Rabu, 20 Agustus 2025

Konflik India dan Pakistan

Pasukan India dan Pakistan Mulai Adu Tembak di Perbatasan, China Desak Kedua Negara Menahan Diri

militer India menyebut pos-pos Angkatan Darat Pakistan memulai tembakan senjata ringan tanpa alasan di seluruh Garis Kontrol perbatasan kedua negara

tangkap layar/thd/Photo Credit: Special Arrangement
MEMBURU MILITAN - Pasukan India melakukan patroli di perbatasan negara mereka dengan Pakistan untuk memburu milisi yang melakukan penyerangan mematikan di Pahalgam, Kashmir yang menewaskan 26 orang pekan lalu. Militer India mengatakan, Angkatan Darat Pakistan mulai melepaskan tembakan tanpa alasan yang dibalas dengan tembakan balasan. 

Pasukan India dan Pakistan Mulai Adu Tembak di Perbatasan, China Desak Kedua Negara Menahan Diri

TRIBUNNEWS.COM - Pihak India, Senin (28/4/2025) mengatakan pihaknya membalas tembakan senjata ringan "tanpa alasan" dari Pakistan di sepanjang perbatasan de facto untuk malam keempat berturut-turut.

Media India, melaporkan, militer India menyebut pos-pos Angkatan Darat Pakistan memulai tembakan senjata ringan tanpa alasan di seluruh Garis Kontrol (LoC) di seberang sektor Naushera, Sunderbani, dan Akhnoor di Jammu dan Kashmir.

Militer India kemudian melancarkan aksi balasan itu.

Aksi tembakan balasan, kata pernyataan India, dilakukan saat militer mereka memperdalam pencarian militan di wilayah tersebut menyusul serangan mematikan minggu lalu terhadap wisatawan di Kashmir.

Baca juga: India dan Pakistan di Ambang Perang, Presiden Iran Telepon Dua Perdana Menteri 

Sebagai latar belakang, setelah serangan 22 April yang menewaskan 26 orang, India telah mengidentifikasi dua dari tiga tersangka militan sebagai warga Pakistan.

Namun, tuduhan India itu dibantah Islamabad dan menyangkal peran apa pun mereka dalam penyerangan berdarah itu.

Pakistan juga menyerukan penyelidikan yang netral.

"Pejabat keamanan dan korban selamat mengatakan militan memisahkan para pria di lokasi tersebut, sebuah padang rumput di daerah Pahalgam, menanyakan nama mereka dan menargetkan umat agama tertentu (mayoritas di India) sebelum menembak mereka dari jarak dekat," kata laporan Reuters, dikutip Rabu (30/4/2025).

Serangan itu memicu kemarahan dan kesedihan di India yang menghasilkan, seruan untuk mengambil tindakan terhadap Pakistan.

Eskalasi ini memperuncing konflik India-Pakistan yang sebelumnya sudah panas karena saling klaim wilayah Kashmir.

Pakistan dituduh New Delhi mendanai dan mendorong terorisme di Kashmir, wilayah yang diklaim kedua negara dan telah berperang dua kali.

Negara-negara bersenjata nuklir tersebut telah melancarkan serangkaian tindakan terhadap satu sama lain.

India menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang penting dan Pakistan menutup wilayah udaranya untuk maskapai penerbangan India.

China, pemain kunci di kawasan itu, mengatakan kalau pihaknya berharap India dan Pakistan akan menahan diri dan menyambut baik semua tindakan yang akan membantu mendinginkan situasi.

Angkatan Darat India mengatakan telah menanggapi tembakan senjata ringan "tanpa alasan" dari sejumlah pos Angkatan Darat Pakistan sekitar tengah malam pada hari Minggu di sepanjang perbatasan de facto sepanjang 740 km (460 mil) yang memisahkan wilayah Kashmir India dan Pakistan.

Mereka tidak memberikan keterangan lebih lanjut dan melaporkan tidak ada korban jiwa.

Militer Pakistan tidak menanggapi permintaan komentar.

Dalam pernyataan terpisah, tentara Pakistan mengatakan telah menewaskan 71 militan yang mencoba memasuki negara itu dari perbatasan Afghanistan di sebelah barat dalam tiga hari terakhir.

Pihak yang Ditahan

Pasukan pertahanan India telah melakukan beberapa latihan militer di seluruh negeri sejak serangan di Kashmir itu. 

Beberapa di antaranya adalah latihan kesiapsiagaan rutin, kata seorang pejabat pertahanan India.

Pasukan keamanan India juga telah menahan sekitar 500 orang untuk diinterogasi setelah mereka menggeledah hampir 1.000 rumah dan hutan untuk memburu militan di Kashmir India, seorang pejabat polisi setempat mengatakan kepada Reuters.

Pejabat itu menambahkan, setidaknya sembilan rumah telah dihancurkan sejauh ini.

Para pemimpin politik di negara bagian tersebut telah menyerukan kehati-hatian untuk memastikan orang-orang yang tidak bersalah tidak terluka dalam tindakan pemerintah melawan terorisme setelah insiden paling mematikan di India dalam hampir dua dekade tersebut.

"Ini adalah pertama kalinya dalam 26 tahun saya melihat orang-orang keluar dengan cara seperti ini...untuk mengatakan kami tidak mendukung serangan ini," kata Kepala Menteri Jammu dan Kashmir Omar Abdullah kepada badan legislatif.

"(Militansi) itu akan berakhir ketika orang-orang bersama kita, dan hari ini tampaknya orang-orang mulai mencapai titik itu," katanya.

Milisi Kashmir Membantah Terlibat

Kashmir Resistance, juga dikenal sebagai The Resistance Front, mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa pihaknya "dengan tegas" membantah terlibat dalam serangan minggu lalu, setelah pesan awal yang mengklaim bertanggung jawab.

Kelompok tersebut, yang dianggap sebagai cabang Lashkar-e-Taiba yang berpusat di Pakistan oleh lembaga pemikir yang berpusat di Delhi, menyalahkan 'intrusi dunia maya' atas unggahan media sosial sebelumnya yang mengklaim bertanggung jawab.

Penduduk desa yang tinggal di dekat perbatasan di Kashmir yang dikuasai Pakistan mengatakan baku tembak antara militer kedua negara tidak membuat mereka khawatir.

"Kami tumbuh dalam situasi seperti perang, jadi rasa takut tidak ada dalam leksikon kami," kata Shaukat Awan, seorang aktivis sosial dari Lanjot dekat perbatasan.

Di Keran, sebuah desa yang berada di perbatasan, wisatawan yang datang dari tempat lain di Pakistan terus berbondong-bondong ke tepi sungainya.

"Kami membawa pesan cinta ke sini. Orang-orang Kashmir ceria dan penuh kasih. Meski ada ketegangan, tidak ada rasa takut," kata Raza Naqvi, seorang turis dari provinsi Sind.

 

(oln/reuters/*)

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan