Penembakan Massal
Penembakan di Manhattan AS, 5 Orang Tewas Termasuk Polisi dan Pelaku
Penembakan massal di Manhattan terjadi pada Senin (28/7/2025) malam. Lima orang tewas termasuk seorang polisi dan pelaku yang mengakhiri hidup.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria bersenjata melakukan penembakan massal di Manhattan, New York, Amerika Serikat (AS), pada Senin, 28 Juli 2025 malam.
Penembak yang diidentifikasi sebagai Shane Tamura (27) menerobos masuk ke gedung 44 lain dengan membawa senapan M4.
Ia melepaskan tembakan sekitar pukul 6.30 malam, menewaskan empat orang termasuk seorang polisi.
Satu orang lainnya yang terkena tembakan di lobi berhasil selamat setelah dilarikan ke rumah sakit.
Menurut pihak berwenang, Shane Tamura memiliki riwayat kesehatan mental.
"Shane Devon Tamura yang berusia 27 tahun memiliki riwayat kesehatan mental yang terdokumentasi," kata Komisaris NYPD, Jessica Tisch, dalam konferensi pers pada Senin malam.
"Tamura melancarkan aksinya setelah menginjakkan kaki di lobi, pertama-tama menembak mati petugas Didarul Islam (yang bertugas di Polres ke-47 di Bronx)," lanjutnya.
Tamura kemudian menembak mati seorang wanita yang bersembunyi di balik pilar saat ia terus menembaki lobi dengan peluru, lapor ABC News.
Pelaku kemudian berjalan menuju lift dan melepaskan tembakan ke seorang petugas keamanan yang berlindung di balik meja.
Shane Tamura menunggu lift tiba. Ketika lift tiba seorang perempuan muncul, tetapi ia membiarkannya lewat tanpa cedera.
Ia naik ke lift ke lantai 33 yang merupakan kantor Manajemen Rudin. Di sana ia melepaskan tembakan sambil berjalan.
Baca juga: Daftar Pembunuhan Massal Paling Kejam oleh Lone Wolf di Thailand: Senjata Api Bak Kacang Goreng
Kantor tersebut adalah kantor perusahaan real estate besar yang menjadi pemilik dan pengelola gedung perkantoran 345 Park Avenue.
Tembakan tersebut mengenai satu orang ketika menyusuri lorong, sebelum ia menembak dirinya sendiri di dada.
Tisch mengatakan beberapa panggilan 911 diterima tentang adanya penembakan aktif di dalam gedung tersebut.
"Tamura melancarkan penembakan massal setelah berkendara melintasi negara dari negara bagian asalnya Las Vegas," kata polisi.
"Dia menyeberang ke Big Apple dari New Jersey pada Senin sore lalu berkendara ke 345 Park Avenue, parkir di antara jalan ke-51 dan ke-52," menurut Tisch.
Ia meyakini Shane Tamura bertindak sendiri dan tempat kejadian perkara telah terkendali satu jam kemudian.
"Motifnya masih diselidiki dan kami sedang berupaya memahami mengapa ia menargetkan lokasi khusus ini," ujarnya.
"345 Park Avenue adalah gedung perkantoran komersial yang penyewanya antara lain NFL, Rudin Management, KPMG, dan Blackstone," lanjutnya.
Bangunan tersebut kemudian diisolasi dan sedang dievakuasi serta area tersebut ditutup, menurut laporan CBS News New York.
NYPD dan Walikota Adams meminta masyarakat untuk menghindari daerah sekitar East 52nd Street antara Park Avenue dan Lexington Avenue.
Sementara itu, polisi menggeledah mobil pelaku dan menemukan revolver berisi peluru, selongsong senapan dan amunisi.
"Di dalam kendaraan itu, petugas menemukan kotak senapan berisi peluru, revolver berisi peluru, amunisi dan magasin, ransel, dan obat-obatan yang diresepkan untuk Tuan Tamura," ujar Jessica Tisch.
Ia mengatakan pelaku memiliki izin membawa senjata tersembunyi di negara bagian Nevada.
Penembakan tersebut saat ini masih dalam penyelidikan NYPD.
Cerita Saksi Mata
Seorang saksi mata di lantai pertama mengatakan bahwa ia mendengar suara seperti rentetan tembakan, menyebutnya seperti suara senjata otomatis.
"Saya sedang bekerja dan seorang pria datang membawa senapan serbu dan mulai menembak," kata seorang pria, yang sedang terengah-engah di luar 345 Park Avenue, kepada The New York Post tak lama setelah peluru mulai beterbangan.
Saksi lainnya, Jessica Chen, sedang menonton presentasi di lantai dua 345 Park Ave. di Midtown Manhattan pada Senin malam dengan sekitar 150 orang ketika dia mengatakan dia mendengar beberapa tembakan dilepaskan "secara berurutan" di lantai di bawahnya.
Ia bergegas masuk ke ruang konferensi bersama puluhan orang lainnya, di mana mereka akhirnya membarikade diri di ruangan itu menggunakan meja dan hanya diam saja.
"Saya rasa sangat, sangat jelas terlihat dari semua ini bahwa banyak dari kami masih muda, banyak dari kami yang menjalani pelatihan di sekolah dasar tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi penembakan aktif," ujarnya.
"Kami bersembunyi di balik monitor besar. Banyak orang tergeletak di tanah. Kami membalikkan banyak meja," ujarnya. "Beberapa orang, jika mereka datang agak terlambat, sayangnya, terpaksa menutup diri dengan tirai," katanya kepada ABC News Live dalam wawancara telepon Senin malam.
Ia mengatakan orang-orang menjadi sibuk dengan ponsel mereka untuk memeriksa perkembangan situasi dan menghubungi orang-orang terkasih.
"Sejujurnya, kami sangat, sangat takut," ujarnya.
"Setiap orang Amerika mungkin sudah memikirkan matang-matang apa yang harus mereka lakukan jika terjadi penembakan aktif? Saya pernah menangani beberapa kasus semi-dekat di sekolah dasar, tetapi bahkan saat itu pun, tidak ada yang bisa mempersiapkan kami," lanjutnya.
"Rasanya kami semua membeku. Kami semua terkejut. Tak ada yang bisa menggambarkan perasaan itu," jelasnya.
Insiden Penembakan AS 2025 (Januari–Juli)
Penembakan massal sering terjadi di AS karena kombinasi akses senjata api yang longgar, masalah kesehatan mental, polarisasi sosial, dan minimnya kontrol ketat dari pemerintah federal.
Undang-undang di banyak negara bagian AS memperbolehkan warga memiliki dan membawa senjata api, termasuk senjata semi-otomatis, tanpa pemeriksaan latar belakang ketat.
Faktor lain seperti radikalisasi online, rasa frustasi sosial, serta glorifikasi pelaku kekerasan di media juga memperburuk situasi tersebut.
Meski banyak yang menuntut reformasi, perpecahan politik di Kongres membuat perubahan undang-undang senjata sulit terwujud.
Di bawah ini beberapa kasus penembakan massal yang terjadi pada Januari hingga Juli tahun ini, dikutip dari CNN.
1. Manhattan (New York) – Shane Tamura
Pada 28 Juli 2025, Shane Devon Tamura (27 tahun), pria asal Las Vegas, menebar teror di gedung Blackstone dan NFL HQ di Midtown Manhattan, New York.
Dengan senapan semi-otomatis M4, Tamura menewaskan lima orang, termasuk seorang anggota NYPD, sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri.
Insiden ini mengejutkan publik karena terjadi di salah satu kawasan tersibuk dan paling dijaga di New York.
2. Chicago, Illinois – Penembakan saat berkendara
Hanya beberapa pekan sebelumnya, 2 Juli 2025, penembakan drive-by (saat berkendara) menggemparkan Chicago.
Insiden berdarah terjadi di luar klub malam Artis Restaurant & Lounge di River North.
Diduga pelaku menargetkan seorang rapper lokal, Mello Buckzz.
Aksi brutal tersebut menewaskan empat orang tewas dan melukai 14 lainnya.
3. Idaho – Penyergapan petugas pemadam kebakaran Coeur d'Alene
Pada 29 Juni 2025, dua petugas pemadam kebakaran di Coeur d'Alene, Idaho, menjadi korban penembakan saat merespons laporan kebakaran palsu.
Pelaku, Wess Val Roley (20), menembak dengan shotgun dari atap rumahnya sebelum bunuh diri.
Serangan ini disebut sebagai salah satu penembakan paling kejam terhadap petugas darurat dalam sejarah negara bagian tersebut.
4. Universitas Negeri Florida, Tallahassee
Kampus Florida State University di Tallahassee berubah menjadi zona teror karena penembakan yang terjadi pada 17 April 2025.
Seorang mahasiswa, Phoenix Ikner (20), membawa pistol Glock 21 dan melepaskan tembakan ke arah mahasiswa lainnya di Student Union Building.
Dua orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka sebelum pelaku berhasil dilumpuhkan.
5. SMA, Antioch, Tennessee (Nashville)
Pada 22 Januari 2025, seorang siswa bernama Solomon Sahmad Charlie Henderson menembakkan pistol 9 mm di kafetaria Antioch High School, di Nashville, Tennessee.
Satu siswa tewas, satu lainnya luka-luka, dan pelaku ditemukan mengakhiri hidup di tempat kejadian.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.