Minggu, 17 Agustus 2025

Ladang Bunga Matahari Cantik di Narashino Chiba Jepang Mendadak Lenyap, Ada Apa?

Seorang petani pengelola kebun, keputusan menghentikan dan menebang seluruh bunga matahari diambil karena gangguan dari para wisatawan

Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Richard Susilo
LENYAP -  Ladang bunga matahari yang indah membentang bak karpet kuning di Narashino, Prefektur Chiba, Jepang, kini mendadak lenyap 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Ladang bunga matahari yang indah membentang bak karpet kuning di Narashino, Prefektur Chiba, Jepang, kini mendadak lenyap.

Ladang yang semula menjadi daya tarik wisatawan, terutama saat musim panas, kini rata dengan tanah. Apa yang sebenarnya terjadi?

Saat Tribunnews.com mengunjungi lokasi pada Rabu (30/7/2025), ladang tersebut telah kosong, tak tersisa satu pun bunga matahari.

Pemandangan ini kontras dengan kondisi beberapa hari sebelumnya yang dipenuhi pengunjung dan keceriaan.

Seorang warga setempat menjelaskan bahwa "Koridor Bunga Matahari" tersebut awalnya dibuat di sudut kebun sayur milik warga dan dibuka untuk umum secara gratis sejak 18 Juli 2025.

Baca juga: 7 Sumber Lemak Nabati dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Namun, papan pengumuman yang terpasang di lokasi menyatakan bahwa pertunjukan ladang bunga matahari telah berakhir pada 27 Juli.

Menurut seorang petani pengelola kebun, keputusan menghentikan dan menebang seluruh bunga matahari diambil karena gangguan dari para wisatawan, terutama turis asing. Ia pun memanen bunga matahari lebih awal dan mengumumkan pembatalan acara.

Warga sekitar menyampaikan keluhan.

“Setelah bunga-bunga itu bermekaran, suasana jadi sangat ramai. Bayangkan, saat saya bangun jam 5.30 pagi dan membuka jendela, sudah ada turis di depan rumah. Bahkan mobil saya tidak bisa keluar dari garasi karena ada mobil parkir sembarangan,” ujar seorang tetangga.

Fenomena "Koridor Bunga Matahari" menjadi viral di media sosial sebagai "tempat bersinar", menarik ribuan pengunjung, bahkan dari luar kota. Seorang warga mengatakan jumlah wisatawan tahun ini bisa dua kali lipat dari sebelumnya.

Sayangnya, ledakan kunjungan itu juga memunculkan berbagai masalah, mulai dari parkir liar, kebisingan, hingga pelanggaran privasi karena beberapa turis masuk ke properti pribadi warga tanpa izin.

Meski ladang telah diratakan, sejumlah wisatawan yang belum tahu kabar pembatalan masih berdatangan. Bahkan ada yang tetap berfoto dari tepi jalan, dengan latar ladang kosong yang sudah tanpa bunga.

“Saya pikir salah tempat, ternyata memang sudah tidak ada bunga mataharinya. Saya terkejut dan anak saya pun sedih karena tidak bisa bermain lagi di sini,” ujar seorang ibu yang datang bersama anaknya.

Ladang bunga matahari ini sebelumnya menjadi tempat favorit anak-anak dan warga sekitar untuk bermain dan menikmati suasana musim panas. Kini, keindahan itu tinggal kenangan.

Pemilik kebun yang juga penggagas "Koridor Bunga Matahari" menyampaikan penyesalannya. "Saya sangat menyesal harus mengakhirinya seperti ini. Saya menyadari ketidakdewasaan saya karena tidak bisa mengantisipasi dampak dari viralnya lokasi ini di media sosial."

Diskusi seputar wisata dan ladang bunga matahari di Jepang juga dilakukan oleh kelompok Pencinta Jepang. Bagi yang ingin bergabung secara gratis, dapat mengirimkan email berisi nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke tkyjepang@gmail.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan