Konflik Palestina Vs Israel
Iron Dome Sudah Rentan, Israel Utara Diselimuti Api setelah Diserang Hizbullah
Serangan rudal Hizbullah membuat Israel Utara terbakar, mengungkap kelemahan dalam pertahanan Iron Dome.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Israel bagian utara terjerumus ke dalam kekacauan dan ketakutan ketika militan Hizbullah melancarkan serangan rudal.
Serangan rudal Hizbullah memicu api yang melalap lereng bukit dan menimbulkan kerusakan parah di sebuah kota penting.
Dilansir Express UK, Kota Kiryat Shmona menjadi sasaran utama lebih dari 60 rudal yang ditembakkan oleh pasukan Hizbullah pada hari Jumat (10/5/2024).
Serangan yang tak henti-hentinya membuat wilayah tersebut terbakar.
Laporan dari Yedioth Ahronoth, sebuah surat kabar berbahasa Ibrani, merinci kehancuran luas yang disebabkan oleh serangan rudal tersebut.
Belasan rumah dan kendaraan hancur.
Api yang berkobar tak terkendali di wilayah Kiryat Shmona, menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur.
Outlet media Sprinter Factory menyebutkan “kerentanan” yang mengkhawatirkan dalam sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.
Sprinter Factory menunjukkan bahwa sistem Iron Dome tidak sepenuhnya mampu menghalau Katyusha Multiple Launch Rocket System (MLRS) era Soviet yang dikirim ke Hizbullah 60 tahun lalu.

Serangan Hizbullah terhadap pos-pos tentara Israel di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel terjadi di tengah meningkatnya ketegangan sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober.
Konflik ini telah memakan banyak korban jiwa.
Baca juga: Hizbullah Gelar 7 Operasi Militer ke Israel: Gunakan Berbagai Senjata, Upaya Cegah Genosida di Rafah
Lebih dari 350 orang tewas di Lebanon, termasuk anggota Hizbullah dan warga sipil, sementara Israel berduka atas hilangnya 15 tentara dan 10 warga sipil.
Upaya pejabat asing untuk menengahi dan memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan terhalang.
Hizbullah tetap teguh dalam komitmennya untuk terus berperang melawan Israel sampai gencatan senjata tercapai di Jalur Gaza.
Situasi Terkini
Pada hari Jumat, Majelis Umum PBB dengan suara bulat mengeluarkan sebuah resolusi yang memberikan Palestina lebih banyak “hak dan keistimewaan”.
Majelis Umum juga meminta Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan kembali permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB yang ke-194.
Di Gaza, pertempuran sengit antara pasukan Israel dan militan Palestina di pinggiran kota selatan Rafah membuat jalur bantuan bantuan tidak dapat diakses, kata seorang pejabat kemanusiaan PBB pada Jumat.
Program Pangan Dunia akan kehabisan makanan untuk didistribusikan di Gaza kecuali bantuan lebih lanjut datang.
Sekitar 110.000 orang telah meninggalkan Rafah ke wilayah lain yang terkepung, menurut perkiraan PBB.
Sekitar 1,4 juta warga Palestina – lebih dari separuh populasi Gaza – mencari perlindungan di kota tersebut.
Israel mengatakan Rafah adalah benteng terakhir kelompok militan Hamas dan berjanji akan melancarkan invasi besar-besaran ke kota tersebut.

AS mengatakan serangan di Rafah dapat membahayakan perundingan gencatan senjata dan mengancam akan menghentikan lebih banyak bantuan militer ke Israel.
Pada hari Sabtu, para pejabat Israel memerintahkan evakuasi baru di Rafah yang memaksa puluhan ribu orang lagi untuk pindah.
Korban tewas akibat perang di Gaza telah melonjak menjadi lebih dari 34.500 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan setempat.
Pemboman dan serangan darat Israel telah menyebabkan kerusakan besar pada apartemen, rumah sakit, sekolah dan pusat pengungsi di beberapa kota.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.