Konflik Rusia Vs Ukraina
Rangkuman Invasi Hari ke-89: 100 Orang Tewas Setiap Hari, Ekonomi Rusia Menyusut hingga 10 Persen
Berikut ini rangkuman invasi Rusia ke Ukraina pada hari ke-89 hingga hari ini, Senin (23/5/2022) pukul 17.10 waktu Kyiv.
Penulis:
Rica Agustina
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-89 pada Senin (23/5/2022).
Menjelang tiga bulan invasi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sebanyak 100 orang tewas setiap hari dalam konflik di Ukraina timur.
Sementara di pihak Moskow, Bank Sentral Rusia mengatakan pada akhir April ekonomi negaranya diperkirakan menyusut 8 hingga 10 persen pada 2022.
Lebih lengkap, berikut ini rangkuman invasi Rusia ke Ukraina pada hari ke-89, yang dilaporkan CNN hingga pukul 17.10 waktu Kyiv.
Baca juga: Presiden AAYG Sampaikan Resolusi Soal Penyelesaian Konflik Rusia dan Ukraina
Baca juga: Sidang Kejahatan Perang Ukraina yang Pertama: Tentara Rusia Dipenjara Seumur Hidup
AS akan Kirim Pasukan Operasi Khusus
Administrasi Presiden Joe Biden sedang dalam tahap awal berpotensi mengirim pasukan operasi khusus (SOF) ke Ukraina untuk misi yang sangat terbatas membantu menjaga Kedutaan Besar AS di Kyiv, menurut beberapa pejabat Amerika Serikat (AS).
Ide untuk menggunakan SOF masih dalam tahap awal dan belum disampaikan kepada Biden untuk mengambil keputusan, kata sumber tersebut.
Konvoi Kendaraan Tinggalkan Enerhodar
Dmytro Orlov, Wali Kota Enerhodar, Ukraina tenggara mengklaim bahwa satu kolom kendaraan yang meninggalkan wilayah yang dikuasai Rusia telah diblokir, Senin.
"Sampai sekarang, tidak mungkin untuk meninggalkan wilayah yang diduduki sementara dari Melitopol dan Enerhodar menuju Zaporizhzhia," kata Orlov dalam sebuah pernyataan di Telegram.
"Untuk alasan yang tidak diketahui, tidak ada transportasi yang diizinkan melalui pos pemeriksaan musuh di Vasylivka. Ada antrian lebih dari 400 mobil."
Putin: Rusia Tahan Dampak Sanksi
Ekonomi Rusia menahan dampak sanksi, kata Presiden Vladimir Putin, Senin.
"Terlepas dari semua kesulitan, ekonomi Rusia menahan dampak sanksi, dan bertahan dengan cukup baik. Ini sesuai dengan semua indikator ekonomi makro utama," kata Putin dalam pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko di kota resor Laut Hitam Soch.
"Ya memang tidak mudah. Segala sesuatu yang terjadi memerlukan perhatian khusus dari blok ekonomi pemerintah. Secara keseluruhan, upaya tersebut berdampak positif," tambahnya.

Bank Sentral Rusia mengatakan pada akhir April ekonomi Rusia diperkirakan menyusut 8 hingga 10 persen pada 2022, mencatat penurunan aktivitas ekonomi pada Maret setelah pengenaan sanksi internasional terhadap Rusia.
Awal bulan yang sama, Bank Dunia memperkirakan bahwa PDB Rusia akan menyusut sebesar 11,2 persen pada tahun 2022.
Krisis Pangan Global Dapat Memburuk
Kepala Program Pangan Dunia PBB, David Beasley mengatakan saat ini dunia sedang menghadapi masalah harga pangan.
Dia menambahkan bahwa jika pelabuhan Odesa tidak dibuka, itu hanya akan menambah masalah.
Ada 49 juta orang di 43 negara yang kelaparan dan dunia akan menghadapi kelaparan, destabilisasi, dan migrasi massal jika kita tidak mengatasi masalah ini, katanya saat berbicara di panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Tentara Rusia Dihukum Seumur Hidup
Sebuah pengadilan di Kyiv telah memutuskan tentara Rusia berusia 21 tahun Vadim Shishimarin bersalah atas kejahatan perang dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.
Shishimarin, yang mengaku bersalah membunuh seorang warga sipil tak bersenjata, adalah tentara pertama yang dihukum karena kejahatan perang sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Polandia Akhiri Hubungan dengan Rusia
Pemerintah Polandia telah mengakhiri perjanjian 30 tahun dengan Rusia mengenai pasokan gas dan infrastruktur, kata menteri iklim negara itu, Anna Moskwa, Senin.
Perjanjian tersebut termasuk pasokan gas melalui pipa Yamal dan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur yang terkait dengan transit gas melalui Polandia.
Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan Sejumlah Howitzer 155 MM Kiriman AS untuk Pasukan Ukraina
Baca juga: Intelijen Inggris: Korban Tewas Rusia Sama saat Konflik Afghanistan, hingga Faktor Uni Soviet Runtuh
100 Orang Tewas Setiap Hari
Zelensky mengatakan sebanyak 100 orang tewas setiap hari dalam konflik di Ukraina timur.
Dia memberikan pernyataan tersebut pada hari Minggu, ketika berbicara kepada pers bersama Presiden Polandia Andrzej Duda.
Dia menanggapi pertanyaan tentang petisi online untuk mengizinkan pria usia wajib militer, antara usia 18 dan 60, ntuk meninggalkan Ukraina.
"Hari ini, dari 50 hingga 100 orang bisa terbunuh di sini, di area yang paling rumit, di timur negara kita," kata Zelensky.
Rusia kemungkinan mengalami korban tewas yang serupa dengan Uni Soviet selama sembilan tahun perangnya di Afghanistan, dalam tiga bulan pertama invasinya ke Ukraina, kata Kementerian Pertahanan Inggris, Senin.
"Kombinasi taktik tingkat rendah yang buruk, perlindungan udara yang terbatas, kurangnya fleksibilitas, dan pendekatan komando yang disiapkan untuk memperkuat kegagalan dan kesalahan berulang telah menyebabkan tingkat korban yang tinggi ini, yang terus meningkat dalam serangan Donbas," kata kementerian itu dalam pembaruan intelijen.
Lebih dari 6,5 Juta Orang Melarikan Diri dari Ukraina
Setidaknya 6,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia, menurut data terbaru Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Ukraina Tolak Gencatan Senjata
Mykhailo Podolyak, penasihat Zelensky, telah menolak gencatan senjata dengan Rusia.
Dia mengatakan tidak akan menerima kesepakatan apa pun dengan Moskow yang melibatkan penyerahan wilayah.
"Perang tidak akan berhenti (setelah konsesi apa pun). Itu hanya akan ditunda untuk beberapa waktu," katanya.
Podolyak mengatakan membuat konsesi akan menjadi bumerang bagi Ukraina karena Rusia akan membalas lebih keras setelah jeda dalam pertempuran.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)