Sabtu, 6 September 2025

Virus Corona

Pengusaha di China Waspadai Munculnya Gelombang Infeksi Baru Covid-19 Usai Pelonggaran Pembatasan

Pejabat kesehatan nasional di China mengeluarkan peringatan untuk menjauhi area yang berisiko tinggi terhadap penyebaran Covid-19.

NOEL CELIS / AFP
Para pengunjuk rasa berjalan di sepanjang jalan selama unjuk rasa untuk para korban kebakaran mematikan serta protes terhadap pembatasan Covid-19 China yang keras di Beijing pada 28 November 2022. Kebakaran mematikan pada 24 November 2022 di Urumqi, ibu kota barat laut Wilayah Xinjiang China, telah menjadi katalis baru kemarahan publik, banyak yang menyalahkan lockdown Covid karena menghambat upaya penyelamatan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI – Pabrik dan restoran yang ingin tetap buka di China lebih memilih untuk berhati-hati, dengan mempertahankan pembatasan Covid-19 di tempat kerja.

Seperti diketahui, pelonggaran kebijakan Nol Covid dengan mengurangi pengujian Covid-19 secara berkala, dapat memicu timbulnya gelombang infeksi baru menyusul masih tingginya kasus di beberapa kota besar termasuk ibukota Beijing.

Lantas, pejabat kesehatan nasional mengeluarkan peringatan untuk menjauhi area yang berisiko tinggi terhadap penyebaran Covid-19.

Baca juga: Pendiri Foxconn Terry Gou Desak Pemerintah China Longgarkan Pembatasan Covid-19

"Kami masih berada di bawah manajemen closed loop dengan para pekerja yang tidak diizinkan meninggalkan pabrik," kata seorang manajer di pabrik baja terkemuka di China timur.

"Ini tidak akan berkurang dalam waktu dekat," tambahnya, sembari mengatakan pabrik ingin mencegah penyebaran infeksi dengan menahan karyawan untuk tetap tinggal dan bekerja di lokasi.

Dilansir dari Reuters, pernyataan itu muncul ketika para pengusaha di China melihat adanya ketidakpastian baru dan harus bergulat dengan ketidakhadiran para pekerja dalam waktu lama, yang dapat menghambat operasi perusahaan.

Adapun, beberapa perusahaan negara dan bank di Beijing mengelompokkan staf mereka ke dalam tim untuk memastikan pekerjaan berlanjut di tengah tingginya angka penularan Covid-19.

"Staf sekarang dibagi menjadi dua dan bergiliran setiap minggu untuk bekerja di kantor,” kata Andy Chen, seorang karyawan sebuah perusahaan milik negara.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan