Jumat, 22 Agustus 2025

Bos Wagner Olok-olok AS yang PDKT ke Junta Militer Niger: Kemarin Tak Akui Sekarang Malah Bertemu

Prigozhin mengolok-olok langkah AS dengan menyebut, negara Paman Sam harus mengirimkan 'artileri berat' cuma untuk menjauhkan Grup Wagner dari Niger

Vladimir Zhabrikov / URA.RU / TASS
Pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin mengolok-olok Amerika Serikat yang mengirim diplomatnya untuk bertemu dengan perwakilan Junta Militer yang kini menguasai Niger. 

Terkait pernyataan Nuland, Prigozhin justru memuji para pejuangnya dan mencela langkah AS yang dia sebut berada di belakang ISIS dan Al-Qaeda.

"Saya bangga pada pasukan Wagner. (Hanya dengan) Memikirkan mereka (AS) membuat ISIS dan Al-Qaeda (sebagai pasukan) yang kecil, patuh, dan lembut," kata bos tentara bayaran itu.

"Dan AS telah mengakui pemerintah yang tidak diakuinya kemarin hanya untuk (meminta junta militer) menghindari pertemuan dengan Wagner PMC [Perusahaan Militer Swasta] di negara itu," kata Prigozhin.

Saat dimintai komentar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS memberikan pernyataan.

"Kami telah melihat kelompok kriminal transnasional Wagner yang didukung Kremlin mengeksploitasi dan memperkuat ketidakstabilan di seluruh dunia, termasuk di Afrika," kata juru bicara itu kepada Newsweek.

"Kami tidak memiliki indikasi hingga saat ini (kalau) Grup Wagner (dalang) menghasut tindakan anggota pengawal Presiden Niger ini (kudeta), namun Yevgeny Prigozhin secara terbuka memuji langkah ini dan upaya penggulingan lainnya,".

Juru bicara itu menambahkan,

"Melalui dukungannya yang berkelanjutan terhadap Wagner, Rusia mendorong gerakan anti-demokrasi. Ke mana pun kami melihat Wagner pergi, kematian dan kehancuran mengikuti," kata dia.

Pendukung Dewan Nasional Niger untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP) berdemonstrasi di Niamey pada 6 Agustus 2023. Ribuan pendukung kudeta militer di Niger berkumpul di stadion Niamey hari Minggu, ketika tenggat waktu ditetapkan oleh blok regional Afrika Barat ECOWAS untuk mengembalikan Presiden yang digulingkan Mohamed Bazoum ke tampuk kekuasaan akan berakhir, menurut wartawan AFP. Delegasi anggota Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP) yang berkuasa tiba di stadion berkapasitas 30.000 tempat duduk untuk mendapat sorakan dari para pendukung, banyak dari mereka mengenakan bendera Rusia dan potret para pemimpin CNSP. AFP
Pendukung Dewan Nasional Niger untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP) berdemonstrasi di Niamey pada 6 Agustus 2023. Ribuan pendukung kudeta militer di Niger berkumpul di stadion Niamey hari Minggu, ketika tenggat waktu ditetapkan oleh blok regional Afrika Barat ECOWAS untuk mengembalikan Presiden yang digulingkan Mohamed Bazoum ke tampuk kekuasaan akan berakhir, menurut wartawan AFP. Delegasi anggota Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP) yang berkuasa tiba di stadion berkapasitas 30.000 tempat duduk untuk mendapat sorakan dari para pendukung, banyak dari mereka mengenakan bendera Rusia dan potret para pemimpin CNSP. AFP (AFP)

Ucapan Selamat Atas Kudeta Niger

Beberapa hari setelah Bazoum digulingkan, Reuters melaporkan bahwa pesan yang diposting di Telegram yang memuji kudeta diyakini berasal dari bos Wagner Yevgeny Prigozhin.

Kantor berita itu tidak dapat memastikan bahwa itu adalah Prigozhin tetapi mengatakan "pembicara memiliki intonasi dan pergantian frasa yang sama dalam bahasa Rusia", diindikasikan sebagai pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner.

Pembicara mengucapkan selamat kepada militer Niger karena telah "menyingkirkan penjajah" dan menawarkan untuk mengirim pejuang Wagner untuk membantu memulihkan ketertiban.

Meskipun tidak diyakini bahwa Wagner saat ini mempertahankan banyak kehadiran anggotanya di Niger, grup tersebut memiliki kontrak di negara-negara seperti Republik Afrika Tengah dan Mali.

Para analis telah memperingatkan bahwa Prigozhin dapat memanfaatkan gejolak di Niger.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka mengungkapkan tentang keinginannya untuk memperkuat hubungan negaranya dengan negara-negara Afrika, dan Prigozhin dipandang sebagai aset berharga dalam mengejar tujuan tersebut.

Meskipun Prigozhin memimpin pemberontakan yang gagal melawan pemimpin militer Rusia pada akhir Juni, dia dikatakan masih menjaga hubungan dengan pejabat tinggi Kremlin.

Prigozhin bahkan difoto pada pertemuan puncak Rusia baru-baru ini dengan para pemimpin Afrika di St. Petersburg.

(oln/NW/Reuters/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan