Minggu, 28 September 2025

G20 di Indonesia

Sikap Indonesia Tetap Undang Rusia ke G20 Jadi Sorotan Media Asing, Australia: Sudah Terlalu Jauh

Media asing menyoroti sikap Indonesia yang tetap mengundang Rusia hadir di KTT G20 pada akhir tahun ini.

Editor: Daryono
AFP/RAMIL SITDIKOV
Presiden Rusia Vladimir Putin menyapa penonton saat menghadiri konser yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di stadion Luzhniki di Moskow. (18 Maret 2022). (Ramil SITDIKOV/POOL/AFP) *** Local Caption *** Vladimir Putin Menghadiri Perayaan 8 Tahun Rusia Merebut Krimea 

TRIBUNNEWS.COM - Sikap Indonesia tetap mengundang Rusia untuk menghadiri KTT G20 di Bali pada Oktober 2022 mendatang, menjadi sorotan media asing.

South China Morning Post (SCMP) menuliskan judul Perang Ukraina: PM Australia Morrison mengatakan mengizinkan Putin di KTT G20 Indonesia sebagai 'langkah yang terlalu jauh'.

Sementara, Japan Today memberi judul Putin menghadiri KTT G20 di Bali adalah 'langkah yang terlalu jauh': PM Australia.

Kedua artikel itu sama-sama memuat tanggapan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, soal sikap Indonesia tetap mengundang Rusia di tengah tekanan sejumlah negara agar Jakarta mengeluarkan Moskow dari "daftar tamu".

Rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk hadir di KTT G20 telah dikonfirmasi Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali agenda kerjanya di Roma, Italia dengan mengadakan pertemuan bilateral bersama Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison, pada Sabtu (30/10/2021).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali agenda kerjanya di Roma, Italia dengan mengadakan pertemuan bilateral bersama Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison, pada Sabtu (30/10/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Baca juga: Profil Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia yang Menghilang, Sekutu Dekat Putin

Baca juga: Rusia Berharap Damai dengan Ukraina, tapi Tegaskan Tak Ada Tawar-Menawar demi Kepentingannya

Tapi, Morrison keberatan dengan alasan invasi Rusia ke Ukraina.

"Saya pikir orang-orang yang hadir (di KTT G20) adalah mereka yang tidak menyerang negara lain," katanya, Kamis (24/3/2022).

Morrison mengatakan ia telah melakukan "kontak langsung" dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang kehadiran Putin di G20.

"Rusia telah menginvasi Ukraina. Ini adalah tindakan kekerasan dan agresif yang menghancurkan aturan hukum internasional," ujar Morrison pada konferensi pers di Melbourne.

"Dan gagasan untuk duduk satu meja dengan Vladimir Putin, bagi saya adalah langkah yang terlalu jauh."

Morrison mencatat bahwa Australia dan Belanda bulan ini juga telah meluncurkan proses hukum baru terhadap Rusia atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17, yang ditembak jatuh di Ukraina pada 17 Juli 2014, di mana semua orang di dalamnya tewas.

Penyelidik internasional mengatakan pesawat itu diserang oleh rudal yang awalnya dibawa dari pangkalan militer Rusia.

“Jadi kita tahu sifat asli Vladimir Putin dalam hal mengambil nyawa warga sipil yang tidak bersalah,” kata Morrison.

"Saya tidak terkejut dengan kebiadaban mereka (Rusia). Saya tidak terkejut dengan arogansi mereka dalam apa yang mereka coba terapkan di Ukraina."

"Dan itulah mengapa Australia menjadi salah satu yang terkuat dalam mengambil tindakan terkait dengan Rusia."

Baca juga: Daftar 6 Negara yang Masih Ingin Bersahabat dengan Rusia saat Putin Serang Ukraina, Siapa Saja?

Baca juga: 5 Hal yang Mungkin Dilakukan Rusia untuk Tundukkan Ukraina, Kepung Pasukan Zelensky di Sebelah Timur

Australia pada Minggu (19/3/2022), mengumumkan larangan semua ekspor alumina dan bauksit ke Rusia sambil menjanjikan lebih banyak senjata dan bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Pemerintah mengatakan Australia telah menjatuhkan 476 sanksi terhadap individu dan institusi Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari.

Indonesia Mengundang Rusia Sesuai Aturan

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Prancis di Moskow, (7 Februari 2022). Upaya internasional untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina diintensifkan dengan Presiden Prancis mengadakan pembicaraan di Moskow dan Kanselir Jerman di Washington untuk mengkoordinasikan kebijakan sebagai ketakutan akan invasi Rusia meningkat. (Thibault Camus/ POOL/ AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Prancis di Moskow, (7 Februari 2022). Upaya internasional untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina diintensifkan dengan Presiden Prancis mengadakan pembicaraan di Moskow dan Kanselir Jerman di Washington untuk mengkoordinasikan kebijakan sebagai ketakutan akan invasi Rusia meningkat. (Thibault Camus/ POOL/ AFP) (AFP/THIBAULT CAMUS)

Pemerintah Indonesia tetap mengundang Rusia dalam penyelenggaraan event G20 yang akan digelar pada Oktober 2022, mendatang.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Duta Besar Dian Triansyah Djani dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri secara daring yang disiarkan Kompas TV, Kamis (24/3/2022).

"Kami di Satgas G20 ini, saling koordinasi sangat erat antara temen-temen BI, keuangan, perekonomian maupun di Kemlu."

"Jadi jawabannya terhadap itu (soal mengundang Rusia), sebagai presidensi (Indonesia) tentunya dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah wajib mengundang semua anggota G20," kata Triansyah, dikutip Tribunnews.com.

Indonesia, kata Triansyah, akan tetap mengundang seluruh anggota, termasuk Rusia, untuk datang membahas ekonomi dunia.

Keputusan ini dipilih lantaran Indonesia pada prinsipnya akan berpegang teguh pada aturan dan prosedur yang berlaku di kegiatan G20 ini, bahwa presidensi wajib mengundang seluruh anggotanya.

"Dan perlu saya garis bawahi juga bahwa diplomasi-diplomasi didasarkan pada prinsip-prinsip based on principle."

Baca juga: Profil Alexey Navalny, Kritikus Putin Paling Vokal yang Dinyatakan Bersalah atas Penipuan

Baca juga: NATO akan Tingkatkan Bantuan ke Ukraina untuk Perkuat Pertahanan dari Serangan Rusia

"Indonesia dalam mengetuai konferensi atau forum atau organisasi baik itu dalam konteks badan-badan PBB, pada saat kami memimpin Dewan Keamanan di PBB, ASEAN atau konferensi lainnya, selalu berpegang pada aturan dan prosedur yang berlaku, demikian juga di G20."

"Oleh karena itu, memang kewajiban untuk semua presiden G20 untuk mengundang semua anggotanya," tegas Triansyah.

Terkait undangan kepada seluruh anggota, Triansyah menyebut bahwa Indonesia telah mengirimkan undangan pada semua member pada 22 Februari 2022, lalu.

Termasuk mengundang Rusia untuk menghadiri acara G20 di Indonesia Oktober nanti.

"(Tanggal) 22 Februari (undangan) sudah dikirimkan," kata Triansyah.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Indonesia Tetap Undang Rusia pada Event G20 Oktober 2022 Mendatang, Dubes Triansyah Ungkap Alasannya

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Galuh Widya W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan