Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Meski AS Optimis Mediasi Gencatan Senjata di Gaza Berhasil, Ahli Malah Pesimis akan Sikap Netanyahu

AS sangat optimis dengan pembicaraan gencatan senjata di Gaza yang tengah berlangsung. Tetapi para ahli malah pesimis karena sikap Netanyahu.

JACK GUEZ / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan di kota pesisir Israel Tel Aviv, pada 14 Juni 2014. 

Penduduk Kota Gaza terjebak di dalam rumah dan mayat-mayat tergeletak tak bernyawa di jalan-jalan akibat serangan baru Israel yang gencar pada hari Kamis.

Padahal, saat ini Washington tengah mendorong kesepakatan damai dalam perundingan di Mesir dan Qatar.

Militan Hamas mengatakan serangan besar-besaran Israel terhadap Kota Gaza minggu ini dapat menghancurkan upaya untuk mengakhiri perang, tepat saat negosiasi memasuki tahap akhir.

Baca juga: AS dan Qatar Tunggu Klarifikasi Netanyahu Soal Pernyataan yang Dapat Ganggu Mediasi Gencatan Senjata

Sebagai rumah bagi lebih dari seperempat penduduk Gaza sebelum perang, Kota Gaza hancur selama minggu-minggu pertama pertempuran tahun lalu

Dikutip dari Reuters, tetapi ratusan ribu warga Palestina telah kembali ke rumah-rumah mereka di reruntuhan.

Mereka kini sekali lagi diperintahkan keluar oleh militer Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pihaknya menerima laporan mengenai orang-orang yang terjebak dan lainnya tewas di dalam rumah mereka di distrik Tel Al Hawa dan Sabra di Kota Gaza.

Dan tim penyelamat pun tidak dapat menjangkau mereka yang berada di dalam reruntuhan rumah.

Baca juga: Oposisi Israel Tawarkan Benjamin Netanyahu Jaring Pengaman Politik untuk Gencatan Senjata di Gaza

Dinas Darurat Sipil mengatakan pihaknya memperkirakan sedikitnya 30 orang tewas di wilayah Tel Al-Hawa dan Rimal dan tidak dapat menemukan mayat di jalan-jalan di sana.

Meskipun ada instruksi militer pada hari Rabu kepada penduduk Kota Gaza bahwa mereka dapat menggunakan dua "rute aman" untuk menuju ke selatan, banyak penduduk menolak untuk mengindahkan perintah tersebut.

"Kami akan mati, tetapi tidak akan pergi ke selatan. Kami telah menahan kelaparan dan bom selama sembilan bulan dan kami siap mati sebagai martir di sini," kata Mohammad Ali (30), yang dihubungi melalui pesan teks.

Ali, yang keluarganya telah pindah beberapa kali di kota itu, mengatakan mereka kekurangan makanan, air, dan obat-obatan.

"Pendudukan membombardir Kota Gaza seolah-olah perang akan dimulai kembali."

"Kami berharap akan ada gencatan senjata segera, tetapi jika tidak, maka itu adalah kehendak Tuhan," ujarnya.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan