Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Beri Sinyal Gencatan Senjata, Ismail Haniyeh Langsung Tiba di Mesir

Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh tiba di Kairo, Mesir. Ia di Mesir setelah Israel beri sinyal gencatan senjata baru.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Arab News
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyebut pihaknya hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh tiba di Kairo, Mesir untuk melakukan pembicaraan mengenai perang Gaza, Rabu (20/12/2023).

Haniyeh tiba di Kairo setelah adanya harapan bahwa Palestina dan Israel akan mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata lainnya.

Untuk diketahui, Haniyeh berada di Mesir untuk bertemu dengan kepala mata-mata Kairo dan pejabat Mesir lainnya, yang bertindak sebagai mediator.

Sementara itu, para pejabat Israel telah mengindikasikan adanya kesepakatan gencatan senjata setelah bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat (AS) dan Qatar.

Dikutip dari Al Jazeera, Haniyeh berencana membahas penghentian agresi di Gaza, kata sumber Hamas.

Pembicaraan di Kairo juga akan mencakup kemungkinan kesepakatan untuk pembebasan tahanan Palestina, kata sumber tersebut.

Baca juga: Sosok Yahya Sinwar Pemimpin Hamas: Selalu Lolos dari Sergapan Israel, Dijuluki The Walking Dead

Temui Titik Terang

Kunjungan Haniyeh terjadi setelah pemerintah Israel memberi isyarat bahwa pihaknya terbuka untuk menyetujui gencatan senjata lainnya.

Tekanan semakin meningkat untuk memulangkan 129 tawanan Israel yang masih ditahan Hamas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, upaya diplomatik intensif sedang dilakukan untuk memulangkan para tawanan yang masih tersisa.

Hal ini termasuk pertemuan hari Senin di Warsawa antara kepala intelijen Israel, perdana menteri Qatar, dan kepala CIA AS, di mana para pejabat membahas kemungkinan syarat gencatan senjata.

Baca juga: Tentara Israel Kedapatan Tertawa Cekikikan saat Jenderalnya Beri Pengarahan soal Penembakan Sandera

Pertemuan itu "cukup positif", kata Hashem Ahelbarra dari Al Jazeera, melaporkan dari Doha.

Dia menambahkan bahwa perunding Qatar, yang merupakan perantara utama dalam gencatan senjata sementara sebelumnya, kini "berhubungan dengan Hamas dan Israel mengenai potensi untuk melanjutkan perundingan".

Media Israel melaporkan bahwa Tel Aviv sedang mengupayakan kesepakatan "kemanusiaan" untuk menjamin pembebasan tawanan perempuan dan lansia oleh Hamas, serta siapa pun yang sakit fisik dan mental.

Pemerintah dilaporkan yakin kelompok tersebut akan berjumlah 30-40 tawanan.

Perang di Gaza Semakin Memanas

Gambar selebaran yang dirilis tentara Israel pada 19 Desember 2023 ini menunjukkan tentara yang beroperasi di Jalur Gaza, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Gambar selebaran yang dirilis tentara Israel pada 19 Desember 2023 ini menunjukkan tentara yang beroperasi di Jalur Gaza, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Tentara Israel / AFP)

Baca juga: Pakar: Drone Murahan Modifikasi Hamas Mampu Mengakali Kecanggihan Teknologi Militer Milik Israel

Sementara itu, perang di Gaza semakin memanas setelah Israel melakukan pemboman di wilayah Khan Younis.

Setidaknya 20 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap dua rumah di Khan Younis, kata Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat.

Dikutip dari Reuters, sejak gencatan senjata terakhir gagal pada 1 Desember, perang telah memasuki fase yang lebih intensif, dengan pertempuran darat yang sebelumnya terbatas di bagian utara Jalur Gaza kini menyebar ke seluruh wilayah tersebut.

Kelompok-kelompok bantuan internasional mengatakan 2,3 juta penduduk Gaza berada di ambang bencana akibat kehancuran besar-besaran yang telah memaksa 90 persen dari mereka meninggalkan rumah mereka dan menyebabkan banyak orang kekurangan gizi dan sangat kekurangan air bersih dan perawatan medis.

Di wilayah utara, yang diklaim sebagian besar telah ditundukkan oleh pasukan Israel bulan lalu, pertempuran terjadi lebih sengit dari sebelumnya.

Baca juga: Serangan Udara Israel di Rafah Terekam Jurnalis Al Jazeera saat Siaran Langsung, Sasar Rumah Sakit

Api dan asap membubung ke langit seperti yang terlihat dari seberang pagar perbatasan Israel, ketika pesawat tempur Israel menggempur daerah tersebut saat fajar.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pasukan Israel telah mengepung depot ambulansnya di Jabalia, sebuah pemukiman di utara yang telah diperangi selama berminggu-minggu.

Terdapat 127 orang di fasilitas tersebut termasuk pekerja, pengungsi, dan korban luka-luka.

Di selatan, tempat sebagian besar warga sipil kini berlindung setelah melarikan diri dari daerah lain, telah terjadi pertempuran sengit di sekitar pusat Khan Younis, yang sebagian telah diserbu oleh pasukan Israel.

Hamas melancarkan perang gerilya berdasarkan jaringan terowongan bawah tanah yang luas, tempat mereka menyembunyikan para pejuang, persenjataan, dan, menurut Israel, para pemimpin politik dan komandan sayap bersenjata.

Baca juga: Siapa kelompok pemberontak Houthi di Yaman dan mengapa mereka menyerang kapal-kapal kargo yang menuju Israel?

Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, mengatakan pada hari Rabu bahwa para pejuangnya membunuh 25 tentara Israel dan melukai puluhan lainnya selama 72 jam sebelumnya di Gaza.

Para pejuang Hamas menargetkan pasukan Israel dari jarak dekat dan memasang jebakan di dua terowongan dan sebuah rumah, kata juru bicara Al Qassam.

Meski begitu, Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved