Perundungan daring picu korban jiwa, perempuan muda di China bunuh diri setelah dirundung warganet
Budaya kolektivis dan kurangnya tekanan terhadap perusahaan media sosial untuk memastikan keselamatan pengguna telah menyebabkan perundungan
Pada bulan November, dia membagikan foto dirinya di bangsal rumah sakit dengan keterangan: “berjuang melawan depresi”.
Perundungan daring
Kematian Zheng adalah kasus terbaru dari serangkaian kematian yang berkaitan dengan perundungan online di China.
Pada Januari 2022, Liu Xuezhou dari Kota Xingtai bunuh diri setelah pertemuan dengan orang tua kandungnya berujung getir.
Ketika pertengkaran mereka berlangsung secara daring, beberapa orang menuduhnya egois.
Laki-laki berusia 17 tahun, yang ditinggalkan menjadi yatim piatu pada usia empat tahun, meninggalkan catatan yang merinci pengalaman masa lalunya mengalami perundungan dan depresi.
Seorang guru sejarah bernama Liu Hanbo dari Provinsi Henan Tengah meninggal pada November, tahun yang sama setelah para perundung berulang kali merundung kelas daringnya.
Mereka melontarkan hinaan, memutar musik keras, dan mengirim spam ke grup. Pihak berwenang mengesampingkan dugaan kecurangan dalam kematian Liu, tetapi menyatakan akan menyelidiki apakah dia telah dirundung secara daring.
Bulan lalu, pemengaruh Sun Fanbao bunuh diri. Istrinya mengatakan laki-laki berusia 38 tahun itu berulang kali dihina oleh salah satu pengikutnya hingga dia mengalami depresi beberapa bulan sebelum meninggal.
Sun terkenal pada 2021 setelah mendokumentasikan perjalanannya sejauh 4.000 kilometer dari Shandong ke Tibet dengan traktor.
Kolektivisme dan kurangnya akuntabilitas
Dalam budaya kolektivis di China, mereka yang dianggap melanggar norma cenderung disanksi berat, kata para ahli. Hal yang membuatnya kian buruk adalah budaya malu yang merejalela.
“Perasaan kolektivisme yang kuat di China bisa berarti bahwa perundungan daring, ketika dilakukan sebagai tindakan kekerasan atau agresi simbolis terhadap orang lain di tempat umum, dapat memicu tindakan ekstrem seperti bunuh diri demi menghindari rasa terhina itu,” kata K Cohen Tan, wakil rektor di Universitas Nottingham Ningbo China.
Setelah menelusuri unggahan dan komentar-komentarnya, sulit untuk mengetahui apa yang menyebabkan perundungan terhadap Zheng.
Bisa jadi itu karena rambut merah mudanya yang tidak biasa, yang tampaknya mengganggu beberapa orang yang menyerangnya secara daring.
Yang lainnya menuding dia terlibat asmara dengan seorang laki-laki lansia, kemungkinan merujuk pada kakeknya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.