Konflik India dan Pakistan
India dan Pakistan yang Berkonflik, tapi China dan Eropa yang Adu Kecanggihan Jet Tempur
China berbangga karena jet tempur buatannya, berhasil tembak jatuh jet tempur buatan Prancis dalam konflik India dan Pakistan.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Nuryanti
Global Times menekankan bahwa Pakistan telah mengonfirmasi keterlibatan jet J-10C dalam menanggapi serangan dari India.
“Pakistan, yang telah mengimpor sebagian besar peralatan pertahanannya — termasuk jet tempur J-10C — mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat India, termasuk jet Rafale buatan Prancis,” tulis media itu.

Garis editorial serupa juga diadopsi oleh sejumlah media China lainnya, termasuk situs blog Sohu, tempat para blogger dan warganet militer Tiongkok membahas dugaan jatuhnya jet Rafale milik India.
Salah satu artikel menyebutkan bahwa Pakistan menjatuhkan enam Rafale dengan bantuan peperangan elektronik sebelum meluncurkan serangan langsung.
Sementara artikel lain menggambarkan insiden tersebut sebagai kerugian udara paling serius yang dialami India dalam beberapa dekade terakhir.
Saham Produsen J-10C Meroket, Rafale Anjlok
Selain Reuters, media internasional arus utama seperti New York Times dan CNN juga melaporkan jatuhnya jet Rafale karena J-10C.
Dampaknya, saham Avic Chengdu Aircraft Co. Ltd., produsen J-10C dan JF-17 yang digunakan Pakistan, melonjak lebih dari 36 persen dalam dua hari perdagangan, menurut laporan eurasiantimes.com.
Sebaliknya, saham Dassault Aviation — produsen Rafale — mengalami penurunan antara 1,64 persen hingga 5 persen.
China pun dengan cepat memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat posisi jet tempurnya di pasar global.
Setelah Pakistan mengonfirmasi penggunaan J-10C, jurnalis China dan komentator PLA, Shen Shiwei, mengunggah video pesawat tersebut di media sosial.
Video itu disertai keterangan:
Baca juga: Konflik India vs Pakistan Menjadi Ujian Pertama Teknologi Militer China, Saham Chengdu Melonjak Naik
“Tiga tahun lalu, pada 2022, #Pakistan secara resmi memasukkan jet tempur J-10CE buatan China — versi ekspor dari J-10C — ke dalam angkatan udaranya sebagai komponen utama sistem pertahanan nasional.”
Narasi keberhasilan J-10C dalam mengalahkan Rafale bisa menjadi nilai jual tambahan bagi China, yang tengah mengincar pasar ekspor jet tempur ke negara-negara mitra.
Uzbekistan, misalnya, saat ini tengah mempertimbangkan antara J-10C dan Rafale sebagai pilihan jet tempur barunya.
Selain itu, beberapa laporan sebelumnya juga menunjukkan bahwa Mesir tertarik membeli pesawat J-10C.
Klaim kemenangan J-10C ini kemungkinan akan mendongkrak kepentingan geopolitik dan ekonomi China.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.