Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Korban Tewas di Gaza Capai 20 Ribu Orang, Pertempuran Darat Tersebar di Seluruh Wilayah

Menurut para pejabat Palestina, kini jumlah korban tewas di Gaza sudah mencapai 20.000 orang.

Penulis: Nuryanti
KATA KHATIB/AFP
Ilustrasi - Asap mengepul akibat pemboman Israel terhadap Khan Yunis dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 16 Desember 2023. Menurut para pejabat Palestina, kini jumlah korban tewas di Gaza sudah mencapai 20.000 orang. 

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban tewas di Jalur Gaza sejak Israel mulai membombardir daerah kantong tersebut lebih dari 10 minggu lalu, mencapai 20.000 orang.

Data korban tewas itu menurut para pejabat Palestina.

Setidaknya 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita termasuk di antara mereka yang tewas, kata Kantor Media Pemerintah Gaza, Rabu (20/12/2023).

Sejak gencatan senjata tujuh hari gagal pada 1 Desember 2023, perang telah memasuki fase yang lebih intensif.

Dilansir Al Jazeera, pertempuran darat yang sebelumnya terbatas pada bagian utara wilayah tersebut kini tersebar di seluruh wilayah.

“Jelas bahwa konflik akan berlanjut dan perlu dipindahkan ke fase intensitas yang lebih rendah," ujar Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

Baca juga: UNICEF: Anak di Gaza Hanya Dapat 2 Liter Air per Hari, Jauh dari Jumlah yang Dibutuhkan

“Kami berharap untuk melihat dan ingin melihat peralihan ke operasi (Israel) yang lebih bertarget dengan jumlah pasukan yang lebih kecil yang benar-benar fokus menangani kepemimpinan Hamas, jaringan terowongan dan beberapa hal penting lainnya."

“Dan ketika hal itu terjadi, saya pikir Anda juga akan melihat bahwa kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil juga berkurang secara signifikan," jelas Blinken.

Serangan Israel di Kamp Pengungsi Jabalia

Serangan udara berlanjut di Gaza pada hari Rabu dengan 46 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

Di Rafah di Jalur Gaza selatan, serangan udara menghantam sebuah gedung dekat rumah sakit yang dekat dengan kru Al Jazeera yang melaporkan siaran langsung, yang menewaskan 10 orang.

“Semakin banyak serangan udara dilakukan, semakin banyak korban yang berjatuhan akibat perluasan operasi militer Israel di wilayah yang seharusnya menjadi zona aman di mana mayoritas warga Gaza didesak untuk mengungsi,” ungkap Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera dalam laporannya dari Rafah.

“Serangan udara terjadi di wilayah yang dianggap sangat padat penduduknya, dan merupakan sebuah keajaiban bahwa tidak lebih dari jumlah orang yang terbunuh,” kata dia.

Baca juga: Hamas Bersedia Gabung PLO, Mau Akhiri Perang, Dirikan Negara Palestina di Gaza-Tepi Barat-Yerusalem

Gambar yang diambil di Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 15 Desember 2023, menunjukkan kehancuran di Gaza utara akibat pemboman Israel selama berminggu-minggu di wilayah Palestina di tengah pertempuran yang sedang berlangsung dengan kelompok militan Hamas.
Gambar yang diambil di Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 15 Desember 2023, menunjukkan kehancuran di Gaza utara akibat pemboman Israel selama berminggu-minggu di wilayah Palestina di tengah pertempuran yang sedang berlangsung dengan kelompok militan Hamas. (JACK GUEZ / AFP)

Serangan ke Gaza akan Terus Berlanjut

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyatakan serangan darat dan udara Israel ke Gaza akan terus berlanjut sampai ada perintah pemerintah untuk menghentikan operasi militer.

“Kami akan melanjutkan serangan kami di Rafah untuk menargetkan para pemimpin Hamas,” kata Hagari, seperti diberitakan The New Arab.

“Tujuan kami adalah untuk membubarkan Hamas dan tidak ada badan militer yang mengancam kami," sambungnya.

Baca juga: Ada Pembicaraan Rahasia Antara Pemimpin Hamas dan Gerakan Fatah Mengenai Masa Depan Gaza

Ia menambahkan, pihaknya juga akan terus menargetkan Hizbullah.

“Memulangkan orang-orang yang diculik adalah salah satu tujuan perang, dan kami akan melakukan segala upaya untuk mengembalikan mereka,” tambah Hagari.

Di sisi lain, Pemimpin Hamas Osama Hamdan mengutuk dukungan Amerika Serikat kepada Israel dalam serangannya ke Gaza.

“Rakyat kami membayar dengan nyawa anak-anak mereka. Mereka sedang mengalami mesin perang Zionis yang didanai oleh Amerika."

"Setelah semua pengorbanan mereka, mereka menyadari tidak ada jalan mundur, tidak ada jalan kembali."

"Yang ada hanyalah kemenangan dalam pertempuran ini dan menjamin kebebasan serta kehidupan yang bermartabat sambil membangun negara berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” ujar Osama Hamdan.

Baca juga: Rusia Tuding Upaya Perdamaian di Gaza Gagal Karena AS

“Pesan kami kepada keluarga para tawanan sangat jelas: krisis Anda ada di tangan Netanyahu dan kabinet perangnya."

"Agresi yang terus berlanjut menghambat pembebasan tawanan."

"Jika Anda ingin mereka kembali, maka Anda harus membuat Netanyahu mengerti bahwa perlawanan tidak akan pecah,” imbuh Hamdan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved