IDF Ungkap Penyesalan Tembak Mati Pasukan Militer Lebanon: Salah Target, Kami Minta Maaf
Merespon tuduhan yang dilayangkan militer Israel, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL mengatakan bahwa Lebanon
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara resmi merilis pernyataan maaf kepada pemerintah Lebanon usai melakukan serangan udara hingga menewaskan salah satu pasukan penjaga perdamaian Lebanon yang sedang bertugas di dekat perbatasan Israel, pada Selasa (5/12/2023).
"Sersan Abdul Karim Al-Miqdad gugur syahid akibat dibomnya pusat militer angkatan darat di Lebanon selatan oleh musuh Israel pada 5/12/2023," tulis militer Lebanon dikutip dari The National.
Melansir dari media lokal The Times of Israel, permintaan maaf tersebut merupakan kali pertama yang diucapkan Israel pasca Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan perintah perang pada pasukan militernya untuk melawan militan Hamas di Gaza.
"Angkatan Bersenjata Lebanon bukanlah sasaran serangan. Kami menyatakan penyesalannya atas kejadian tersebut." ungkap pernyataan militer Israel yang dirilis pada Rabu (6/12/2023).
Atas insiden penembakan ini IDF berjanji akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Meski mengaku menyesal, namun IDF mengklaim serangan ini adalah bentuk pertahanan diri atas ancaman yang telah diidentifikasi berasal dari wilayah Lebanon.
Banyak pihak menilai bahwa serangan yang dilakukan Israel merupakan tindakan disengaja, mengingat beberapa hari yang lalu Perdana Menteri (PM) Israel sempat mengancam akan menghancurkan Lebanon lantaran Hizbullah pasukan sayap kanan asal Lebanon terus memberikan dukungan kepada Hamas.
Merespon tuduhan yang dilayangkan militer Israel, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL mengatakan bahwa Lebanon tidak pernah terlibat dalam konflik dengan Israel.
"LAF tidak terlibat dalam konflik dengan Israel, Selama beberapa hari terakhir, kami telah melihat mereka (Tentara IDF) melakukan peningkatan kekerasan di Garis Biru yang merupakan garis demarkasi antara Lebanon dan Israel,” jelas UNIFIL di platform X.
Amerika Beri Sanksi ke Israel
Sementara itu Amerika Serikat (AS) mengaku prihatin terkait adanya seorang tentara Lebanon yang tewas akibat serangan Israel.
Pasalnya Angkatan Bersenjata Lebanon merupakan institusi penting yang ditugaskan untuk menjaga stabilitas di seluruh kawasan.
Sebagai bentuk sanksi atas serangan IDF yang semakin membabi buta pasca gencatan senjata berakhir, Amerika Serikat menyatakan bahwa pihaknya akan memberlakukan larangan visa bagi ekstremis Israel yang menyerang warga Palestina di Tepi Barat.
Sanksi tersebut menjadi langkah utama yang dilakukan Presiden Joe Biden untuk melindungi warga sipil dan meminimalisir korban tewas akibat perang. Terlebih baru – baru ini Israel melakukan serangan sadis di Tepi Barat hingga menewaskan anak berusia 8 dan 15 tahun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.