Mengapa ISIS menyerang Rusia dan menganggapnya sebagai musuh?
ISIS mengeklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di auditorium konser di Crocus, Moskow, Rusia. Ada sejumlah faktor yang…
“Partisipasi Rusia dalam operasi melawan ISIS dan sekutunya, terutama di Suriah, serta upaya mereka menjalin hubungan dengan Taliban, menjadikan Rusia sebagai musuh utama,” kata Amira Jadoon, profesor di Universitas Clemson, AS, yang juga menulis buku berjudul The Islamic State in Afghanistan and Pakistan: Strategic Alliances and Rivalries.
Serangan di gedung konser itu dikaitkan dengan sel ISIS di Afghanistan, tepatnya yang berasal dari Provinsi Khorasan. Kelompok ini muncul pada 2015 di wilayah tempat Osama bin Laden pernah bersembunyi.
ISIS dari Khorasan awalnya menyasar target-target lokal seperti komunitas Syiah Afghanistan, yang dianggap sesat oleh ISIS, lalu kelompok Taliban yang dikritik karena berpartisipasi dalam perundingan damai dengan AS.
Namun kini alasan paling kuat mengapa sel ISIS dari Khorasan menyerang Rusia adalah faktor Taliban.
“Taliban adalah musuh terburuk ISIS dan mereka menganggap Rusia sebagai teman Taliban,” kata Direktur South Asia Institute di Wilson Center, Michael Kugelman.
Baru-baru ini, sel ISIS di Afghanistan memperluas jangkauannya. Menurut para ahli, seperti dikutip oleh Wall Street Journal, ini adalah bukti bahwa “organisasi teroris tersebut telah meninggalkan tempat kelahirannya di Suriah dan Irak, di mana mereka telah kalah total.”
“Serangan terhadap Rusia cocok dengan pola ini, apalagi mengingat baru-baru ini intelijen beberapa negara Barat telah memperingatkan soal kemungkinan serangan teroris di wilayah mereka,” kata Lucas Webber, salah satu pendiri pusat penelitian konflik militer Militant Wire.
Musuh Islam
Dalam beberapa tahun terakhir, propaganda ISIS telah menggambarkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai musuh umat Islam dan aktor penganiayaan terhadap Muslim di Rusia serta negara lainnya.
“Ketegangan antara AS dan negara-negara demokrasi dengan kekuatan otoriter (Rusia, Iran dan China) semakin intens di tengah perang di Ukraina dan Gaza. Namun bagi ISIS, semuanya adalah musuh Islam dan semuanya harus dihancurkan,” kata dua pakar ISIS di Wall Street Journal.
“ISIS memiliki strategi untuk tidak terlalu sering menyerang, namun tepat sasaran,” kata pakar Islam dan Direktur Khorasan Diary di Islamabad, Riccardo Valle.
“Tujuannya adalah memperlihatkan ketahanan mereka dan menarik pengikut.”
“ISIS dengan sabar menunggu saat yang tepat untuk menyerang,” tambahnya.
“Saat ini mereka ada di Moskow, belum lama ini di Iran. Akan ada lebih banyak serangan, mungkin di ibu kota lainnya,” kata analis militer Turki, Murat Aslan kepada Al Jazeera.
Dugaan penolakan otoritas Rusia terhadap migran asal Asia Tengah yang datang sebagai buruh juga ditengarai sebagai faktor lainnya yang mempengaruhi serangan tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.