Selasa, 9 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ansarullah Yaman: AS akan Menyesali Serangannya, Kami Sudah Siapkan Kejutan untuk Sekutu Israel

Ansarullah Yaman memastikan pihaknya akan membalas serangan AS dan Inggris, sudah siapkan kejutan untuk sekutu Israel.

Iran Press
Anggota senior Ansarullah Yaman, Mohammad al-Bukhaiti. - Al-Bukhaiti memastikan pihaknya akan membalas serangan AS dan Inggris, sudah siapkan kejutan untuk sekutu Israel. 

TRIBUNNEWS.com - Seorang anggota biro politik Ansarullah Yaman, Mohammad al-Bukhaiti, mengumumkan kelompok perlawanan telah mendapatkan kembali kendali atas wilayah Yaman, Selasa (16/1/2024).

Ia menyebut Amerika Serikat (AS) akan menyesali serangannya terhadap Yaman.

Dikutip dari Al Mayadeen, al-Bukhaiti juga memastikan AS akan kalah dalam perang melawan Yaman.

Al-Bukhaiti juga menekankan Yaman saat ini menerapkan aturan keterlibatan dan mencegah lewatnya kapal-kapal AS dan Israel.

Pernyataan itu merujuk pada tanggung jawab Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) karena menargetkan kapal perang AS sebelumnya dan "menyebabkan hilangnya dua Angkatan Laut (AL) Amerika."

Sebagai informasi, dua pasukan AL AS hilang di lepas pantai Somalia pada Kamis (11/1/2024) malam, sesaat sebelum Amerika menyerang Yaman.

Saat menyinggung serangan AS dan Inggris baru-baru ini, al-Bukhaiti mengungkapkan pihaknya sedang mengembangkan kemampuan rudal YAF.

Ia pun memperingatkan kepada dua negara sekutu Israel itu untuk mempersiapkan diri dari kejutan tak terduga Yaman.

Al-Bukhaiti juga juga mendesak Washington untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya terhadap Gaza.

Sebelumnya, Juru Bicara YAF, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengumumkan bahwa sebuah kapal AS menjadi sasaran mereka di Teluk Aden.

"AL YAF melakukan operasi militer yang menargetkan kapal Amerika di Teluk Aden, menggunakan beberapa rudal AL yang sesuai hingga menyasar target secara tepat dan langsung," ungkap dia.

Baca juga: Drone AS dan Inggris Berkeliaran di Hodeidah Targetkan Pangkalan AL Yaman, Houthi Perketat Penjagaan

Saree menegaskan, semua kapal dan unit militer AS dan Inggris, yang berpartisipasi dalam serangan terhadap Yaman, dianggap sebagai target sah bagi YAF.

Dalam konteks yang sama, Komanda Pusat AS (CENTCOM) menyebut Ansarullah meluncurkan rudal balistik anti-kapal dan menghantam kapal kontainer M/V Gibraltar Eagle.

AS dan Inggris akan Membayar Mahal

Sebelumnya, pejabat senior Ansarullah memastikan AS dan Inggris akan membayar mahal atas serangan mereka terhadap Yaman.

Ali al-Qahoum menekankan dua negara itu harus menanggung risiko dari pembalasan Yaman.

Ia mencatat serangan AS dan Inggris terhadap situs-situs militer Yaman, tidak akan berdampak bagi negaranya di masa mendatang.

Al-Qahoum memastikan Yaman akan teguh dalam "kemenangan yang dijanjikan dan jihad suci," katanya dalam pernyataan hari Minggu (14/1/2024).

Mengenai peran Yaman yang mendukung Gaza, al-Qahoum menjelaskan negaranya bersama pemerintahan, kepemimpinan, angkatan bersenjata, kemampuan militer, dan orang-orang yang gigih, akan terus berjuang sampai meraih kemanangan.

Ancaman serupa juga disampaikan oleh pemimpin dewan politik tertinggi gerakan Ansarullah, Mahdi al-Mashat.

Ia menyebut agresi AS dan Inggris ke Yaman melanggar semua hukum internasional.

Al-Mashat memastikan AS dan Inggris akan "membayar harga yang mahal" atas serangan yang mencakup 73 serangan terhadap berbagai wilayah di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa.

Baca juga: Usai AS Serang Yaman, CENTCOM Umumkan 2 Pasukan AL Amerika Hilang: Operasi Pencarian Berlangsung

Serangan AS dan Inggris di Yaman

AS dan Inggris memulai serangannya ke Yaman pada Jumat (12/1/2024).

Serangan itu diluncurkan sebagai balasan atas aksi Yaman yang menyerang kapal-kapal yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah.

Presiden AS, Joe Biden, dalam pidatonya, mengonfirmasi serangan yang terjadi di Yaman adalah perbuatan militernya.

Biden memperingatkan ia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

"Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi," tutur Biden setelah AS menyerang Yaman, dilansir Reuters.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan serangan di Yaman itu untuk menargetkan militer Houthi, termasuk drone, rudal balisitik dan jelajah, radar pesisir, hingga pengawasan udadra.

Terpisah, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Indikasi awal menunjukkan bahwa kemampuan Houthi untuk mengancam (arus) perdagangan telah menurun."

Seorang pejabat Houthi mengonfirmasi adanya "penggerebekan" di ibu kota Sanaa, Saada, dan Dhamar, serta di Hodeidah.

Ia menyebut serangan itu sebagai "agresi Amerika-Zionis-Inggris."

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan