Konflik Korea
Kim Jong Un Awasi Uji Coba Rudal Balistik Korut yang Simulasikan Serangan Nuklir ke Korsel dan AS
Uji coba rudal ini terjadi di tengah kegeraman Korea Utara karena AS dan Korea Selatan meningkatkan ketegangan melalui latihan militer gabungan mereka
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Kim Jong Un Awasi Uji Coba Rudal Balistik Korut yang Simulasikan Serangan Nuklir ke Korsel dan AS
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un dilaporkan mengawasi secara langsung uji coba sistem rudal balistik jarak pendek yang mensimulasikan serangan balik nuklir terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel), kata media pemerintah pada hari Jumat.
Uji coba rudal ini terjadi di tengah kegeraman Korea Utara karena para negara pesaingnya tersebut karena meningkatkan ketegangan melalui latihan militer gabungan mereka.
Baca juga: Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia Buat Hajar Ukraina
Laporan itu muncul sehari setelah militer Korea Selatan mendeteksi beberapa peluncuran rudal dari pantai timur Korea Utara.
Pihak Korea Selatan menilai kalau uji coba itu juga dapat dikaitkan dengan ekspor senjata negara itu ke Rusia selama perang di Ukraina.
Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) mengatakan uji coba pada Kamis (8/5/2025) melibatkan sistem rudal balistik bergerak yang tampaknya dimodelkan berdasarkan Iskander Rusia , serta peluncur roket ganda 600 milimeter yang oleh pejabat Korea Selatan digolongkan sebagai rudal balistik karena memiliki propulsi sendiri dan kemampuan terbang terarah.
Keduanya merupakan bagian dari jajaran sistem persenjataan yang terus berkembang yang menurut Korea Utara dapat dipersenjatai dengan senjata nuklir "taktis" untuk digunakan di medan perang.
KCNA mengatakan uji coba tersebut dimaksudkan untuk melatih unit militer yang mengoperasikan sistem rudal dan roket agar lebih efektif dalam melaksanakan serangan di bawah sistem kendali senjata nuklir Korea Utara dan memastikan respons cepat terhadap krisis nuklir.
Laporan media pemerintah Korut itu mengkritik Amerika Serikat dan "negara-negara bawahannya" karena memperluas latihan militer gabungan di dan sekitar Semenanjung Korea.
Latihan gabungan militer AS-Korsel tersebut, menurut Korea Utara merupakan persiapan untuk perang nuklir, dan mengatakan uji coba peluncuran rudal pada Kamis tersebut menunjukkan "sikap respons cepat" dari pasukannya terhadap aksi provokasi rival.
"Kim menekankan perlunya memperkuat peran pasukan nuklirnya dalam mencegah dan memerangi perang, dan menyerukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesiapan tempur dan kemampuan serangan presisi," kata laporan KCNA.
Kim Inae, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, menggambarkan peluncuran terbaru Korea Utara sebagai "tindakan provokasi yang jelas" yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Ketegangan di Semenanjung Korea telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena pemimpin Korea Utara Kim terus mempercepat pengembangan program nuklir dan misilnya serta memasok senjata dan pasukan untuk mendukung perang Rusia melawan Ukraina.

Kim Jong Un Puji Rusia
Dalam laporan terpisah, KCNA mengatakan Kim Jong Un mengunjungi Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang pada Jumat untuk memperingati ulang tahun ke-80 kekalahan Uni Soviet atas Nazi Jerman dan memuji perkembangan “hubungan strategis jangka panjang” antara kedua negara.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan peluncuran hari Kamis melibatkan beberapa rudal berbagai jenis yang ditembakkan dari daerah sekitar kota pelabuhan timur Wonsan sekitar pukul 8:10 hingga 9:20 pagi, dengan yang terjauh menempuh jarak sekitar 800 kilometer (497 mil).
Lee Sung Joon, juru bicara Kepala Staf Gabungan, mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa peluncuran Korea Utara mungkin dimaksudkan untuk menguji kinerja senjata yang rencananya akan diekspor, karena negara itu terus mengirim peralatan dan pasukan militer untuk mendukung peperangan Rusia melawan Ukraina.
Menteri Pertahanan Jepang Jenderal Nakatani mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada satu pun rudal Korea Utara yang mencapai zona ekonomi eksklusif Jepang dan tidak ada kerusakan pada kapal atau pesawat di daerah tersebut.
Ini adalah aktivitas balistik pertama yang diketahui Korea Utara sejak 10 Maret, ketika negara itu menembakkan beberapa rudal balistik beberapa jam setelah pasukan AS dan Korea Selatan memulai latihan militer gabungan tahunan, dan merupakan peluncuran keenam negara itu tahun ini.
Peluncuran hari Kamis terjadi sehari setelah media pemerintah Korea Utara mengatakan Kim mendesak pekerja amunisi untuk meningkatkan produksi peluru artileri di tengah meningkatnya hubungan negara tersebut dengan Moskow.
(oln/*)
Konflik Korea
Korea Utara Tutup Pintu Dialog, Upaya Damai Presiden Baru Korsel Ditolak |
---|
Korsel Buka Jalur Tur ke Korea Utara, Strategi Baru Redakan Ketegangan Semenanjung |
---|
Pilpres Korsel Memanas: Para Dukun Bahkan Bersaing Ramal Soal Calon Presiden |
---|
AS Tarik 4.500 Tentara dari Korea Selatan, Stabilitas Asia Timur Terancam |
---|
Kim Jong Un Murka, Kutuk 'Kecelakaan Serius' Saat Peluncuran Kapal Perang Baru |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.