Konflik Rusia Vs Ukraina
Mata-mata AS Bantu Ukraina Eksekusi 8 Jenderal Militer Rusia, Bocorkan Saat Tepat untuk Menyerang
Beberapa negara tampak membantu Ukraina dalam berperang melawan Rusia. Termasuk Amerika Serikat (AS).
Penulis:
garudea prabawati
Editor:
Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa negara tampak membantu Ukraina dalam berperang melawan Rusia.
Termasuk Amerika Serikat (AS).
Satu di antaranya, ada peran mata-mata AS yang disebut telah membantu Ukraina dalam mengeksekusi delapan jenderal militer Rusia.
Seperti yang telah diberitakan, salah seorang petinggi militer Rusia, seorang kolonel berusia 36 tahun terbunuh.
Hal ini disebut menjadi pukulan besar untuk Rusia, setelah upaya invansinya ke Ukraina.
Sebelumnya, Letnan Kolonel Oleg Yevseev (43) juga terbunuh di Ukraina.
Baca juga: Tak Ingin Kena Ultimatum Putin, Austria dan Hungaria Setuju Bayar Gas Rusia Pakai Rubel
Rusia tidak memberikan rincian tentang bagaimana dan kapan dia dibunuh kecuali bahwa itu adalah bagian dari "operasi militer khusus" Vladimir Putin di Ukraina.
Dia adalah salah satu dari 30 prajurit dari wilayah Omsk yang tewas dalam perang, dikutip dari The Sun.

Dan diperkirakan, invasi pemimpin Rusia telah menelan korban lebih dari 20.000 tentara .
Para pejabat AS mengatakan, salah satu alasan Ukraina dapat menargetkan pasukan Putin adalah intelijen AS.
Para pejabat tersebut mengatakan AS memberi tahu Ukraina tentang waktu dan lokasi yang teapt untuk menyerang Rusia.
Baca juga: Pertempuran Masih Berlanjut, Militer Rusia Rebut Dua Kota di Donbas Bagian Ukraina Timur
"Sejak awal, kami sangat condong ke depan dalam berbagi intelijen strategis dan dapat ditindaklanjuti oleh Ukraina," ujar pejabat AS.
"Ini berdampak baik pada tingkat taktis dan strategis."
Pesawat Rusia Ditembak Jatuh

Mata-mata AS memberikan intelijen rinci kepada pasukan Ukraina tentang kapan dan di mana rudal dan bom Rusia akan menyerang.
Hal ini pun mendorong Ukraina untuk memindahkan pertahanan udara dan pesawat keluar dari bahaya.
Pembagian intelijen yang hampir real-time juga membuka jalan bagi Ukraina untuk menembak jatuh sebuah pesawat angkut Rusia yang membawa ratusan tentara.
Ini terjadi saat hari-hari awal perang, termasuk membantu mengusir serangan Rusia di bandara utama dekat Kyiv, dikutip dari NBC News.
Baca juga: Rusia Setop Aliran Gas ke Polandia dan Bulgaria karena Nunggak Bayar, Harga Gas Eropa Naik 24 Persen
Pejabat Amerika juga mengatakan hal tersebut sebagai operasi berbagi intelijen besar-besaran dan belum pernah terjadi sebelumnya dengan mitra non-NATO.
“Sejak awal, kami sangat condong ke depan dalam berbagi intelijen strategis dan dapat ditindaklanjuti oleh Ukraina,” ujar seorang pejabat AS.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan:
“Kami secara teratur memberikan informasi intelijen yang terperinci dan tepat waktu kepada Ukraina di medan perang untuk membantu mereka mempertahankan negara mereka dari agresi Rusia dan akan terus melakukannya.”
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)