Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Tetap Bayar Gaji 30.000 PNS Gaza Lewat Sistem Tunai Rahasia, Total Rp 113 Miliar
Meski perang menghancurkan Gaza, Hamas tetap membayar gaji 30.000 PNS lewat sistem tunai rahasia senilai 7 juta dolar atau setara Rp 113 miliar.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Setelah hampir dua tahun perang, kekuatan militer Hamas melemah dan kepemimpinan politiknya berada di bawah tekanan berat.
Hamas adalah sebuah organisasi politik dan militer Palestina yang berbasis di Jalur Gaza.
Nama lengkapnya adalah Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah yang berarti "Gerakan Perlawanan Islam".
Di tengah perang, kelompok tersebut tetap mampu membayar gaji sekitar 30.000 pegawai negeri sipil Gaza melalui sistem tunai rahasia senilai 7 juta dolar atau sekira Rp 113 miliar.
Kantor berita yang berbasis di Inggris. BBC melaporkan para penerima gaji itu termasuk petugas polisi, guru, hingga pegawai pajak.
Tiga pegawai negeri yang diwawancarai BBC mengaku masing-masing menerima hampir 300 dolar pekan lalu.
300 dolar AS setara dengan sekitar Rp 4.885.500 berdasarkan nilai tukar saat ini yaitu 1 dolar AS setara dengan Rp 16.285.
Jumlah itu setara maksimal 20 persen gaji sebelum perang dan dibayarkan setiap 10 minggu.
Inflasi tinggi serta harga pangan yang melonjak—seperti tepung yang kini mencapai 80 dolar per kilogram—membuat pembayaran tersebut hanya bernilai simbolis.
Sebab sistem perbankan di Gaza lumpuh, gaji dibagikan lewat pertemuan rahasia. Pegawai menerima pesan berkode untuk mendatangi lokasi tertentu.
Baca juga: Dokumen Bocor, Israel Ketahuan Sengaja Buat Warga Gaza Mati Kelaparan agar Hamas Menyerah
Seorang kurir datang membawa amplop berisi uang tunai, menyerahkannya, lalu segera meninggalkan lokasi.
“Setiap kali mengambil gaji, saya berpamitan pada keluarga, takut tidak kembali,” kata seorang pegawai Kementerian Agama Hamas kepada BBC.
Seorang guru bernama samaran Alaa mengaku menerima uang kertas usang yang sebagian besar tak bisa digunakan.
Ia juga kerap antre bantuan pangan demi memberi makan keluarganya.
Kondisi ini diperburuk tuduhan publik bahwa Hamas hanya menyalurkan bantuan kepada pendukungnya.
Militer Israel mengklaim pada Maret lalu telah membunuh kepala keuangan Hamas, Ismail Barhoum, yang dituduh menyalurkan dana ke sayap militer.
Ismail Barhoum adalah seorang tokoh senior Hamas yang memainkan peran penting dalam mengelola dana operasional gerakan tersebut, termasuk yayasan dan lembaga amal yang berafiliasi dengan Hamas.
Meski banyak infrastruktur administratif hancur, seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada BBC bahwa kelompok tersebut telah menimbun sekitar 700 juta dolar dan ratusan juta shekel di terowongan bawah tanah sebelum serangan 7 Oktober 2023.
Shekel adalah mata uang resmi negara Israel yang juga digunakan sebagai alat pembayaran sah di wilayah Palestina seperti Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Hamas selama ini mengandalkan pendapatan dari pajak tinggi, bea masuk, dukungan jutaan dolar dari Qatar, serta bantuan Iran untuk Brigade Qassam.
Di masa perang, mereka memungut pajak dari pedagang dan menjual rokok dengan harga hingga 100 kali lipat dari sebelumnya.
Kemarahan warga meningkat ketika Hamas juga menyalurkan paket makanan kepada anggota dan keluarga mereka, sementara banyak warga lain tidak mendapat bantuan.
"Bukankah mereka penyebab penderitaan kami?” ujar Nisreen Khaled, seorang janda di Gaza, kepada BBC.
Baca juga: Hamas Tolak Pendudukan Israel di Jalur Gaza: Ini Bukan Tanah Kosong
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan besar ke Israel dengan roket dan infiltrasi darat, menewaskan lebih dari seribu orang dan menyandera ratusan.
Israel membalas dengan operasi militer besar-besaran di Gaza, menyebabkan puluhan ribu warga Palestina tewas dan krisis kemanusiaan parah.
Serangan Hamas dikecam oleh negara-negara Arab, yang menyerukan agar Hamas menyerahkan kekuasaan kepada Otoritas Palestina.
Komunitas internasional mendorong solusi dua negara dan pembentukan misi stabilisasi di Gaza.
(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Palestina Vs Israel
Reaksi Dunia atas Rencana Netanyahu agar Israel Duduki Jalur Gaza |
---|
Hamas Tolak Pendudukan Israel di Jalur Gaza: Ini Bukan Tanah Kosong |
---|
Kantor Netanyahu Dikepung Warga Israel, Massa Tolak Keras Rencana Caplok Total Gaza |
---|
Ribuan Warga Gaza yang Terluka akan Ditampung di Pulau Galang, Kemlu: Masih Proses Persiapan |
---|
Manut Usulan Netanyahu, Kabinet Israel Setujui Rencana Pendudukan Kota Gaza |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.