Kamis, 11 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jurnalis Rusia yang Bawa Poster Anti-perang di TV Mengundurkan Diri, Tapi Tolak Suaka dari Prancis

Seorang editor Rusia yang melakukan protes atas invasi Moskow ke Ukraina saat siaran live TV pemerintah mengatakan dia berhenti dari pekerjaanya

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
TheRecentTimes
Marina Ovsyannikova. Seorang editor Rusia yang melakukan protes atas invasi Moskow ke Ukraina saat siaran live berita TV pemerintah mengatakan dia berhenti dari pekerjaannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang editor Rusia yang melakukan protes atas invasi Moskow ke Ukraina saat siaran live berita TV pemerintah mengatakan dia berhenti dari pekerjaannya.

Namun, ia tidak menerima tawaran suaka dari Prancis meski keamanannya berada dalam ancaman.

Dilansir The Guardian, Marina Ovsyannikova adalah seorang editor di televisi pemerintah Channel One.

Ia menjadi sorotan saat dirinya tiba-tiba masuk ke set berita malam pada Senin (14/3/2022) lalu.

Di belakang pembawa berita, Ovsyannikova berteriak: "Hentikan perang. Tidak untuk berperang."

Ovsyannikova juga memegang poster bertuliskan:

"Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu di sini."

"Rusia menentang perang."

Baca juga: Jurnalis TV yang Bawa Poster Tolak Perang Rusia Dinyatakan Bersalah dan Dijatuhi Hukuman Denda

Baca juga: Jurnalis China Dapat Akses ke Garis Depan Peperangan di Ukraina, Wawancarai Tentara Rusia

Marina Ovsyannikova melakukan protes anti-perang di TV
Marina Ovsyannikova melakukan protes anti-perang di TV (NationalWorld)

Tak lama setelah insiden itu, Ovsyannikova ditahan.

Pengadilan Moskow dengan cepat menjatuhkannya denda sebesar 30.000 rubel.

Tetapi meskipun telah dibebaskan, Ovsyannikova bisa saja menghadapi tuntutan lebih lanjut.

Ovsyannikova mengatakan kepada televisi France 24 dari Moskow pada hari Kamis bahwa dia telah menyerahkan semua dokumen untuk pengunduran dirinya dari Channel One.

"Itu prosedur hukum," katanya.

Ibu dua anak kecil ini mengatakan bahwa dia telah menghancurkan kehidupan keluarganya dengan sikapnya.

Ia juga berkata putranya terus menunjukkan kecemasan.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: 2 Jurnalis Tewas setelah Kendaraan yang Ditumpangi Dihantam Peluru

Baca juga: Sosok Brent Renaud, Jurnalis Sekaligus Pembuat Film asal AS yang Tewas Ditembak Pasukan Rusia

"Tapi kami harus mengakhiri perang saudara ini sehingga kegilaan ini tidak berubah menjadi perang nuklir," katanya.

"Saya berharap ketika putra saya lebih besar, dia akan mengerti mengapa saya melakukan ini."

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, awal pekan ini menawarkan suaka atau bentuk perlindungan konsuler lainnya kepada Ovsyannikova.

Macron mengatakan akan membicarakan kasusnya dengan presiden Rusia, Vladimir Putin.

Tetapi Ovsyannikova mengatakan kepada Der Spiegel Jerman dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis bahwa dia tidak akan menerima tawaran itu.

Ia memilih untuk tinggal di Rusia.

"Saya tidak ingin meninggalkan negara kami," katanya.

"Saya seorang patriot, terlebih lagi anak saya."

"Kami tidak ingin pergi dengan cara apa pun, kami tidak ingin pergi ke mana pun."

Baca juga: India Beli 3 Juta Barel Minyak Mentah Rusia yang Didiskon 20 Persen, Abaikan Seruan Barat

Baca juga: Presiden Afsel Salahkan NATO atas Perang Rusia di Ukraina dan Tolak Seruan untuk Mengutuk Moskow

Ia mengatakan kepada Der Spiegel bahwa dirinya telah mempersiapkan konsekuensi atas tindakannya sendiri.

Tetapi mengindikasikan dia percaya banyak rekannya yang secara pribadi bersimpati dengannya.

"Kebanyakan orang yang bekerja untuk televisi pemerintah sangat memahami apa yang sedang terjadi."

"Mereka tahu betul bahwa mereka melakukan sesuatu yang salah."

Ovsyannikova mengatakan kepada France 24 bahwa beberapa rekannya telah mengundurkan diri.

Tetapi banyak pula yang tidak dapat melakukannya meskipun mereka ingin.

"Saya senang orang-orang menyerahkan pemberitahuan mereka tetapi situasi ekonomi sangat sulit dan orang-orang merasa sangat sulit untuk menghentikan pekerjaan mereka."

Aktivis kebebasan pers di luar Rusia menuduh televisi Rusia melukiskan gambaran perang yang sangat terdistorsi.

Hal itu dilakukan demi mempertahankan dukungan rakyat atas apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus".

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya seputar Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan