Konflik Rusia Vs Ukraina
Vladimir Putin Sering Diberitakan Sakit Keras oleh Media Barat, Lihat Kondisinya Saat Bertemu Jokowi
Presiden Jokowi menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin Moskow, Kamis (30/6/2022) kemarin. Dia terlihat sehat dan tidak tampak sakit.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika Anda membuka mesin pencarian 'Google' lalu menulis kata kunci 'Vladimir Putin Sakit' atau 'Putin Sakit' maka akan begitu banyak berita seputar Presiden Rusia Vladimir Putin yang dirumorkan sakit.
Bahkan banyak media yang memberikan Putin sudah sekarat dan tinggal menunggu ajalnya.
Umumnya, Putin digosipkan sakit kanker dan menderita parkinson.
Mayoritas pemberitaan itu bersumber dari media Barat yang dikelola Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Isu Putin sakit keras itu mencuat sejak Rusia perang dengan Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.
Baca juga: Putin Dikabarkan Sakit Kanker dan Masa Hidupnya Tersisa 3 Tahun, Menlu Rusia Beri Bantahan
Kondisi Putin Saat Bertemu Jokowi
Seperti diketahui, Presiden Jokowi menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin Moskow, Kamis (30/6/2022) kemarin.
Dari foto-foto dan video yang dipublikasikan Sekretariat Presiden RI tampak Vladimir Putin terlihat sehat dan berjalan bareng bersama Jokowi.
Putin juga berdiri bersebelahan dengan Jokowi saat menyampaikan keterangan pers kepada media.
Vladimir Putin bahkan duduk berdekatan dengan Jokowi sesekali dibarengi senyum.
Putin Diprediksi Meninggal 2 Tahun Lagi
Newsweek pekan lalu mengutip pejabat Ukraina percaya Presiden Rusia Vladimir Putin menderita penyakit berat.
Kepala Itelijen Ukraina, Mayor Jenderal Kyrylo O. Budanov bahkan memperkirakan Putin akan meninggal dalam waktu dua tahun ke depan karena sakitnya.
Klaim Budanov bahwa Putin tidak memiliki umur panjang muncul dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh USA Today pada Sabtu pekan lalu.

Publikasi tersebut mencatat bahwa Budanov tidak memberikan bukti atas klaimnya.
Meskpin Istana Kremlin Rusia bersikeras bahwa Putin dalam keadaan sehat.
Awal bulan ini, Newsweek juga mengutip laporan rahasia AS menyatakan Putin tampaknya telah menjalani pengobatan untuk kanker stadium lanjut pada bulan April lalu.
Budanov mengklaim pada bulan Mei bahwa Putin "sangat sakit" dengan kanker dan penyakit lainnya.
Dia mengatakan kepada Sky News bahwa presiden Rusia berada dalam "kondisi psikologis dan fisik yang sangat buruk dan dia sangat sakit."
Pada bulan yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah bahwa Putin sakit.
"Saya tidak berpikir bahwa orang waras dapat melihat pada orang ini tanda-tanda penyakit atau penyakit tertentu," kata Lavrov selama wawancara dengan TF1.
Dia menambahkan bahwa Putin muncul di depan umum setiap hari.
Intelijen Amerika Bilang Putin Kena Kanker
Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memang tengah sakit parah.
Tiga pejabat tinggi badan intelijen berbeda di AS mengungkapkan laporan tersebut di media setempat.
Menurut laporan dari Intelijen AS tersebut, Putin tengah menderita kanker.
Pernyataan mereka muncul dari spekulasi bahwa Putin tengah menderita penyakit terminal.
“Putin jelas sedang sakit,” ujar salah seorang pejabat dari kantor Direktorat Intelijen Nasional dilansir dari Daily Star yang dilansir Jumat (3/6/2022).

Namun ia mencatat bahwa dugaan Putin bakal segera tewas hanyalah spekulasi belaka.
Sedangkan dua pejabat lainnya, satu dari Badan Intelijen Pertahanan dan yang lainnya pensiunan pejabat angkatan udara AS, mengklaim memiliki akses ke penilaian intelijen komprehensif terkait kesehatan Putin.
Penilaian intelijen tersebut mendukung teori bahwa Putin banyak menghilang dari panggung dunia pada April lalu karena menjalani perawatan kanker terbaru.
“Apalah Putin sakit? Tentu saja,” ujar mantan pejabat angkatan udara AS tersebut.
“Kekosongan kekuasaan setelah Putin jelas akan berbahaya bagi dunia,” tutur sumber yang namanya tak disebutkan tersebut.
Komunitas intelijen juga percaya bahwa Putin semakin paranoid untuk mempertahankan kekuasaannya.
“Cengkeraman Putin sangat kuat, tetapi tak lagi mutlak,” ujar salah satu perwira senior intelijen.
“Perebutan di dalam Kremlin tak pernah lebih intens selama masa pemerintahannya,” ujarnya.
Pejabat intelijen tersebut juga memperingatkan bahwa dengan semakin terisolasinya Putin, akses ke intelijen yang kredibel semakin sulit untuk didapat.
Sumber: Newsweek/Daily Star/Sky News