Senin, 11 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Bantah Isu Keretakan, Trump Tegaskan Hubungannya dengan Netanyahu Solid

Presiden Trump menegaskan bahwa hubungannya dengan PM Netanyahu masih solid, membantah isu yang menyebut dirinya frustasi dengan sikap Netanyahu

khaberni/tangkap layar
SALING MEMUJI - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saling memuji saat bertemu di Gedung Putih, Washington DC, AS, Rabu (5/2/2025). Presiden Trump menegaskan bahwa hubungannya dengan PM Netanyahu masih solid, bantah isu yang menyebut dirinya frustasi dengan sikap Netanyahu. 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa hubungannya dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu masih solid.

Ia menegaskan, dirinya tidak merasa frustasi terhadap Netanyahu, meskipun sempat beredar spekulasi sebaliknya di media.

Ia juga menyatakan, memahami sikap Netanyahu akibat tekanan yang ia hadapi, terutama dalam menghadapi situasi kompleks di Gaza dan tekanan domestik dari berbagai pihak.

“Saya tidak merasa frustasi terhadap Netanyahu,” jelas Trump dengan Bret Baier dari Fox News yang dilakukan saat kunjungan ke kawasan Teluk Arab.

“Bibi (panggilan Netanyahu), dia orang yang pemarah, dan memang seharusnya begitu karena 7 Oktober, dan dia sangat terluka karenanya, tetapi di sisi lain, dia agak terbantu karena saya pikir dia berjuang keras dan berani,” lanjut Trump.

Pernyataan itu, dilontarkan Trump untuk membantah laporan yang menyebut adanya ketegangan antara dirinya dan PM Netanyahu.

Adapun isu keretakan ini pertama kali mencuat setelah Trump tidak memasukkan Israel dalam agenda kunjungannya ke wilayah Teluk Arab baru-baru ini.

Absennya Israel dari tur tersebut, memunculkan spekulasi bahwa hubungan antara Trump dan Netanyahu tengah mendingin.

Media dan pengamat politik menilai, keputusan itu sebagai isyarat diplomatik bahwa Trump mungkin ingin mengambil jarak

Spekulasi ini diperkuat oleh latar belakang politik yang menegangkan, termasuk perang di Gaza, tekanan internasional terhadap Israel, dan perubahan dinamika kekuasaan di kawasan Timur Tengah.

Dalam konteks itu, banyak yang menafsirkan langkah Trump sebagai sinyal bahwa ia ingin menjaga hubungan strategis dengan negara-negara Teluk yang memiliki peran penting dalam geopolitik dan ekonomi kawasan.

Baca juga: Netanyahu Lanjutkan Perang, Siap Serbu Gaza dengan Kekuatan Penuh dalam Waktu Dekat

Namun, Trump membantah anggapan tersebut. Ia menyatakan, ketidakhadirannya di Israel tidak mencerminkan sikap pribadi terhadap Netanyahu, melainkan bagian dari strategi diplomatik yang lebih luas.

Trump Puji Netanyahu

Lebih lanjut, mengutip Jewish News Syndicate, dalam wawancara dengan Fox News Trump turut melontarkan kalimat pujian untuk Netanyahu.

Trump memuji Benjamin Netanyahu sebagai pemimpin yang kuat, berani, dan tangguh.

Pujian ini menyoroti bagaimana Netanyahu menghadapi tekanan besar pasca-serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Trump bahkan menggambarkan Netanyahu sebagai seseorang yang telah “melalui banyak hal” dan tetap berdiri tegar sebagai pemimpin Israel.

Ia menyebut, Netanyahu “keras dan berani”, kata-kata yang menunjukkan respek atas ketangguhan dan konsistensinya dalam memimpin negara dalam masa krisis.

Pujian ini bukan sekadar bentuk penghormatan pribadi, tetapi juga pernyataan strategis. Mengirimkan pesan bahwa ia tetap menganggap Netanyahu sebagai mitra yang layak dan sah dalam urusan politik dan keamanan Timur Tengah.

Kritik terhadap Biden

Sebagai bentuk pembelaannya terhadap Israel, Donald Trump melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Joe Biden dalam konteks konflik Israel-Hamas.

Trump menyalahkan pemerintahan Biden atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, khususnya karena kebijakan yang dianggap melonggarkan tekanan terhadap Iran, negara yang dikenal sebagai pendukung utama Hamas.

Maksud pernyataan ini adalah bahwa Trump percaya serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, tidak akan terjadi jika pemerintah AS saat ini tidak mencabut sanksi terhadap Iran.

Melalui kritik terhadap Biden dan pembelaan terhadap Israel, Trump menegaskan posisi politik pro-Israel-nya.

Ia ingin memperlihatkan kepada publik khususnya pemilih konservatif dan komunitas Yahudi-Amerika bahwa di bawah kepemimpinannya, Israel akan mendapat perlindungan maksimal, dan ancaman seperti serangan Hamas tidak akan dibiarkan terjadi.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan