Konflik Palestina Vs Israel
Krisis Pangan Gaza: Ribuan Warga Serbu Pos Bantuan, Massa yang Lapar Tampak Ricuh
Ribuan warga Palestina yang kelaparan menyerbu pusat distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung AS menyebabkan kerumunan masuk secara tak terkendali
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Lebih dari ribuan warga Palestina yang kelaparan menyerbu pusat distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung Amerika Serikat di Rafah, Gaza selatan, pada Selasa (27/5/2025).
Dari cuplikan video yang beredar di sosial media X, terlihat kerumunan besar tengah menerobos pagar yang roboh.
Bak film zombie, warga yang kelaparan tampak ricuh menyerbu Pusat distribusi pangan dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF).
Pagar tersebut dirubuhkan secara paksa, menyebabkan kerumunan masuk secara tak terkendali ke area distribusi bantuan.
Setelah masuk, warga langsung mengambil alih seluruh bantuan yang tersedia, termasuk makanan dan perlengkapan yang belum sempat dibagikan secara resmi.
Beberapa laporan menyebutkan warga membawa kabur logistik dalam jumlah besar
Kerusuhan menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan bantuan.
Lantaran sebagian warga diduga merusak atau mengacak-acak barang yang ada karena kepanikan dan amarah.
Israel Lepaskan Tembakan Peringatan
Bahkan akibat situasi yang tak terkendali, petugas dari perusahaan distribusi asal AS dan beberapa tentara Israel yang berjaga meminta evakuasi darurat.
Baca juga: 26 Warga Gaza Tewas Akibat Kelaparan, Bantuan ternyata Belum Disalurkan Israel
Lantaran personel disebut tak sanggup mengendalikan situasi dan melarikan diri.
Akibat situasi yang tak terkendali dan berpotensi mengancam keselamatan personel serta fasilitas, tentara Israel melepaskan tembakan peringatan ke udara.
Namun, beberapa laporan menyebutkan bahwa ada warga yang terluka akibat tindakan tersebut.
Media Palestina Al Aqsa melaporkan bahwa tiga warga Palestina dilaporkan tewas akibat ditembak mati tentara Israel.
dan 46 lainnya terluka oleh peluru tajam di dekat pusat distribusi bantuan makan.
Sementara puluhan warga terluka dekat pusat distribusi bantuan yang dikelola tim kontraktor keamanan Amerika Serikat kontroversial di Gaza .
Kondisi tersebut menggambarkan betapa putus asanya warga Gaza akibat blokade dan krisis pangan yang telah berlangsung berbulan-bulan.
Kekacauan ini bukan semata tindakan kriminal, melainkan cerminan krisis kemanusiaan yang sudah berada di titik nadir.
Gaza Kiamat Pangan
Adapun kekacauan tersebut terjadi akibat blokade yang diberlakukan Israel sehingga memicu terputusnya pasokan makanan, air, dan kebutuhan dasar.
Situasi ini diperburuk oleh melonjaknya harga pangan. Di tengah kelangkaan, harga makanan pokok seperti roti dan air meningkat drastis.
Banyak keluarga hanya mampu makan sekali sehari, bahkan ada yang tidak makan sama sekali.
Sementara menurut laporan UNICEF dan PBB, ratusan ribu anak-anak kini mengalami malnutrisi akut. Sistem kesehatan yang nyaris lumpuh tidak mampu menangani lonjakan kasus kelaparan.
Imbasnya warga Gaza mengalami krisis pangan akut, sehingga ketika bantuan datang, ribuan orang langsung menyerbu demi bertahan hidup.
“Ini bukan krisis biasa, ini adalah bencana buatan manusia,” ujar salah satu pejabat lembaga kemanusiaan yang enggan disebutkan namanya.
Israel berdalih Pemblokiran dilakukan untuk menekan Hamas agar menyetujui persyaratan perpanjangan gencatan senjata.
Akan tetapi buntut kebijakan itu,jutaan warga Gaza terancam mati akibat kelaparan akut.
Terbaru, ditengah terjadinya kiamat pangan, seorang perempuan dan putrinya terpaksa mengais sisa-sisa makanan di tempat sampah.
“Lalat yang beterbangan seperti tak mengusik keduanya. Semua dilakukan demi mencari sisa makanan di sebuah bangunan yang hancur di Kota Gaza, Palestina,” kata Perempuan bernama Islam Abu Taeima
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.