Konflik Iran Vs Israel
Pentagon: Pengeboman AS Buat Program Nuklir Iran Mundur 2 Tahun
Departemen Pertahanan AS atau Pentagon sebut pengeboman AS berhasil membuat program nuklir Iran mundur 2 tahun tanpa memberikan bukti.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Sean Parnell, mengatakan serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 10 hari lalu menyebabkan kerusakan serius.
Pentagon mengindikasikan operasi militer AS kemungkinan mencapai tujuannya untuk menargetkan program nuklir Iran.
"Kami telah menurunkan program mereka satu hingga dua tahun, setidaknya penilaian intelijen di dalam Departemen (Pertahanan) menilai hal itu," kata Sean Parnell, Rabu (2/7/2025).
"Semua informasi intelijen yang kami lihat telah membuat kami percaya bahwa fasilitas-fasilitas Iran khususnya telah dihancurkan sepenuhnya," tambahnya, tanpa memberikan bukti untuk mendukung penilaiannya.
Tingkat kerusakan pada program nuklir Iran dan nasib persediaan uranium yang diperkaya di Iran penting karena hal itu dapat menentukan berapa lama program tersebut telah ditunda.
Sebelumnya, laporan Badan Intelijen Pertahanan (DIA), yang kurang meyakinkan berdasarkan penilaian awal, mengatakan program Iran mengalami kemunduran beberapa bulan.
AS menggunakan 14 bom penembus bunker, GBU-57, seberat 13,6 kilogram yang dapat menembus kedalaman hingga 61 meter.
Selain itu, AS juga menggunakan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk, seperti diberitakan Reuters.
Intelijen AS mengawasi dampak serangan tersebut dengan ketat, terutama terkait fasilitas nuklir Fordow milik Iran yang berada di dalam gunung.
Sementara itu, kepala badan pengawas nuklir PBB (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan Iran dapat memproduksi uranium yang diperkaya dalam beberapa bulan setelah serangan tersebut.
Ia memperkirakan Iran mungkin telah memindahkan uranium sebelum serangan Israel dan AS.
Baca juga: Menlu Iran: Fasilitas Nuklir Fordow Rusak Parah setelah Dibom AS
"Mereka dapat memiliki, Anda tahu, dalam hitungan bulan, saya katakan, beberapa kaskade sentrifus berputar dan menghasilkan uranium yang diperkaya, atau kurang dari itu," kata Rafael Grossi pada hari Jumat (27/6/2025), menurut transkip yang diperoleh CBS News pada hari Sabtu (28/6/2025).
Rafael Grossi menambahkan bahwa ia mau pun IAEA tidak mengetahui di mana materi tersebut berada.
Kepala IAEA juga mengatakan mungkin hanya sebagian saja yang hancur dalam serangan tersebut dan masih bisa dipindahkan.
Sebelumnya, Israel memulai perang 12 hari terhadap Iran dengan menyerang Teheran pada 13 Juni 2025, dengan klaim untuk menghancurkan program nuklir Iran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.