Serangan di PAUD, Thailand oleh mantan polisi: Pemakaman korban serangan di tengah upaya warga untuk bangkit dari pembunuhan paling parah
Ritual hari terakhir pemakaman anak-anak korban serangan oleh mantan polisi di PAUD, di kota Uthai Sawan, serangan paling parah dalam sejarah
Anak berusia tiga tahun Krissakorn Reungcharoen - yang biasa dipanggil Mick - mulai membuka matanya di tengah pemakaman korban penembakan di kota Uthai Sawan, pembunuhan paling parah di Thailand.
Para dokter mengatakan mereka sempat khawatir Mick tak bisa bertahan. Ia mengalami luka parah di kepala setelah ditusuk dengan pisau besar dalam serangan yang menewaskan 36 orang di Nong Bua Lamphu di Thailand utara.
Seorang mantan polisi Panya Kamrab mengamuk di kota itu dengan senjata dan pisau Kamis (06/10) lalu. Ia menyerang Pusat Pendidikan Usia Dini, PAUD, membunuh 23 anak, sebelum mengendara di jalan dan membunuh lainnya.
Di dekat rumahnya, ia menabrak Mick, ibunya dan neneknya yang tengah bersepeda. Ia keluar dari mobil dan menikam mereka.
Dalam video yang ditunjukkan oleh kakek Mick beberapa hari kemudian, Mick diperban dan tubuhnya dikaitkan dengan selang di unit intensif di Udon Thani, kota tak jauh dari Uthai Sawan.
Namun Mick bertahan. Ia mulai mengatakan sejumlah kata sejak serangan itu. Ia menanyakan ibunya. Tetapi sang ibu, Vanida Ruengcharoen yang berusia 31 tahun, meninggal saat dibawa ke rumah sakit.
Fotonya dipasang di atas peti mati di kuil di kota itu. Barang-barang kesenangan korban yang meninggal di letakkan di atas peti-peti mati yang disemayamkan di kuil.
Sanak saudara korban duduk di deretan kursi depan dengan baju hitam, sambil memegang foto anggota keluarga mereka yang meninggal.
Sebanyak 23 anak meninggal di PAUD itu, satu selamat.
Baca juga:
Selasa (11/10) ini adalah hari terakhir dalam ritual pemakaman selama empat hari. Hampir semua orang di kota dengan sekitar 6.000 penduduk memberikan penghormatan terakhir kepada para korban.
Rattan Malapim berada di kuil sejak dini hari. Ia membawa mainan truk dan bola dan diletakkan di samping foto putranya yang berusia empat tahun Thanakorn.
Ia membawa donut kesenangannya dan masih berbicara dengan putranya. "Kamu bisa makan, kamu sudah tidur?"
Sumber: BBC Indonesia
Mi instan hingga bakso - Kontradiksi mengejutkan dari 'comfort food'
Viral ‘chiki kebul’: Amankah nitrogen cair pada makanan?
Perang di Ukraina menyebabkan kematian ribuan penghuni Laut Hitam
Kisah misionaris gereja dari Korea Selatan yang berperan di balik meningkat pesatnya penganut Kristen di Nepal
Nepal berduka, pesawat berpenumpang 68 orang jatuh dalam kecelakaan udara terparah di negara itu selama tiga dekade
