Pertama dalam 6 Tahun, Korea Utara Gelar Maraton Internasional
Korea Utara kembali menggelar lomba maraton internasional. Ajang ini sempat terhenti karena wabah virus corona.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Untuk pertama kalinya sejak 2019, atlet asing kembali berpartisipasi dalam Maraton Internasional Pyongyang yang digelar pada Minggu (6/4/2025).
Sekitar 200 pelari asing dari negara-negara seperti Tiongkok dan Rumania turut ambil bagian bersama pelari lokal, berlomba di jalanan ibu kota Korea Utara, dilansir DW.
Pada tahun 2019, sekitar 950 pelari asing ambil bagian dalam ajang yang sama.
Akibat pandemi Covid-19, Korea Utara menutup perbatasannya dan menghentikan semua acara publik.
Meski Korea Utara telah mengizinkan beberapa kelompok wisatawan asal Rusia untuk masuk, Pyongyang tetap relatif tertutup bagi dunia luar.
Maraton Internasional Pyongyang merupakan bagian dari rangkaian perayaan ulang tahun pendiri negara tersebut, Kim Il Sung—kakek dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un—yang lahir pada 15 April 1912.
Dikutip dari BBC, Koryo Tours, agen perjalanan yang berkantor pusat di Beijing, tercantum sebagai "mitra eksklusif" di situs web acara tersebut.
Koryo menawarkan tur maraton selama enam hari dengan harga $2.406 termasuk tiket pesawat ke dan dari Beijing.
"Maraton Pyongyang merupakan pengalaman yang sangat unik karena menyediakan kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk setempat," tulis agen tersebut di situs webnya.
Simon Cockerell, pengelola Koryo Tours, mengatakan:
"Maraton Pyongyang merupakan pengalaman yang sangat unik karena memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan warga setempat."
Baca juga: Sembilan Langkah Kritis Korea Selatan Pasca-Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol: Waspadai Korea Utara
Cockerell menggambarkan Korea Utara sebagai tempat yang kompleks dan menarik.
"Meskipun jelas tidak cocok untuk semua orang, Korea Utara tetap menjadi destinasi yang menarik bagi mereka yang penasaran akan pengalaman mengunjungi negara ini dan ingin melihat langsung apa yang bisa mereka saksikan," ujarnya.
Perlombaan dimulai dari Stadion Kim Il Sung, tempat warga lokal menyambut para peserta dengan antusias sebelum start dimulai.
Para pelari melintasi berbagai lokasi bersejarah dan pedesaan Korea Utara sebelum kembali ke stadion yang dipadati sekitar 50.000 penonton.
Maraton ini, yang terdaftar di situs resmi badan pengelola global World Athletics, merupakan ajang olahraga internasional terbesar yang diselenggarakan di negara tersebut.
Pak Kum Dong, seorang pelari Korea Utara, mengatakan kepada kantor berita Reuters: "Tatapan mata rakyat kami membantu saya menghadapi kesulitan setiap kali saya merasa lelah."
Korea Utara, yang memiliki senjata nuklir, secara luas dianggap sebagai negara paria di mata dunia internasional karena tindakan-tindakan provokatif, pelanggaran terhadap perjanjian uji coba rudal, kepemilikan senjata kimia, serta dukungan terhadap invasi Rusia di Ukraina.
Negara totaliter dan tertutup ini berada di bawah berbagai sanksi internasional dan dikenal memiliki salah satu catatan hak asasi manusia terburuk di dunia, menurut kelompok-kelompok seperti Amnesty International.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.