai perjalanan sejauh 280 km bersama anjing dan tiga kerabat mereka, yang juga membawa tiga anjing dan satu kucing.

Baca juga: Polisi Dubai Punya Anjing K9 yang Bisa Lacak Covid-19, Pakai Sampel Keringat

Baca juga: Kemenkes: Kapasitas Kesehatan Indonesia Kalah dengan Malaysia Hingga Vietnam

Banyak orang memposting video perjalanan pasangan itu di media sosial, menampilkan sepeda motor serta anjing dan barang-barang yang ditumpuk-tumpuk.

Pasangan ini lantas menjadi populer.

Pham Minh Hung dan anjing-anjingnya
Pham Minh Hung dan anjing-anjingnya (Pham Minh Hung)

Banyak netizen yang menyemangati mereka dan berharap perjalanan mereka aman.

Beberapa netizen bahkan mengatakan hati mereka tersentuh ketika pasangan itu menggunakan jas hujan untuk menutupi anjing mereka di tengah hujan lebat.

Ada pula yang sampai rela mengantarkan air dan makanan untuk mereka.

Pham Minh Hung dan Nguyen Thi Chi Em itu memulai pejalanan dengan membawa 15 anjing.

Tetapi seiring perjalanan, mereka memberikan dua anjing kepada seorang sukarelawan setelah memasuki provinsi Ca Mau, sementara satu mati.

Sisanya melanjutkan perjalanan.

Tetapi pasangan itu dan tiga kerabat mereka dinyatakan positif Covid-19 setelah mencapai Khanh Hung, Minggu (10/10/2021).

Setiap orang yang bepergian lintas provinsi wajib menjalani tes.

Mereka lalu dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan, sementara anjing-anjing mereka ditinggalkan di pusat karantina.

Tetapi pihak berwenang setempat justru membunuh 12 anjing itu tanpa memberi tahu pemiliknya, tulis media pemerintah.

Artikel itu kemudian dihapus.

Tidak jelas bagaimana hewan-hewan itu dibunuh.

Surat kabar resmi polisi memuat gambar yang menunjukkan bahwa mereka dibakar.

"Pengendalian penyakit harus diprioritaskan dan keputusan untuk membunuh hewan itu adalah tindakan pencegahan yang diperlukan," kata pejabat setempa,t Tran Tan Cong saat konferensi pers di hari yang sama.

'Tindakan barbar'

Pham Minh Hung dan anjing-anjingnya
Pham Minh Hung dan anjing-anjingnya (Pham Minh Hung)

Tindakan petugas itu dengan cepat memicu reaksi netizen di media sosial.

Banyak yang menyebut tindakan itu "kejam" dan "memilukan".

Aktris Hong Anh, anggota organisasi kesejahteraan hewan global Four Paws, menyebut tindakan itu "barbar" dan mengatakan dia akan mengirim petisi ke organisasinya.

"Pembunuhan itu 'tidak etis' dan 'konyol' karena tidak ada aturan yang mengharuskan hewan peliharaan harus dibunuh jika pemiliknya terinfeksi," kata Nguyen Hong Vu, staf ilmuwan Pusat Medis Nasional Kota Harapan di AS.

"Belum ada bukti ilmiah bahwa anjing dan kucing bisa menjadi perantara penularan Covid-19 ke manusia. Namun, pengidap Covid-19 terkadang bisa menularkannya," kata Dr Nguyen.

Sebuah penelitian di Texas mensurvei 76 anjing dan kucing dari 39 rumah tangga dengan pasien Covid-19, dan menemukan tiga kucing dan satu anjing terinfeksi.

Hewan-hewan itu tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan.

Mereka semua pulih dengan cepat.

"Ada beberapa cara untuk memperbaikinya dalam situasi ini, seperti mengkarantina mereka di dalam kandang; menghubungi kerabat pemilik atau melibatkan organisasi sosial untuk merawat mereka sampai pemiliknya pulih," kata Dr Nguyen.

'Mentalitas seperti perang'

Pham Minh Hung dan anjing-anjingnya
Pham Minh Hung dan anjing-anjingnya (UGC)

Pada awal-awal pandemi, Vietnam pernah dipuji atas keberhasilannya menangani virus corona.

Respons cepat dan pelacakan kontak yang meluas diapresiasi WHO.

Tetapi varian Delta telah membuat negara itu tumbang.

Vietnam telah melaporkan 840.000 kasus dan lebih dari 20.000 kematian secara total.

Vietnam telah bekerja keras dalam upaya pengendalian virusnya - meskipun Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengatakan bulan lalu harus ada rencana untuk "hidup berdampingan dengan virus".

Banyak orang telah didakwa dan dihukum karena menyebarkan virus, beberapa dipenjara selama lima tahun.

September lalu, sebuah video yang menunjukkan beberapa petugas polisi mendobrak sebuah apartemen di selatan Provinsi Binh Duong, viral di media sosial.

Mereka menyeret keluar seorang wanita yang diduga terpapar Covid-19 untuk melakukan tes saat putranya yang masih kecil menangis.

Aksi itu menyebabkan kemarahan publik besar-besaran.

Sementara itu, keputusan pihak berwenang untuk memusnahkan hewan peliharaan itu tidak mengejutkan, kata pengamat Le Anh.

"Pemerintah Vietnam telah menempatkan prioritas tertinggi dalam perang melawan virus corona. Ada slogan 'Melawan pandemi ini seperti melawan musuh'. Artinya negara sedang berperang. Anda tidak dapat mengharapkan perilaku rasional dan manusiawi selama perang."

Hal tersulit bagi Pham adalah dia mengetahui bahwa hewan kesayangannya telah dibunuh oleh orang lain.

Dia bertekad untuk meminta pertanggungjawaban pihak berwenang.

"Saya membesarkan anak-anak saya selama sekitar enam tahun," katanya, mengacu pada anjing-anjingnya.

"Saya pasti menginginkan keadilan untuk anak-anak saya."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan