Konflik Rusia Vs Ukraina
KTT Trump–Putin di Alaska, Begini Reaksi Warga Ukraina dan Rusia
Di tengah perhatian dunia, warga Ukraina dan Rusia menunjukkan dua reaksi berbeda terkait KTT Trump-Putin di Alaska.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Alaska pada Jumat (15/8/2025) atau Sabtu (16/8/2025) waktu Indonesia, menjadi sorotan tajam di dua negara yang terlibat konflik, Ukraina dan Rusia.
Konflik Rusia–Ukraina berakar dari sejarah panjang keterkaitan kedua negara dan ketegangan pasca-Uni Soviet.
Pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014 dan dukungan terhadap separatis di Donbas memicu eskalasi.
Ketegangan geopolitik, terutama soal ekspansi NATO, memperdalam konflik hingga pecahnya perang terbuka pada 2022 hingga hari ini.
Bagi sebagian warga Rusia momen KTT Trump-Putin dipandang sebagai kemenangan diplomatik.
Di Moskow, suasana optimis makin terasa, apalagi setelah mantan Presiden Dmitry Medvedev mengatakan perundingan itu menunjukkan negosiasi strategis bisa berjalan tanpa syarat.
Pernyataan ini menjadi tanda bahwa Rusia merasa lebih bebas mengatur ulang tatanan global.
Sementara di Kyiv, pertemuan itu justru memicu kekhawatiran mendalam.
Analis politik Ukraina menilai bahwa Vladimir Putin berhasil memanfaatkan kelemahan retoris Trump untuk memperkuat narasi Kremlin.
Dalam konferensi pers bersama, Putin berulang kali mengutip pernyataan Trump, termasuk klaim bahwa perang Rusia–Ukraina bisa dihindari seandainya Trump memenangkan pemilu 2020.
Bagi Ukraina, retorika semacam ini bukan sekadar wacana politik, melainkan ancaman nyata terhadap legitimasi perjuangan mereka.
Menurut analis Ukraina Igar Tyshkevych, dampak pertemuan itu kemungkinan besar akan berujung pada eskalasi militer.
Ia memperingatkan bahwa Rusia berpotensi meningkatkan serangan udara dan mempercepat mobilisasi pasukan.
Baca juga: Makna Bahasa Tubuh Donald Trump Saat Menyapa Vladimir Putin
Dalam pandangannya, Ukraina harus segera merumuskan strategi pertahanan menyeluruh, termasuk mobilisasi penuh, untuk menjaga stabilitas garis depan dan mengantisipasi tekanan yang kian intensif.
Di tengah perhatian dunia, warga Ukraina dan Rusia menunjukkan dua reaksi berbeda: ada yang berharap pada pengaruh global, tapi ada juga yang takut pada dampak perang.
Tidak Ada Hasil Konkret
KTT Trump-Putin di pangkalan udara Elmendorf-Richardson, Anchorage, Alaska berlangsung kurang dari tiga jam.
Trump mengaku ada kemajuan, tetapi menyimpulkan, “Tidak ada kesepakatan sampai ada kesepakatan.”
Putin sendiri menekankan perlunya menangani “akar penyebab” konflik sebelum gencatan senjata dapat tercapai—istilah yang oleh Kyiv ditafsirkan sebagai upaya Kremlin untuk menolak kedaulatan penuh Ukraina.
Alaska adalah sebuah negara bagian di Amerika Serikat yang dikenal karena wilayahnya yang sangat luas, banyak pemandangan alam yang menakjubkan, dan iklim yang dingin.
Secara geografis, Alaska berbatasan langsung dengan Rusia melalui Selat Bering, menjadikannya tempat yang strategis dan simbolis.
Alaska berada di ujung barat laut benua Amerika Utara, terpisah dari negara bagian AS lainnya.
Alaska berbatasan dengan Kanada di timur dan Samudra Arktik, Pasifik, serta Laut Bering.
Negara bagian ini terkenal dengan pegunungan, gletser, dan hutan belantaranya yang luas.
Titik tertingginya, Denali, adalah puncak tertinggi di Amerika Utara.
Karena lokasinya, iklim Alaska sangat beragam, mulai dari iklim subarktik hingga arktik.
Sebagian besar wilayahnya mengalami musim dingin yang panjang dan ekstrem.
Kremlin menyebut, lokasi ini sebagai pilihan yang logis dan netral, mencerminkan niat kedua negara untuk berdialog secara terbuka.
Baca juga: Di Depan Trump, Putin Tak Janji Setop Perang Rusia-Ukraina, Hanya ‘Tertarik’
Anchorage adalah kota terbesar di negara bagian Alaska, Amerika Serikat, dan merupakan pusat ekonomi, transportasi, serta militer yang penting di wilayah utara Pasifik.
Secara administratif, kota ini dikenal sebagai Munisipalitas Anchorage, yang memiliki pemerintahan sendiri dan mencakup wilayah urban serta alam liar yang luas.
Anchorage punya julukan Kota Cahaya dan Bunga karena ribuan lampu putih kecil di musim dingin dan bunga-bunga spektakuler di musim panas.
Anchorage juga dikenal sebagai kota dengan akses langsung ke alam liar Alaska — dari gletser, pegunungan, hingga satwa liar seperti beruang dan rusa kutub.
Analisis Ukraina: Putin Manfaatkan Ego Trump
Al Jazeera melaporkan, analis politik di Kyiv menilai pertemuan tersebut menunjukkan bagaimana Putin memanfaatkan kelemahan Trump.
Seorang analis menyebut Putin "memberi si narsisis apa pun yang dibutuhkan untuk memanipulasinya", dengan pujian yang disamarkan sebagai diplomasi.
Selama konferensi pers, Putin kerap menegaskan kembali pernyataan Trump, termasuk klaim bahwa perang Rusia–Ukraina bisa dicegah seandainya Trump menang pemilu 2020. Putin menyebut, “Saya cukup yakin itu memang akan terjadi.”
Namun, menurut Letnan Jenderal Ihor Romanenko, mantan wakil kepala Staf Umum Ukraina, hasil pertemuan itu justru “melegitimasi” Putin.
Romanenko menilai Trump gagal menekan Rusia soal sanksi dan gencatan senjata.
Menurut analis Ukraina Igar Tyshkevych, hasil pertemuan itu berarti lebih banyak serangan udara dan mobilisasi militer oleh Rusia.
Tyshkevychmenilai Ukraina perlu bersiap dengan strategi mobilisasi penuh untuk mempertahankan garis depan.
Rusia Anggap Pertemuan Sebagai Kemenangan
The Guardian menulis, Moskow menyambut pertemuan tersebut dengan penuh kegembiraan.
Mantan Presiden Dmitry Medvedev menilai, perundingan menunjukkan negosiasi bisa berlangsung tanpa prasyarat.
Putin menuntut Ukraina menarik diri dari Donetsk dan Luhansk sebagai syarat mengakhiri perang.
Baca juga: 8 Fakta KTT Trump-Putin di Alaska: Sambutan Karpet Merah, Minim Terobosan Akhiri Perang di Ukraina
Sebagai imbalan, ia menawarkan pembekuan garis depan di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia yang kini diduduki Rusia.
Trump, yang sebelumnya mengancam konsekuensi berat jika Moskow menolak gencatan senjata, justru menyebut pertemuan itu “sangat produktif” dan mendorong perjanjian damai komprehensif alih-alih gencatan senjata sementara.
Trump mengatakan kini keputusan ada di tangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Komentar ini segera ditanggapi pejabat Rusia, yang menilai tanggung jawab penyelesaian perang kini diarahkan pada Kyiv dan Eropa.
Tatiana Stanovaya dari Carnegie Russia Eurasia Centre menyebut Trump “jelas terpesona oleh Putin” dan kemungkinan akan menekan Zelensky menerima syarat Moskow.
Euforia Media Rusia
Media pemerintah Rusia menyoroti sambutan hangat Trump terhadap Putin, termasuk karpet merah dan jabat tangan panjang di bandara Alaska.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova menyebut hal itu bukti Rusia tidak terisolasi, meski Putin masih dicari Mahkamah Pidana Internasional atas dugaan kejahatan perang.
(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.270, Trump Berharap Putin-Zelensky Segera Bertemu |
---|
'Kemenangan' Putin usai Bertemu Trump di Alaska, Kesepakatan Perdamaian di Ukraina Tak Tercapai |
---|
Pesawat Pembom B-2 AS Melintas di Atas Kepala Vladimir Putin Saat Tiba di Alaska Bertemu Trump |
---|
Ukraina Kian Galak Jelang Pertemuan Trump-Putin: Drone Hantam Kapal Rusia Bawa Spare Part UAV Iran |
---|
Angkatan Laut Ukraina Sebut Jet tempur Rusia Su-30SM Senilai Rp 808 Miliar Jatuh di Laut Hitam |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.