POPULER Internasional: Kondisi Ratu Elizabeth yang Terpapar Covid | Inggris Tak Wajib Isolasi Diri
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya kondisi kesehatan Ratu Elizabeth II yang dinyatakan positif Covid-19.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Ratu Elizabeth II dinyatakan positif Covid-19, pakar kerajaan ungkap riwayat kesehatannya serta langkah dokter selanjutnya.
Di India, seorang pria ditangkap setelah diduga menipu banyak wanita hingga instansi.
Soal krisis Rusia-Ukraina, Amerika Serikat sebut Rusia sudah punya daftar orang-orang yang akan ditangkap atau dibunuh jika invasi terjadi.
Sementara itu di Inggris, pemerintah nantinya tidak akan mewajibkan isolasi diri bagi warganya yang terkena Covid-19.
Berikut berita populer Internasional selengkapnya:
1. Ratu Elizabeth Positif Covid-19, Begini Kondisi Kesehatannya dan Langkah Dokter Selanjutnya
Ratu Elizabeth II dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan mengalami gejala seperti flu ringan.
Namun ia tetap akan menjalani tugas-tugasnya dari Kastil Windsor minggu ini.
Meski kabar ratu yang positif Covid-19 menyebabkan kekhawatiran, tapi keputusan untuk melanjutkan tugas-tugas ringan dianggap sebagai berita baik.
Pakar kerajaan dari Sky News Alastair Bruce yakin bahwa ratu sendiri merasa ia pasti akan terkena Covid-19 suatu saat.
Kini langkah apa yang akan dilakukan dokter sekarang, mengingat usia ratu yang sudah tidak muda lagi?
Rumah Tangga Kerajaan memiliki dokternya sendiri.
Dokter ratu akan siap menangani dan memantau sang kepala negara.
Profesor Sir Huw Thomas, kepala Rumah Tangga Medis dan Dokter Ratu, diperkirakan akan bertanggung jawab merawat ratu.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Positif Covid-19, Gejala Ringan, Sempat Kontak dengan Pangeran Charles
Baca juga: Inilah Sederet Raja, Ratu dan Ahli Waris Kerajaan di Dunia yang Terjangkit Covid-19

Ratu telah menerima vaksin penuh dan mendapatkan booster.
Ia diharapkan untuk mengikuti pedoman Covid-19 tentang isolasi diri setelah dites positif.
2. Pria Ini Tipu dan Nikahi 27 Wanita, Punya Banyak Identitas Palsu hingga Diduga Curi Ginjal
Seorang pria berhasil diamankan pihak kepolisian setelah dirinya disebut telah melakukan penipuan.
Adalah Ramesh Chandra Swain (65), pria asal India, yang menurut hasil investigasi, dirinya telah banyak orang hingga instansi.
Dirinya juga menipu 13 bank di Kerala melalui 128 kartu kredit palsu di 2006.
Tidak hanya itu dirinya menipu orang di Hyderabad, menjanjikan kursi di kursus pendidikan untuk anak-anak mereka.
Ramesh Chandra Swain juga telah menipu banyak wanita, menikahi 27 wanita selama 43 tahun, menurut penyelidikan polisi.
Kepada polisi dirinya mengaku memiliki 14 istri.
Baca juga: Makin Panas, Militer Rusia Sebut 5 Penyusup Ukraina Tewas saat Terobos Perbatasan
Adanya hal tersebut Swain pun mulai ditahan pada 13 Februari 2022.
Petugas menduga mungkin ada lebih banyak korban.
"Tetapi kami tidak tahu jumlahnya akan begitu tinggi," ujar Inspektur Uma Shankar Dash, dikutip dari The Hindustan Times.
Tipu Wanita dan Menjadikannya Istri

3. Peringatan AS ke PBB: Rusia Miliki Daftar Warga Ukraina yang akan Dibunuh atau Ditahan
Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa mereka mengetahui informasi terkait Rusia memiliki daftar warga Ukraina untuk dibunuh atau ditahan ke kamp jika terjadi invasi.
Peringatan AS tercantum dalam surat yang dikirim ke hak asasi PBB pada Minggu (20/2/2022).
