Konflik Palestina Vs Israel
Bom Israel Hancurkan Masjid Tertua di Gaza, Hamas: Kejahatan Keji dan Biadab
Hamas mengatakan serangan Israel yang menghancurkan Masjid Omari sebagai kejahatan biadab.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.com - Masjid Omari, masjid bersejarah di Gaza yang sudah berdiri sejak abad pertengahan, hancur akibat serangan bom Israel.
Pada Jumat (8/12/2023), Hamas mengatakan serangan Israel itu menyebabkan kerusakan luas pada bangunan.
Hamas menyebut aksi Israel yang menargetkan Masjid Omari sebagai "kejahatan keji dan biadab".
Atas serangan itu, Hamas mendesak UNESCO untuk melindungi bangunan bersejarah Palestina di wilayah Gaza.
Dikutip dari AlJazeera, rekaman dan gambar yang diunggah di media sosial Hamas pada Jumat memperlihatkan Masjid Omari, yang terbesar dan tertua di Kota Gaza, hancur menjadi puing-puing.
Baca juga: Pengakuan Tawanan Israel yang Dibebaskan: Lebih Takut Terkena Serangan Udara IDF daripada Hamas
Hanya menaranya yang tampak utuh, sedangkan sekelilingnya hancur.
"Kejahatan yang menargetkan dan menghancurkan situs arkeologi harusnya menjadi pelecut bagi UNESCO untuk mengambil tindakan melestarikan warisan peradaban dan budaya yang besar ini," ujar Kementerian Pariwisata dan Purbakala Gaza.
Sementara itu, warga Palestina di Gaza yang mengetahui kehancuran Masjid Omari meluapkan amarahnya.
Ahmed Nemer (45) mengaku menghabiskan masa kecilnya dengan beribadah di Masjid Omari.
Ia pun menyebut serangan Israel terhadap Masjid Omari tersebut sebagai upaya untuk "menghapus ingatan kami."
"Saya telah berdsoa di sana dan bermain-main di Masjid Omari sepanjang masa kecil saya," lanjut dia saat ditemui di Gaza selatan, tempa dirinya melarikan diri untuk mencari perlindungan dari pemboman Israel.
Warga lainnya, Mohammad Rajab, seorang sopir taksi dari Kota Gaza yang juga melarikan diri ke selatan, mengatakan Masjid Omari adalah landmark kota paling penting.
"Ini biadab," ujar Rajab yang rumahnya hanya berjarak beberapa ratus meter dari Masjid Omari.
Hingga saat ini belum ada komentar langsung dari militer Israel atas serangan tersebut.
Dilansir Al Arabiya, nama Masjid Omari diambil dari nama khalifah kedua Islam, Omar.
Masjid tersebut merupakan yang tertua dan terbesar di wilayah kecil Palestina.
Selain Masjid Omari, Masjid Othman bin Qashqar, yang juga berada di Gaza, menjadi target serangan Israel, pada Kamis (7/12/2023), kata Hamas.
Diperkirakan 104 masjid di Gaza telah dihancurkan sejak dimulainya serangan Israel di wilayah kantong tersebut pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Viral Video Anak Gaza Jadi Korban Israel, Sangat Kesakitan, tapi Tertawa Cerita Penderitaannya
Hamas juga mengutuk penghancuran Hammam al-Samara, pemandian gaya Turki terakhir di wilayah tersebut, tempat warga di Gaza mandi selama lebih dari 1.000 tahun.
Tak hanya masjid, Hamas juga mengungkapkan tiga gereja telah dihancurkan oleh Israel, termasuk Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius yang berusia 1.000 tahun.
Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius adalah gereja tertua yang masih aktif di Gaza.
Israel diketahui kerap menuduh Hamas menggunakan masjid, sekolah, dan infrastruktur sipil lainnya untuk melindungi para pejuangnya.
AS Sampaikan Hak Veto Resolusi Gencatan Senjata

Sementara itu, di tengah situasi Gaza yang semakin memprihatinkan, Amerika Serikat (AS) justru menggunakan hak vetonya pada Jumat, terkait resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Penggunaan hak veto AS itu mematahkan tuntutan gencatan senjata segera yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan negara-negara Arab.
Guterres telah mengadakan pertemuan darurat dengan Dewan Keamanan PBB setelah konflik berminggu-minggu.
"Uni Emirat Arab sangat kecewa," ujar perwakilan UEA yang mensponsori resolusi yang menyerukan gencatan senjata.
"Sayangnya, dewan ini (Dewan Keamanan PBB) tidak dapat menuntut gencatan senjata kemanusiaan."
AS mempertahankan hak vetonya dan menyerang pendukung resolusi itu.
AS mengkritik mereka karena terburu-buru mewujudkannya dan tidak mengubah seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat.
“Resolusi ini masih berisi seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat. Resolusi ini akan membuat Hamas dapat mengulangi apa yang mereka lakukan pada 7 Oktober,” kata Wakil Perwakilan AS di PBB, Robert Wood.
Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, AS dapat menggunakan hak vetonya terhadap resolusi apapun.
Baca juga: Hamas Sebut Tentara Israel Teroris Karena Telanjangi Warga Palestina
Sementara itu, Inggris, yang juga anggota Dewan Kemanan PBB, abstain dalam pemungutan suara tersebut.
Menjelang pemungutan suara, Guterres mengatakan “kebrutalan yang dilakukan oleh Hamas tidak akan pernah bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.”
“Saya dengan tegas mengutuk serangan-serangan itu. Saya terkejut dengan laporan kekerasan seksual,” kata Guterres menjelang pemungutan suara.
Guterres menggunakan Pasal 99 Piagam PBB yang jarang digunakan untuk menarik perhatian DK PBB mengenai “masalah apapun yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.”
Guterres telah mengupayakan “gencatan senjata kemanusiaan” untuk mencegah “bencana yang berpotensi menimbulkan dampak yang tidak dapat diubah bagi rakyat Palestina” dan seluruh Timur Tengah.
Setelah AS memveto resolusi tersebut, Wood mengatakan resolusi tersebut “berbeda dari kenyataan” dan “tidak akan mengambil tindakan nyata.”
Update Terkini Situasi di Gaza

Simak perkembangan terkini pendudukan Israel di Gaza per Sabtu (9/12/2023):
- Para pejabat Palestina mengutuk AS yang menggunakan hak vetonya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencaran senjata segera di Gaza.
Mereka mengecam aksi AS itu sebagai "aib" dan "bencana".
- Utusan Israel untuk PBB berterima kasih pada Presiden AS, Joe Biden, karena memveto resolusi tersebut.
Ia juga mengatakan gencatan senjata hanya akan terjadi setelah semua sandera Gaza dibebaskan dan Hamas dikalahkan.
- Setidaknya 10 warga Palestina tewas dalam serngan Israel di sebuah rumah keluarga di Khan Younis, Gaza selatan.
- Pejabat Program Pangan Dunia PBB mengatakan "kekacauan dan keputusasaan" meluas ketika keluarga-keluarga Palestina yang kehilangan tempat tinggal menderita kelaparan di jalan-jalan Gaza.
- Juru Bicara Gedung Putih, John Kirbym mengatakan kepada wartawan, AS mengakui "lebih banyak yang bisa dilakukan untuk mencoba mengurangi korban sipil" dalam operasi militer Israel.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.