Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Setuju Bahas Soal Netralitas, Rusia Sebut Peluang Damai Hampir Disepakati
Ukraina setuju bahas soal netralitas, Rusia sebut kesepakatan itu meningkatkan peluang untuk mengakhiri perang.
Penulis:
Milani Resti Dilanggi
Editor:
Miftah
Kedua, meminta agar Ukraina demiliterisasi atau menghentikan aksi militernya.
Selanjutnya, mengakui Semenanjung Krimea sebagai wilayah Rusia.
Dilansir Sputniknews Krimea memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung kembali dengan Rusia pada Maret 2014 setelah kudeta Maidan di Kyiv.
Krimea telah menjadi bagian dari Ukraina sejak 1954.
Baca juga: Jurnalis China Dapat Akses ke Garis Depan Peperangan di Ukraina, Wawancarai Tentara Rusia
Pemimpin Uni Soviet saat itu, Nikita Khrushchev memberi wilayah ini pada Ukrania yang kemudian menjadi bagian dari Uni Soviet hingga negara ini bubar pada 1991.
Sejak saat itu, Krimea menjadi wilayah semiotonom dari negara Ukraina yang memiliki ikatan politik kuat dengan Ukraina, namun memiliki ikatan budaya yang kuat dengan Rusia.
Syarat terakhir yaitu Ukraina diminta mengakui Republik Separatis Donetsk dan Lugansk sebagai negara merdeka.
Rusia mengakui dua negara baru itu dengan nama Republik Rakyat Donestk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).
Kedua wilayah itu sebenarnya telah memisahkan diri dari Ukraina sejak 2014 atau setelah kudeta terhadap pemimpin Ukraina pro-Rusia yang terpilih secara demokratis.
Sejak itu, lebih dari 14.000 orang tewas dalam pertempuran antara tentara Ukraina dan separatis pro-Moskow di sana.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Milani Resti)