Surat yang datang ketika Washington itu memperingatkan invasi segera oleh pasukan Rusia yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina, seperti dikutip dari CNA.
AS menyatakan sangat prihatin dan memperingatkan potensi bencana hak asasi manusia.
Dalam surat itu disebutkan bahwa AS memiliki informasi yang dapat dipercaya yang menunjukkan pasukan Rusia membuat daftar orang Ukraina yang diidentifikasi untuk dibunuh atau dikirim ke kamp-kamp setelah pendudukan militer.
"Kami juga memiliki informasi yang kredibel bahwa pasukan Rusia kemungkinan akan menggunakan langkah-langkah mematikan untuk membubarkan protes damai atau melawan latihan damai dari perlawanan yang dirasakan dari penduduk sipil," kata pesan yang ditujukan kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Yakin Putin Akan Invasi Ukraina, Warga Sipil Mulai Diusir
Baca juga: Biden Yakin Rusia akan Targetkan Serang Ibu Kota Ukraina, Kiev
Catatan yang ditandatangani oleh Bathsheba Nell Crocker, duta besar AS untuk PBB di Jenewa, memperingatkan invasi Rusia ke Ukraina dapat membawa serta pelanggaran seperti penculikan atau penyiksaan dan dapat menargetkan pembangkang politik dan agama dan etnis minoritas.
Seperti diketahui, Rusia telah menempatkan lebih dari 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, menurut perkiraan AS dan sekutu Barat.
Sementara Moskow membantah berencana menyerang tetangganya, tetapi mencari jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan NATO dan bahwa aliansi Barat akan menarik pasukan dari Eropa Timur, tuntutan yang ditolak Barat.
Biden Ajukan Syarat Bertemu Putin
4. Mulai Minggu Depan, Orang yang Terinfeksi Covid-19 di Inggris Tidak Diwajibkan Isolasi Diri
Pemerintah Inggris mengumumkan bahwa orang yang terinfeksi virus Corona (Covid-19) tidak akan diwajibkan secara hukum untuk menjalani isolasi diri mulai minggu depan.
Hal tersebut merupakan bagian dari rencana untuk "hidup dengan Covid-19" yang dibarengi dengan pegurangan jumlah tes.
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, mengakhiri semua pembatasan hukum yang dilakukan untuk mengekang penyebaran virus akan membuat orang-orang di Inggris dapat melindungi diri sendiri tanpa membatasi kebebasan.
Johnson diperkirakan akan memaparkan rincian rencana tersebut di Parlemen pada hari Senin.
"Saya tidak mengatakan bahwa kita harus berhati-hati, tetapi sekarang adalah saatnya bagi semua orang untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka," kata Johnson, Minggu (20/2/2022).
"Kami telah mencapai tahap di mana kami pikir Anda dapat mengalihkan keseimbangan dari mandat negara, dari melarang tindakan tertentu, memaksa tindakan tertentu, demi mendorong tanggung jawab pribadi."
Baca juga: Pamor Metaverse di Inggris Melonjak, Klaim Asuransi Pun Turut Meningkat
Baca juga: Update Covid-19 Global 21 Februari 2022: Total Infeksi Capai 424,7 Juta, Kasus Baru 1.596.816
Rencana baru memperkirakan vaksin dan perawatan menjaga virus tetap terkendali, meskipun pemerintah mengatakan sistem pengawasan dan tindakan darurat tetap akan dipertahankan jika diperlukan.
"Covid tidak akan tiba-tiba hilang, dan kita perlu belajar untuk hidup dengan virus ini dan terus melindungi diri kita sendiri tanpa membatasi kebebasan kita," kata Johnson seperti dikutip AP News.
Pengumuman itu akan menyenangkan banyak anggota parlemen Partai Konservatif, yang berpendapat bahwa pembatasan Covid-19 tidak efisien dan tidak proporsional.
Itu juga dapat menopang posisi Johnson di antara anggota parlemen partai, yang telah mempertimbangkan upaya untuk menggulingkannya atas skandalnya.
(Tribunnews.com)